BAB V
CHYRSOPHYTA
1, 4. Melosira
5. Stephanodiscus
6, 7. Eunotia
8. Stephanodiscus
9, 10. Cyclotelia
11. Meridion
12, 14. Diatoma
15. Fragilaria
16. Stauroneis
17. Cocconeis
18. Frustulia
19,20. Nitzschia 21,22.Synedra
|
23. Gyrosignia
24,27. Navicula
28. Tabellaria
29, 30. Gomphonema
31, 32. Campylodiscus
33. Cymbella
34. Pinnularia
35. Epithemia
36. Tabellaria
37. Asterionella
38. Surirella
39,40. Achnanthes
41. Amphora
|
Achnanthes, 39, 40
Amphora, 41
Asterionella, 37
Campylodiscus,
31,32
Cocconcis, 17
Cyclotella, 9., 10
Cymbella, 33
Diatoma, 12-14
Epithemia, 35
Eunotia, 6, 7
Fragilaria, 15
Frustulia, 18
|
Gomphonema, 29,
Gyrosigma, 23
Melosita, 1-4
Melosira,
Meridion, 11
Navicula, 24-27
Nitzschia, 19, 20
Pinnularia, 34
Stauroneis, 16
Stephanodiscu;,
5,8
Surirella, 38
Synedra, 21, 22
Tabellaria, 28, 36
|
Gambar V - 1
Beberapa macam alga mikroskopis Chrysophyceae, yang tergolong dalam alga kersik (Diatomae) (Menurut:
James G. Needham dan Paul R. Needham, 1962)
Algae ini dikenal dengan nama alga keemasan,
karena memiliki pigmen kuning-keemasan (chrysos).
Algae ini tidak memiliki pirenoid dan khloroplasnya kecil-kecil. Beberapa
jenis memiliki dinding sel dari silikat (Diatomae)
dan pektin. Zat makanan cadangan utamanya adalah minyak/lemak dan sedikit
pati.
Berdasarkan bentuk dan susunan, serta
kandungan zatnya, Chrysophyta ada dua kelas: Bacillariophyceae dan Xanthophyceae.
A.
BACILLARIOPHYCEAE
(DIAT0MAE): (bacillus = batang kecil)
Diatomae dikenal dengan nama alga kersik, karena dinding selnya
mengandung silikat. Alga ini bersel satu dengan memiliki dinding sel dua bagian, yaitu:
a.
Dinding sel bagian dasar disebut: hipoteka (hypotheca: hype = bawah,
theca = cawan, mangkok).
b.
Dinding sel bagian atas atau penutup disebut: epiteka (epitheca: epi = atas, theca = cawan).
Lihat gambar
Gambar V-2
Diatomae dan susunan tubuhnya
A. Dilihat dari atas, jelas arah alumya. B. Dilihat dari samping, agak
jelas bagian epiteka dan hipotekanya. C. Penampang melintang secara diagram.
Permukaan atas dari bagian lawan alga Diatomae memiliki alur tekstur yang
teratur; tampak sebagai garis-garis. Berdasarkan corak alumya, maka alga ini
dibedakan ada 2 bangsa/ordo yaitu:
|
Contoh: Pinnularia (Gb.A) dan Naviculla
(Gb. B)
2. Bangsa: Centrales, alga kersih yang memiliki corak alur ke arah memusat (=
central) pada bagian permukaan
cawannya.
Contoh: Melosira (Gb. C) dan Cyclotella (Gb. D).
Gambar V -
3
Adanya kejelasan corak alur
tersebut, hanya bisa terlihat jelas bila dalam posisi tubuhnya dilihat dari
atas atau bawah. Untuk membayangkan posisi ini, misal pada bangsa Centrales bayangkan seperti melihat petridisc (cawun petri)!
Pembiakan,
dari Baciltariophyceac (bacillus =
batang, phykos = alga) atau Diatomae
ini dengan membelah diri; dari satu sel menjadi dua sel. Tetapi dapat juga
Diatomae berbiak dengan konyugasi untuk membentuk auxospora.
Gambar V - 4
Pembiakan aseksual Diatomae
dengan cara membelah diri (A-E). Hasilnya sel anak D lebih besar daripada sel
anak E.
Pada proses pembelahan diri tersebut, dinding
cawan baru selalu berupa hipoteha, sehingga
setiap terjadi pembelahan diri dihasilkan satu sel anak yang lebih kecil dari
sel induknya dan satu sel anak yang sama besar dengan sel induknya. Perhatikan
bagan pembelahan sel Diatomae di
bawah ini:
Diagram keturunan pembPlanan sel Diatomae. Sel anak turunan hipoteka (A,
B, C, D) berukuran lebih kecil dari sel induknya (P). (Menurut: Vasliishta,
1973).
Tanah diatomae banyak digunakan
sebagai bahan pasta gigi, dan abat gosok lainnya.
B.
XANTHOPHYCEAE
(xanthus =
kuning. ,nicynus = alga)
Alga ini memiliki pigmen
kuning dengan thallus berupa buluh tak bersekat, tetapi bercabang-cabang. Alga
keecnasan ini sudah memiliki anteridium dan
oogonium. Lihat Gambar V-6! Juga alg~
ini berinti banyak, sehingga lebih tepat disebut alga aselluler dari pada alga uniselluler!
Letak antara aateridium dan oogonium pada
setiap jenisny~ adalah berbeda-beda. Misal: Vaucheria
sessilis (; anteridium dac oogonium duduk berdampingan pada thallusnya), Vaucheria geminata (; anteridium diapit
dua oogonium yang ada pada saft tangkai). Vaucheria
hamatum (; keduanya ada satu tangkai)
Gambar V - 6
Vaucheria sessilis
A.
Susunan
tubuh: 1. rizoid; 2, oogonium; 3. anteridium, 4. kloropias; 5. nukleus.
B.
Spora
yang tak mengembara (aplanospora) dengan yang sedang tumbuh.
C.
Akinet dengan yang sedang tumbuh.
Pembiaxan
secara generatif dengan pembentukan zigospora,
dan pembiakan secara vegetatif dengan pembentukan akinet Jan zoozpora dan aplanospora.
BAB VI
PHAEOPHYTA
A.
CIRI-CIRI
UMUM
Phaeophyceae (phaeo
= perang, coklat; phykos = alga)
adalah golongan alga yang memiliki pigmen coklat, dan mengandung zat makanan
cadangan berupa minyak laminarin dan
asam alginat. Kebanyakan anggotanya hidup di laut dan makroskopis. Ttbuhnya
banyax menyerupai tumbuhan tinggi, dan beberapa jenis memiliki gelembung udara sebagai alat pengapungnya.
TURBINARIA SARGASSUM PADINA
Gambar VI - 1
Baberapa macam Phaeophyceae
1.
Turbinario, memiliki filoid serupa
turbin.
2.
Sargassum, filoidnya serupa daun
tumbuhan tinggi, bergerigi pinggirnya.
3.
Padina, fiioidnya serupa
jamur/telinga.
Pembiakan generatif alga coklat
ini hampir serupa dengan tumbuhan tinggi. Pada ujung atau ketiak cabang
dibentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiakan. Di dalam
reseptakel terdapat konseptakel berisi gamet, berupa sel telur atau
spermatozoid. Bila dalam satu konseptakel terdapat sel telur dan spermatozoid,
maka disebut homothallus. Semua Phaeophyceae,
kecuali Fucaies bentuk pergiliran
turunannya:
Gametofi (n)
Sporofit (2n)
Bentuk tubuh gametofit dan sporofitnya dapat
serupa (isomorf) dan dapat berbeda (heteromorf).
B.
KLASIFIKASI
Berdasarkan
sifat pergiliran turunannya tersebut, Phaeophyceae
terbagi atas 3 anak kelas, yaitu:
1.
Isugeneratae: alga coklat yang bentuk pergiliran turunan
gametofit dan sporofitnya adalah sama (iso = sama, generatio = turunan). Contoh: Ectocarpus.
2.
Heterogeneratae :
alga coklat yang bentuk pergiliran
|
Contoh: Laminaria (lamina
= lembar).
3.
C'yclosporae : alga coklat yang bentuk vegetatifnya yang
dominan adalah fase sporofitnya (generasi diploid), dan tidak memiliki bentuk
vegetatif yang haploid (1n).
Generasi haploidnya hanya dalam
bentuk sel-sel gamet (sel kelamin) yang dihasilkan di dalam konseptakelnya.
Contoh: Fucales (meliputi Fucus,
Sargassum, dan Turbinaria).
Lihat Gambar VI - 2 berikut.
Gambar VI - 2
Fucus dengan reseptakel yang
mengandung konseptakel. A. Bentuk thallus; B. Reseptakel dengan
konseptakelnya; C. Konseptakel berisi anteridium dan oogonium.
Beberapa
genus yang penting dari bangsa Fucales, yaitu:
a.
Fucus
Thallus pipih, percabangan
dikhotom menyerupai lumut hati dengan kandung udara di bagian pertulangannya,
berwarna coklat perang. Thallusnya memiliki bagian sayap (ala). Alat pembiakan
dibentuk di bagian ujung percabangan Thallus. (Perhatikan kembali GambarVI-2 di
halaman 43 dan 44).
b.
Sargassum
Thallusnya menyerupai tumbuhan
kormus, ada yang menyerupai bagian batang, serupa daun (phylloid), dan memiliki
rhizoid untuk melekatkan diri pada substrat. Warnanya coklat. Alat
pembiakannya dibentuk di bagian ketiak cabang/daun, dan juga kantung udara di
ketiaknya. Pada reseptakel
terdapat konseptakel yang berisi antheridia dan oogonia.
Perhatikan kembali Gambar VI-1 di halaman
42 !
c.
Turbinaria (turbin = alat pemutar generator)
Keistimewaannya adalah
phylloidnya serupa turbin (alat pemutar generator) atau serupa corong. Beberapa
jenis masih memperlihatkan adanya kantung udara di bagian phylloidnya. Alat
pembiakan (reseptakel) dibentuk di bagian ketiak cabangnya. (Lihat kembali
Gambar Vi-1 di halaman 42!).
0 komentar:
Posting Komentar