BAB 1
METODE ILMIAH
A.
PENGERTIAN
Metode
ilmiah adalah cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuan untuk memecahkan
masalah agar mendapatkan suatu kebenaran.Ada beberapa tahap dalam melakukan
metode ilmiah yaitu:
a. Observasi
b. Menentukan
masalah yang akan dibahas
c. Menentukan
hipotesis (jawaban sementara)
d. Mengumpulkan
data
e. Analisis
data untuk membuktikan hipotesis
f. Kesimpulan
B.
SIKAP
ILMIAH
Seorang
peneliti akan menghasilkan temuan berderajat keilmiahan tinggi apabila ia
mengembangkan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut meliputi:
a. Jujur,semua
yang dikemukakan harus berdasarkan fakta yang diperoleh.
b. Terbuka,mau
menerima kritik dan saran dari orang lain.
c. Menghargai
pendapat orang lain.
d. Optimis,tidak
mudah putus asa dalam melakukan penelitian.
e. Kreatif.
f. Tidak
mudah percaya (skeptis)
C.
KEGUNAAN
METODE ILMIAH
Beberapa kegunaan metode ilmiah
dalam kehidupan manusia, antara lain adalah:
a. Membantu
dalam memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan.
b. Menguji
kembali hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif.
1.
OBSERVASI
Pengamatan
terhadap objek biologi dapat dilakukan dengan menggunakan panca indra tanpa
mengacu pada satuan pengukuran disebut pengamatan kualitatif. Sedangkan
pengamatan yang menggunakan alat bantu ukur disebut pengamatan kuantitatif.
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi, segala sesuatu yang
berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu
pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli.
2. MENENTUKAN MASALAH
Dalam
menentukan masalah harus dinyatakan secara jelas agar tidak menimbulkan
penafsiran ganda. Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus
diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan
dengan jawaban berupa suatu pertanyaan, bukan jawaban ya atau tidak. Masalah
atau pertanyaan dapat diajukan setelah hasil pengamatan diperoleh. Dalam
mengajukan masalah ada rumusnya “ABDIKASIM”.
3.
MENENTUKAN
HIPOTESIS
Hipotesis
adalah jawaban sementara terhdap masalah
yang masih membutuhkan pengujian. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan
sebelum penelitian, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji. Yang perlu
di ingat,jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan
berarti penelitian yang dilakukan salah.
4.
MENGUMPULKAN
DATA
Mengumpulkan
data untuk mempermudah kita dalam melaksanakan penelitian. Gunakan semua
referensi misalnya buku, koran, jurnal, internet.
5. ANALISIS DATA
Analisis
data adalah cara mengolah data hasil penelitian untuk membuktikan kebenaran
hipotesis. Analisis data yang dapat dilakukan adalah untuk membandingkan hasil
penelitian.
6.
KESIMPULAN
Kesimpulan
harus mengacu pada penelitian yang dilakukan, kesimpulan juga dapat berupa
alasan-alasan yang bertentangan dengan hasil hipitesis.
D.
MENYUSUN KERANGKA PENELITIAN
Kerangka
penelitian berisi pokok-pokok yang mendasari penelitian yang terdiri dari:
a. Judul
penelitian
Yang
berfungsi sebagai identitas penelitian yang dicantumkan dalam berbagai dokumen.
Judul penelitian harus jelas,ringkas dan spesifik mengenai masalah yang
diteliti.
b. Latar
belakang
Latar
belakang suatu penelitian menunjukan konteks masalah yang akan diteliti serta
kepentingan penelitian tersebut.
c. Rumusan
masalah
Rumusan
masalah harus dijawab dengan pengamatan dan harus mempertanyakan hubungan
antara dua variable atau lebih serta tidak menimbulkan penafsiran ganda umumnya
dalam bentuk pertanyaan.
d. Tujuan
Penelitian
bertujuan untuk mendeskripsikan suatu gejala atau objek serta menguji
hipotesis.
e. Manfaat
penelitian
Manfaat
penelitian dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek praktis ( manfaat bagi
penerapan masyarakat) dan aspek teoritis (sumbangan bagi pengembangan ilmu).
E.
PROPOSAL
PENELITIAN
Proposal
penelitian merupakan pengembangan kerangka penelitian yang telah mendapat
tambahan informasi dari berbagai sumber saran dari para ahli. Proposal
penelitian memuat identifikasi variable,tinjauan pustaka, hipotesis, dan metode
penelitian. Uraiannya adalah sebagai berikut.
a. Identifikasi
variable
Ada
tiga jenis variable dalam dalam penelitian ilmiah, yaitu variable bebas
merupakan variable yang dapat diubah secara bebas. Variable terikat adalah variable yang di
teliti, dan variable control variable yang selama eksperimen di pertahankan
tetap.
b. Tinjauan
pustaka
Tinjauan
pustaka memuat teori dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
masalah yang ditelitidalam tinjauan pustaka.Uraiannya diharapkan dapat
memjelaskan masalah yang diteliti serta hubungan antara variable yang terkait.
c. Hipotesis
(jawaban sementara)
Hipotesis
disusun berdasarkan teori yang diuraikan pada tinjauan pustaka dan akan
dibuktikan kebenarannya setelah memperoleh data dari hasil penelitian.
d. Metode
penelitian
Metode
penelitian menguraikan bagaimana cara melakukan penelitian tersebut. Metode
penelitian dimulai dari menentukan populasi dan sampel, variable dan
operasional variable, rancangan penelitian, prosedur pelaksanaan penelitian,
prosedur pengumpulan data, serta analisis data.
F.
LAPORAN PENELITIAN
Laporan
penelitian sangat penting karna selain sebagai dokumemtasi juga berfungsi sebagai
alat komunikasi hasil penelitian dengan pihak lain. Berikut adalah sistematika
laporan penelitian.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
Penelitian
D. Manfaat
Penelitian
BAB 2 TINJAUAN
PUSTAKA
A. Kajian
Teori
B. Kajian
dan Hasil Penelitian
C. Rumusan
Hipotesis
BAB 3 METODE
PENELITIAN
A. Variabel
dan Operasional Variabel
B. Rancangan
Penelitian
C. Sasaran
Penelitian ( Populasi dan Sampel)
D. Instrumen
( Alat dan Bahan)
E. Prosedur
Pelaksanaan Penelitian
F. Analisis
Data
G. Jadwal
Penelitian
BAB 4 DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Data
B. Interpretasi
Data
C. Uji
Hipotesis
D. Pembahasan
BAB 5 KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 2
STRUKTUR
KEHIDUPAN TINGKAT SEL, INDIVIDU, POPULASI, KOMUNITAS DAN EKOSISTEM
Ekologi adalah cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup dan lingkungannya.
Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan
binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur,
amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak
bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain
ataupun benda mati di sekelilinganya.
Tumbuhan agar bisa hidup juga tergantung pada binatang untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya. Kotoran binatang, bangkai binatang maupun tumbuhan,
menyediakan berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman.
Meskipun ekologi adalah cabang
dari biologi, namun seorang ahli ekologi harus menguasai ilmu lain seperti kimia,
fisika, dan ilmu komputer. Ekologi juga berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu
tertentu seperti geologi, meteorologi, dan oseanografi, guna mempelajari
lingkungan dan hubungannya antara tanah, air, dan udara. Hal ini juga bisa
membantu untuk memperkirakan atau meramalkan dampak dari masalah lingkungan
seperti hujan asam atau efek rumah kaca.
Ahli ekologi mempelajari
organisasi alam dalam lima tingkatan:
1. Sel
1. Sel
2. Individu
3. Populasi
4. Komunitas
5. Ekosistem
A. SEL
Sel berasal dari kata latin cella yang berarti ruangan kecil. Sel
disebut sebagai unit terkecil dari makhluk hidup. Sel dapat melakukan proses
kehidupan, seperti melakukan respirasi. Secara struktual, tubuh makhluk hidup
tersusun atas sel-sel sehingga sel di sebut satuan struktual makhluk hidup.
Secara fungsional, tubuh makhluk hidup dapat menyelenggarakan kehidupan jika
sel-sel penyusunnya berfungsi. Semua sel makhuk hidup mampu berkembang biak
untuk memperbanyak diri. Perkembangbiakan itu dilakukan melalui pembelahan sel.
Sel mengandung materi genetik,
yaitu materi penentu sifat-sifat makhluk hidup. Dengan adanya materi genetik,
sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada keturunannya.
1.
Struktur sel
Pada dasarnya, struktur sel
dibedakan menjadi dua yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
a.
Struktur Sel Prokariotik
Semua sel prokariotik mempunyai
membrane plasma, nukleoid(berupa DNA,RNA), dan sitoplasma yang mengandung
ribosom. Sel prokariotik tidak mempunyai membrane inti oleh karena itu, bahan
inti yang berada di dalam sel mengadakan kontak langsung dengan protoplasma.
Cirri lain dari sel prokariotik adalah tidak mempunyai system endomembran
seperti RE dan kompleks golgi. Selain itu,sel prokariotik juga tidak memiliki
mitikondria dan kloroplas, namun mempunyai struktur yang berfungsi sama yaitu
mesosom dan kromatofor. Struktur sel bakteri meliputi dinding sel, membrane
plasma, sitoplasma, mesosom, ribosom, DNA, RNA, flagella, serta pilli.
a.
Dinding sel
Dinding sel
bakteri tersususn atas peptidoglikan, polisakarida, lemak, dan protein. Dinding
sel berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk yang tetap. Pada dinding sel
terdapat poro-pori sebagai jalan keluar masuknya molekul-molekul.
b.
Membran plasma
Membran plasma
tersusun atas molekul lemak dan protein. Fungsinya sebagai pelindung molekuler sel
terhadap lingkungan di sekitarnya, dengan jaln mengatur lalu lintas molekul dan
ion-ion dari dan kedalam sel.
c.
Mesosom
Mesosom
berfungsi dalam pembelahan sel dan sebagai penghasil energi. Pada membrane
mesosom terdapat enzim-enzim pernapasan yang berperan dalam reaksi-reaksi
oksidasi untuk menghasilkan energi.
d.
Sitoplasma
Sitoplasma
tersusun atas air, protein, lemak, mineral, dan enzim-enzim. Enzim-enzim
digunakan untuk mencerna makanan dan untuk melakukan proses metabolisme sel.
e.
Ribosom
Ribosom
merupakan organel tak bermembran. Ribosom merupakan tempat berlangsungnya
sintesis protein.
f.
DNA (deoxyribonucleid acid)
DNA berfungsi
sebagai pembawa informasi genetic, yakni sifat-sifat yang harus diwariskan
kepada keturunannya
g.
RNA (ribonucleid acid)
RNA membawa kode-kode
genetik sesuai dengan pesanan DNA. Selanjutnya, kode-kode genetik itu akan
diterjemahkan dalam bentuk urutan asam amino dalam proses sintesis protein.
h.
Flagella dan Pili
Beberapa
bakteri mempunyai flagella yang berfungsi untuk pergerakan. Beberapa bakteri
memiliki pili di permukaan tubuhnya. Pili berfungsi untuk menempel saat
melakukan reproduksi.
Meskipun sel bakteri ukurannya
sangat kecil, di dalamnya terdapat bagian-bagian sel yang rumit dan memilki
fungsi masing-masing. Bagian-bagian sel itu tidak dapat berdiri sendiri dalam
menjalankan fungsi sebuah sel, melainkan harus bersama-sama denga bagian sel
yang lain membentuk satu kesatuan. Denga kata lain, sel hanya dapat
melaksanakan kehidupannya jika di dalamnya terkandung bagian-bagian sel yang sempurna.
b.
Struktur Sel Eukariotik
Perbedaan pokok antara sel
prokariotik dan eukariotik adalah sel eukariotik memilki membrane inti, sistem
endomembran yakni memilki organel-organel bermembrab seperti RE, kompleks
golgi, mitokondria, lisosom serta kloroplas pada tumbuhan.
Sel eukariotik meliputi membran
plasma, sitoplasma, nucleus, sentriol, RE, ribosom, kompleks Golgi,
mitokondria, lisosom, badan mikro, dan mikrotubulus.
a.
Membran plasma
Membran plasma
sangat penting untuk menjaga kehidupan sel. Fungsi membran plasma adalah
sebagai berikut:
1)
Melindungi isi sel
2)
Mengatur keluar masuknya
molekul-molekul
3)
Menerima rangsangan dari luar
sel (sebagai reseptor)
b.
Sitoplasma
Sitoplasma
berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting bagi
metabolisme sel.
c.
Nukleus
Nukleus
memiliki arti penting bagi sel. Fungsi nucleus antara lain sebagai berikut.
1)
Mengendalikan seluruh kegiatan
sel.
2)
Mengeluarkan RNA dan unit
ribosom dari inti ke sitoplasma
3)
Mengatur pembelahan sel
4)
Membawa informasi genetik.
d.
Sentriol
Sentriol
merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan. Pada
saat pembelahan mitosis, sentriol terbagi menjadi dua, masig-masing menuju ke
kutub sel yang berbeda. Kemudian terbentuklah benang-benang spindel yang
menghubungkan kedua kutub tersebut. Benag spindel berfungsi menarik kromosom
menuju ke kutub masing-masing.
e.
RE (reticulum endoplasama)
RE memilik
fungsi sebagai penampung sintesis protein untuk disalurkan ke kompleks Golgi
dan akhirnya dikeluarkan dari sel, mensintesis lemak dan kolesterol,
detoksifikasi, dan sebagai jalan transfor dalam memindahkan molekul-olekul dari
bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain.
f.
Ribosom
Ribosom
tersusun atas RNA-ribosom dan protein. Menurut bentuknya, ribosom terdiri dari
unit besar dan unit kecil, jika keduanya bergabung akan membentuk ribosom
seperti angka delapan. Fungsi kedua ribosom itu sama, yaitu untuk mensintesis
protein.
g.
Kompleks Golgi
Organel ini
terletak di antara RE dan membran plasma. Kompleks Golgi merupakan organel
polimorfik, tersusun atas membran berbentuk kantong pipih di sebut sisterna,
berupa pembuluh, gelembung kecil, atau berbentuk seperti mangkuk.
Fungsi kompleks
Golgi yaitu:
1.
Menambahkan glioksilat pada
protein sehingga terbentuk glikoprotein
2.
Sebagai organel sekretori
3.
Membentuk glikopilida
4.
Membentuk dinding sel tumbuhan
5.
Membentuk lisosom.
h.
Lisosom
Lisosom (lyso = pencernaan, soma = tubuh) merupakan membran berbentuk kantong kecil yang berisi
enzim hidrilitik yang disebut lisozim.
Enzim ini berfungsi dalam pencernaan intra sel, yaitu mencerna zat-zat yang
masuk ke dalam sel.
i.
Badan Mikro
Disebut badan
mikro karena ukurannya kecil. Badan mikro terdiri atas periksisom dan glioksisom. Periksisom
terdapar pada sel hewan dan tumbuhan. Sel yang banyak mengandung periksisom
adalah sel yang banyak melakukan oksidasi. Periksisom mengandung enzim katalase yang berfungsi
menguraikan hidrigen peroksida (H2O2) menjadi oksigen dan
air. Sedangkan glioksisom hanya terdapat pada sel tunbuhan, terutama pada
jaringan yang mengandung lemak. Glioksisom menghasilkan enzim katalase dan enzim
oksidase keduanya berperan dalam proses metabolisme lemak yang menghasilkan
energi yang diperlukan untuk perkecambahan biji.
j.
Mitokondria
Mitokondria
merupakan penghasil energi (ATP) karena berfungsi untuk respirasi. Secara umum
dapat dikatakan bahwa miokondria berbentuk butiran atau benang. Mitokondria
mempunyai sifat plastis yaitu bentuknya mudah berubah. Reaksi respirasi yang
berlangsung di dalam mitokondria adalah reaksi dekarboksilasi oksidasi, daur
Krebs, dan transfer elektron.
k.
Mikrotubulus
Mikrotobulus
merupakan organel berbentuk tabung atau pipa. Tabung-tabung kecil itu tersusun
atas protein yang dikenal sebagai tubulin.
Mikrotubulus juga merupakan penyusun dari sentriol, flagella, dan silia.
Mikrotubulus berperan dalam pergerakan sel.
B. INDIVIDU
Individu adalah sebutan untuk
makhluk hidup yang tunggal. Jika dalam suatu ekosistem terdapat 100 ekor semut
maka dalam ekosistem tersebut memiliki 100 individu.
C. POPULASI
Populasi adalah sekelompok mahkluk
hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam
kurun waktu yang sama pula. Misalnya semua rusa di hutan membentuk suatu
populasi, begitu juga dengan pohon-pohon cemara. Ahli ekologi memastikan dan
menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara
masing-masing spesies dan kondisi-kondisi lingkungan.
a.
Faktor yang menentukan populasi
Jumlah dari suatu populasi
tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar. Pertama adalah jumlah yang sesuai
bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal. Kedua adalah gabungan
berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang membatasi pertumbuhan.
Faktor-faktor yang membatasi diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang
rendah, pemangsa, persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies
lainnya, iklim dan penyakit.
Jumlah terbesar dari populasi
tertentu yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu disebut dengan kapasitas
beban lingkungan untuk spesies tersebut. Populasi yang normal biasanya lebih
kecil dari kapasitas beban lingkungan bagi mereka disebabkan oleh efek cuaca
yang buruk, musim mengasuh bayi yang kurang bagus, perburuan oleh predator, dan
faktor-faktor lainnya.
b.
Faktor-faktor yang merubah populasi
Tingkat populasi dari spesies bisa
banyak berubah sepanjang waktu. Kadangkala perubahan ini disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah hujan bisa menyebabkan
beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya terjadi penurunan. Atau
munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat menurunkan populasi suatu
spesies tanaman atau hewan. Sebagai contoh peralatan berat dan mobil
menghasilkan gas asam yang dilepas ke dalam atmosfer, yang bercampur dengan
awan Dan turun ke bumi sebagai hujan asam. Di beberapa wilayah yang menerima
hujan asam dalam jumlah besar populasi ikan menurun secara tajam.
c.
Ciri-Ciri Populasi
1.
Kepadatan Populasi
D= N/S
Keterangan:
D = densus/densitas
N =
numerus/jumlah
S =
spatum/ruang(luas,volume)
2.
Perubahan Kepadatan
Populasi suatu
makhluk hidup dapat mengalami perubahan yang ditandai dengan turun atau naiknya
kepadatan populasi. Pertambahan populasi yang berupa kelahiran disebut
natalitas dan kedatangan ( imigrasi ). Pengurangan populasi yang berupa
kematian disebut mortalitas dan perpindahan ( emigrasi ). Populasi bertambah
jika jumlah individu yang dating dan yang lahir lebih besar daripada yang pergi
dan yang mati. Sebaliknya populasi akan berkurang jika jumlah individu yang
dating dan lahir lebih kecil daripada yang pergi dan mati. Selisih kepadatan
antara waktu akhir dengan waktu awal ( bisa posistif atau negative ) di bagi
dengan waktu terjadinya perubahan tersebut.
R= D/T
Keterangan :
R = selisih kepadatan
D = densitas
T = waktu
Faktor perubahan/ penentu
kepadatan:
1.
Kelahiran = natalitas
2.
Kematian = mortalitas
3.
Imigrasi
4.
Emigrasi
3.
Vitalitas
Rasio antara anggota muda dengan
anggota seluruhnya. Menunjukkan tingkat harapan hidup atau tumbuh lebih tinggi.
D. KOMUNITAS
Komunitas adalah kumpulan populasi
tumbuhan dan tanaman yang hidup secara bersama di dalam suatu lingkungan.
Serigala, rusa, berang-berang, pohon cemara dan pohon birch adalah beberapa
populasi yang membentuk komunitas hutan. Sebuah komunitas tumbuh-tumbuhan dan
binatang yang mencakup wilayah yang sangat luas disebut biome. Batas-batas
biome yang berbeda pada umumnya ditentukan oleh iklim. Biome yang utama
termasuk diantaranya padang pasir, hutan, tundra, dan beberapa tipe biome air.
Peran suatu spesies di dalam
komunitasnya disebut peran ekologi (niche). Sebuah peran ekologi terdiri dari
cara-cara sebuah spesies berinteraksi di dalam lingkungannya, termasuk
diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa yang dimakan atau apa yang
digunakan untuk energi, predator yang memangsa, jumlah panas, cahaya atau
kelembaban udara yang dibutuhkan, dan kondisi dimana dapat direproduksi.
Perubahan komunitas yang terjadi
disebut suksesi ekologi. Proses yang terjadi berupa urutan-urutan yang lambat,
pada umumnya perubahannya dapat diramalkan yakni dalam hal jumlah dan jenis
mahkluk organisme yang ada di suatu tempat . Perbedaan intensitas sinar
matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat merubah
jenis-jenis organisme yang hidup di suatu wilayah.
Perubahan-perubahan ini dapat juga
merubah populasi yang membentuk komunitas. Selanjutnya karena jumlah dan jenis
spesies berubah, maka karakteristik fisik dan kimia dari wilayah mengalami
perubahan lebih lanjut. Wilayah tersebut bisa mencapai kondisi yang relatip
stabil atau disebut komunitas klimaks, yang bisa berakhir hingga ratusan bahkan
ribuan tahun.
Suksesi adalah berkembangnya
komunitas setelah mengalami kerusakan menuju pada komunitas yang lebih baik.
Suksesi di kelompokkan menjadi dua yakni primer dan sekunder.
1.
Suksesi Primer
Suksesi primer
adalah apabila di dalam komunitas mengalami kerusakan total.Di dalam suksesi
primer organisme mulai menempati wilayah baru yang belum ada kehidupan seperti
sebuah pulau baru yang terbentuk karena letusan gunung berapi. Sebagai contoh
anak krakatau yang terbentuk sejak 1928 kini telah dihuni oleh puluhan spesies.
2.
Suksesi Sekunder
Suksesi
sekunder terjadi setelah komunitas yang ada menderita gangguan yang besar
sebagai contoh sebuah komunitas klimaks (stabil) hancur karena terjadinya
kebakaran hutan. Dapat dikatakan bahwa suksesi sekunder adalah apabila
komunitas mengalami kerusakan tapi tidak total dan dapat tumbuh kembali.
Komunitas padang rumput dan bunga liar akan tumbuh pertama kali. Selanjutnya
diikuti oleh tumbuhan semak-semak. Terakhir pohon-pohonan baru muncul kembali
dan wilayah tersebut akan kembali menjadi hutan hingga gangguan muncul kembali.
Dengan demikian kekuatan-kekuatan alam yang terakhir menyebabkan terjadinya komunitas
klimaks (stabil). Sebagai tambahan para ahli ekologi memandang kebakaran dan
gangguan alam besar lainnya sebagai hal yang dapat diterima dan tetap
diharapkan.
E. EKOSISTEM
Sebuah ekosistem adalah level
paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem terbentuk dari sebuah
komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah, air, udara, nutrien
dan energi. Ahli ekologi sistem adalah mereka yang mencoba menghubungkan
bersama beberapa perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam suatu
lingkungan. Penelitian mereka seringkali terfokus pada aliran energi dan
perputaran material-material yang ada di dalam sebuah ekosistem.
1.
Komponen-Komponen Ekosistem
Komponen ekosistem dapat di
kelompokkan manjadi dua, yaitu komponen biotic dan komponen abiotik.
a.
Komponen Biotik
Komponen biotic
meliputi semua makhluk hidup penghuni ekosistem tersebut. Berdasarkan
peranannya didalam ekosistem,komponen biotic dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu sebagai berikut:
1.
Produsen, yaitu organisme yang
mampu menghasilkan makanannya sendiri. Misalnya tumbuhan yang mampu
berfotosintesis.
2.
Konsumen, yaitu organisme yang
memperoleh makanan dengan memanfaatkan organisme lainnya sebagai sumber
makanan. Misalnya hewan herbivota, karnivora dan omnivore.
3.
Pengurai, yaitu organisme yang
memiliki kemampuan menguraikan sisa organisme lain menjadi unsur hara.
Contohnya jamur saprofit, cacing tanah, rayap, dan organisme pembusuk yang
memiliki kemampuan menguraikan sampah dan bangkai menjadi tanah yang mengandung
unsure hara.
b.
Komponen Abiotik
Komponen
abiotik terdiri dari benda mati yang merupakan media tempat terbentuknya
ekosistem. Komponen abiotik meliputi tanah, suhu, air, matahari, udara, dan
kelembapan.
2.
Saling Ketergantungan antara Komponen Biotik dan Komponen Abiotik
Tumbuhan dan komponen biotic
lainnya memerlukan komponen abiotik seperti tanah, air, dan udara demi
kelangsungan hidupnya. Misalnya tanah memperoleh kesuburan karena adanya
kandungan humus yang berasal dari sisa organisme yang mengalami proses
pembusukan dan terurai menjadi unsur hara. Proses penguraian sampah dan bangkai
ini dilalukan oleh mikroorganisme pengurai yang tergolong komponen biotik.
Interaksi antara organisme dan
lingkungan abiotik sangat mudah tampak, di mana organisme menggantungkan
hidupnya pada lingkungan abiotiknya. Salah satu bentuk interaksi komponen
biotik yang kelangsungan hidupnya tergantung dari komponen abiotik adalah
terjadinya proses pembentukan energi makanan oleh tumbuhan hijau yang
tergantung pada keberadaan sinar matahari sebagai komponen abiotik dalam proses
fotosintesis. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan hijau tidak mampu
melangsungkan proses fotosintesis, akibatnya tidak terbentuk zat makanan.
Padahal semua kehidupan yang berada di bumi baik langsung maupu tidak langsung mengandalkan
zat makanan yang bersumber pada tumbuhan hijau.
3.
Saling Ketergantungan antara Produsen, Konsumen, dan Pengurai
Makhluk hidup di bumi tidak dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan makhluk hidup lain. Jadi, semua
makhluk hidup apapun peranannya baik produsen, konsumen, dan pengurai akan
saling bergantung. Misalnya matahari menyediakan energi yang hampir dibutuhkan
semua produsen untuk membuat makanan. Produsen terdiri dari tanaman-tanaman
hijau seperti rumput dan pohon yang membuat makanan melalui proses
fotosintesis. Tanaman juga membutuhkan bahan-bahan abiotik seperti air dan
pospor untuk tumbuh. Yang termasuk konsumen pertama diantaranya tikus, kelinci,
belalang dan binatang pemakan tumbuhan lainnya. Ular, macan dan konsumen kedua
lainnya atau yang biasa disebut dengan predator adalah pemakan binatang.
Pengurai seperti jamur dan bakteri, menghancurkan tanaman dan binatang yang
telah mati menjadi nutrien-nutrien sederhana. Nutrien-nutrien tersebut kembali
ke dalam tanah dan digunakan kembali oleh tanaman-tanaman.
a.
Rantai Makanan
Tingkatan-tingkatan energi yang
berkesinambungan yang berlangsung dalam bentuk makanan ini disebut rantai
makanan. Di dalam sebuah rantai makanan yang sederhana rumput adalah produsen,
konsumen pertama seperti kelinci memakan rumput. Kelinci selanjutnya dimakan
oleh konsumen kedua misalnya ular atau macan. Bakteri pengurai menghancurkan
sisa-sisa rumput yang mati, kelinci, ular, dan macan yang tidak termakan, sama
halnya seperti menghancurkan kotoran binatang. Rantai makanan terdapat di dalam
berbagai ekosistem. Selama rantai makanan tersebut ada dalam keseimbangan alam
di dalam ekosistem tersebut tetap terjaga. Namun, jika salah satu dari unsure
dalam rantai makanan tersebut hilang atau mati maka akan berakibat punahnya
seluruh organisme.
b.
Jaring-Jaring Makanan
Sebagian besar ekosistem memiliki
suatu variasi produsen, konsumen dan pengurai yang membentuk sebuah rantai
makanan yang saling tumpang tindih yang dinamakan jarring-jaring makanan. Di
dalam ekosistem terdapat beberapa rantai makanan yang membentuk jaring makanan
Produsen tidak hanya dimakan oleh satu jenis konsumen dan konsumen tidak hanya
tergantung dari satu macam produsen.
c.
Aliran energi
Energi yang berpindah melalui
sebuah ekosistem berada dalam sebuah urutan transformasi. Pertama produsen
merubah sinar matahari menjadi energi kimia yang disimpan di dalam protoplasma
(sel-sel tumbuhan) di dalam tanaman. Selanjutnya konsumen pertama memakan
tanaman, merubah energi menjadi bentuk energi kimia yang berbeda yang disimpan
di dalam sel-sel tubuh. Energi ini berubah kembali ketika konsumen kedua makan
konsumen pertama.
Sebagian besar organisme memiliki
efisiensi ekologi yang rendah. Ini berarti mereka hanya dapat merubah sedikit
bagian dari energi yang tersedia bagi mereka untuk disimpan menjadi energi
kimia. Perlu diketahui bahwa energi yang dimiliki produsen tidak semuanya
dipindahkan ke konsumen.
d.
Piramida Makanan
Di dalam ekosistem terjadi
peristiwa perpindahan energi dari organisme yang satu ke organisme yang
lain.Karena begitu banyaknya energi yang lepas sebagai panas pada setiap
langkah dari rantai makanan, semua ekosistem mengembangkan sebuah piramida.
Tanaman sebagai produsen menempati bagian dasar piramid, herbivora (konsumen
pertama) membentuk bagian berikutnya, dan karnivora (komsumen kedua) membentuk
puncak piramida. Piramid tersebut mencerminkan kenyataan bahwa banyak energi
yang melewati tanaman dibandingkan dengan herbivora, dan lebih banyak yang
melalui herbivora dibandingkan dengan karnivora.
Di dalam ekosistem-ekosistem
daratan piramida energi tersebut menghasilkan sebuah piramida biomasa (berat).
Ini berarti bahwa berat total dari tanaman-tanaman adalah lebih besar
dibandingkan dengan berat total herbivora yang melampaui berat total karnivora.
Tetapi di dalam lautan biomasa (berat) tanaman-tanaman dan binatang-binatang
adalah sama.
Semua benda hidup terdiri dari
unsur-unsur kimia tertentu dan senyawa-senyawa kimia. Diantaranya adalah air,
karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fospor dan sulfur. Semua material-material
ini berputar melalui ekosistem secara terus menerus. Perputaran fospor
misalnya, semua organisme membutuhkan fospor. Tanaman mengambil senyawa fospor
dari dalam tanah dan binatang memperoleh fospor dari tanaman dan binatang
lainya yang dimakan. Pengurai mengembalikan fospor ke dalam tanah setelah
tanaman dan binatang mati. Kestabilan yang nyata diantara tanaman dan binatang
dan lingkungannya disebut keseimbangan alam.
4.
Pola interaksi diantara Komponen Biotik dalam Ekosistem
Apabila kita mengamati komponen
biotik yang ada di dalam suatu ekosistem seringkali dapat kita temukan adanya
peristiwa yang menunjukkan adanya bentuk-bentuk interaksi yang khas antara
organisme yang satu dan yang lain. Interaksi tersebut dinamakan simbiosis.
Masing-masing makhluk hidup yang bersimbiosis disebut simbion.
a.
Predasi yaitu hubungan antara
hewan pemangsa dengan hewan yang di mangsa.
b.
Kompetitif yaitu persaingan
antara makhluk hidup yang satu dan lainnya dalam memperoleh makanan yang
sejenis. Misalnya rusa dan kuda yang bersaing dalam memperoleh rumput.
Simbiosis
dibedakan menjadi 3 yaitu sebagai berikut:
1.
Mutualisme yaitu cara hidup
bersama dua jenis organisme yang saling menguntungkan.
2.
Komensalisme yaitu cara hidup
bersama antara dua jenis organisme dimana yang satu menguntungkan, sedangkan
yang lain tidak terpengaruh.
3.
Parasitisme yaitu cara hidup
dua organisme yang mengakibatkan keuntungan di salah satu pihak, sedangkan
pihal yang lain di rugikan.
BAB 3
KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
Suatu ciri dari
suatu makhluk hidup boleh jadi sama dengan makhluk hidup yang lain. Organisme
di alam memiliki cirri-ciri yang berbeda.
Ciri-ciri
organisme:
- Ciri yang tampak/ fenotif ( F )
- Ciri yang tak tampak/ genotif ( G )
- Lingkungan/ environment ( E )
F
= G + E
Keanekaragaman dapat terjadi pada tingkat
gen,tingkat spesies, dan tingkat ekosistem.
A.
Keanekaragaman Tingkat Gen
Variasi susunan gen dalam suatu spesies.
Keanekaragaman gen dalam satu spesies variasi disebut Varietas.
Misal :
Spesies Kucing = Kucing Anggora, Siam, Inggris
Tanaman = Warna bunga Krisan ada yang putih, kuning
Keanekaragaman gen dapat terjadi secara alami akibat perkawinan seksual, maupun secara buatan dengan proses budidaya manusia.
Misal : Persilangan anggrek untuk mendapatkan warna anggrek yang beraneka ragam.
B.
Keanakaragaman Tingkat Spesies (
jenis)
• Kucing Spesies Hewan
• Bunga Krisan Spesies Tumbuhan
Keduanya punya sifat yang jauh berbeda
Contoh :
• Kucing dan monyet perbedaan sifat sedikit.
• Kucing dan anjing beda sifat lebih sedikit.
• Bunga krisan dan pohon kelapa perbedaan sifat sedikit.
• Bunga krisan dan melati beda sifat lebih sedikit.
Perbedaan-perbedaan itu disebut sebagai keanekaragaman spesies.
Spesies adalah kumpulan makhluk hidup yang memiliki persamaan ciri umum dan dapat melakukan perkawinan dengan sesamanya serta menghasilkan keturunan yang subur (fertil).
Keanekaragaman spesies ditemukan dihalaman rumah, misal :
Ada rumput, pohon mangga, jeruk, bunga melati, burung gereja dsb.
C.
Keanekaragaman Ekosistem
Makhluk hidup
selalu berinteraksi antara makhluk hidup itu sendiri atau dengan faktor
abiotik.
Kombinasi faktor lingkungan abiotik membentuk lingkungan yang beraneka ragam.
Interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan abiotik menunjukkan adanya keanekaragaman ekosistem.
Contoh :
• Ekosistem terumbu karang
• Ekosistem hutan
Kombinasi faktor lingkungan abiotik membentuk lingkungan yang beraneka ragam.
Interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan abiotik menunjukkan adanya keanekaragaman ekosistem.
Contoh :
• Ekosistem terumbu karang
• Ekosistem hutan
1.
Manfaat
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman
tumbuhan dan hewan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia,
diantaranya :
§ Sebagai sumber pangan
Contohnya : beras,singkong, ubi jalar dsb. Selain itu juga berasal dari hewan-hewan ternak seperti sapi, ayam, kambing dsb.
§ Sebagai sumber sandang dan papan
Contoh : Kapas, rami, yute, ulat sutera yang dibutuhkan untuk bahan pembuatan kain. Kayu jati, mahoni, lontar dibutuhkan sebagai bahan bangunan.
§ Sebagai sumber obat dan kosmetik
Contoh : laos,turi, temulawak, jahe dsb.Yang digunakan sebagai bahan obat-obatan. Penggunaan bunga-bungaan seperti cendana, melati, mawar, kemuning dsb digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik.
§ Sebagai sumber pangan
Contohnya : beras,singkong, ubi jalar dsb. Selain itu juga berasal dari hewan-hewan ternak seperti sapi, ayam, kambing dsb.
§ Sebagai sumber sandang dan papan
Contoh : Kapas, rami, yute, ulat sutera yang dibutuhkan untuk bahan pembuatan kain. Kayu jati, mahoni, lontar dibutuhkan sebagai bahan bangunan.
§ Sebagai sumber obat dan kosmetik
Contoh : laos,turi, temulawak, jahe dsb.Yang digunakan sebagai bahan obat-obatan. Penggunaan bunga-bungaan seperti cendana, melati, mawar, kemuning dsb digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik.
2.
Hilangnya
Keanekaragaman Hayati
Berkurangnya
keanekaragaman hayati menunjukkan ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia
dan kapasitas alam. Penyebab hilangnya keanekaragaman hayati antara lain
sebagai berikut :
o Fragmentasi dan hilangnya habitat.
o Introduksi spesies.
o Eksploitasi berlebihan pada spesies hewan dan tumbuhan.
o Pencemaran tanah, air, dan udara.
o Perubahan iklim global.
o Industrialisasi kehutanan dan pertanian.
o Fragmentasi dan hilangnya habitat.
o Introduksi spesies.
o Eksploitasi berlebihan pada spesies hewan dan tumbuhan.
o Pencemaran tanah, air, dan udara.
o Perubahan iklim global.
o Industrialisasi kehutanan dan pertanian.
- Konservasi
Keanekaragaman Hayati
Pemanfaatan
sumber daya hayati yang secara terus-terusan secara tidak seimbang dapat
mengakibatkan hilangnya habitat, rusaknya ekosistem, dan menipisnya plasma
nutfah. Hal ini dapat dicegah dengan cara :
§ Cagar budaya.
§ Pelestarian in situ.
§ Pelestarian ex situ.
§ Cagar budaya.
§ Pelestarian in situ.
§ Pelestarian ex situ.
BAB 4
PERKEMBANGBIAKAN SECARA
VEGETATIF DAN GENERATIF
Seperti layaknya mahluk hidup
lainnya, tanaman juga dapat berkembang biak dengan tujuan untuk menghindari
kepunahan pada spesies atar rasnya. Perkembangbiakan tanaman secara garis besar
dapat dibagi menjadi 2 yaitu perkembangbiakan secara alami dan juga buatan.
Perkembangbiakan alami adalah
perkembangbiakan tanaman oleh tanaman itu sendiri secara alami atau dibantu
oleh alam. Sedangkan perkembangbiakan secara buatan adalah perkembangbiakan
tanaman yang mendapat campur tangan manusia.
Tanaman
berkembangbiak secara alami melalui berbagai macam cara. Tanaman berkembangbiak
secara alami dengan 2 cara yaitu generatif dan vegetatif. Generatif
adalah bahwa tanaman tersebut berkembang biak secar kawin, yaitu bertemunya sel
jantan yang terdapat pada benang sari dan sel betina yang terdapat pada putik.
Bertemunya 2 sel ini nantinya akan menghasilkan buah yang berbiji 2 yaitu
dikotil. Tanaman yang dikembangbiakkan melalui cara ini biasanya memiliki sifat
genetis yang berbeda dari tanaman induk dan biasanya mengalami kemunduran
A. Perkembangbiakan Vegetatif
Alami
Perkembangbiakan secara alami adalah
berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan tangan manusia untuk terjadi
pembuahan / anakan tanaman baru.
a.
Umbi Lapis
Umbi lapis adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela lapisan umbi. Contohnya seperti bawang merah.
Umbi lapis adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela lapisan umbi. Contohnya seperti bawang merah.
b.
Umbi Batang
Umbi batang adalah batang yang beralih fungsi sebagai tempat penimbunan makanan dengan calon tunas-tunas kecil yang berada di sekitarnya yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh seperti jagung dan ketela rambak.
Umbi batang adalah batang yang beralih fungsi sebagai tempat penimbunan makanan dengan calon tunas-tunas kecil yang berada di sekitarnya yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh seperti jagung dan ketela rambak.
c.
Geragih
Geragih adalah batang yang menjalar secara terus-menerus di mana pada ruas batang dapat muncul tunas-tunas baru. Misalnya seperti tanaman rumput teki, arbei, kangkung, dan lain sebagainya.
Geragih adalah batang yang menjalar secara terus-menerus di mana pada ruas batang dapat muncul tunas-tunas baru. Misalnya seperti tanaman rumput teki, arbei, kangkung, dan lain sebagainya.
d.
Akar Tunggal
Akar tunggal adalah tunas yang muncul pada batang tumbuhan yang tumbuh secara mendatar di tanah. Contohnya seperti keladi, alang-alanga, dll.
Akar tunggal adalah tunas yang muncul pada batang tumbuhan yang tumbuh secara mendatar di tanah. Contohnya seperti keladi, alang-alanga, dll.
e.
Spora
Spora adalah cara tumbuhan paku, lumut dan jamur berkembang biak dengan membentuk spora tempat tunas baru akan muncul.
Spora adalah cara tumbuhan paku, lumut dan jamur berkembang biak dengan membentuk spora tempat tunas baru akan muncul.
f.
Tunas
Tunas adalah tumbuhan anakan yang muncul di samping tumbuhan induknya. COntohnya yakni seperti pohon pisang, bambu, tebu, dan lain sebagainya.
Tunas adalah tumbuhan anakan yang muncul di samping tumbuhan induknya. COntohnya yakni seperti pohon pisang, bambu, tebu, dan lain sebagainya.
g.
Tunas Adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu seperti pada akar, daun, dsb. Contoh tanaman bertunas adventif adalah seperti pohon cemara, kesemek, sukun, dll.
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu seperti pada akar, daun, dsb. Contoh tanaman bertunas adventif adalah seperti pohon cemara, kesemek, sukun, dll.
h.
Rizoma
Rizoma atau akar rumpang merupakan batang
yang tumbuh mendatar dibawah permukaan tanah. Rizoma mempunyai bentuk
menyerupai akar tetapi berbuku-buku. Setiap buku terdapat daun yang berubah
bentuk menjadi sisik dan pada setiap ketiak sisik terdapat tunas. Contohnya
kunyit, temulawak, lengkuas, dan sanseivera
i.
Hormegenium
Hormegenium adalah perkembangbiakan yang terjadi pada tumbuhan ganggang berbentuk benang dengan cara memutus benang yang ada. Pada benang yang terputus nantinya kana tumbuh individu baru.
Hormegenium adalah perkembangbiakan yang terjadi pada tumbuhan ganggang berbentuk benang dengan cara memutus benang yang ada. Pada benang yang terputus nantinya kana tumbuh individu baru.
j.
Pembelahan
Sel
Pembelahan sel adalah perkembangbiakan pada tumbuhan bersel satu.
Pembelahan sel adalah perkembangbiakan pada tumbuhan bersel satu.
B. Perkembangbiakan Vegetatif
Buatan
Perkembangbiakan secara buatan adalah
berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan campur tangan manusia.
a.
Metode Mencangkok / Cangkok
Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain. Perkembangbiakan dengan cara mencangkok menghasilkan keturunan yang mempunyai sifat sama dengan sifat induknya. Keturunan yang diperoleh lebih cepat berproduksi. Perkembangbiakan tidak tergantung pada buah atau biji induknya. Ketiga hal diatas merupakan kelebihan dari perkembangbiakan dengan cara mencangkok. Perkembangbiakan dengan cara mencangkok juga mempunyai kelemahan yaitu tanaman hasil cangkokan mempunyai perakaran yang tidak kuat, tanaman yang terlalu banyak di cangkok mudah mati, tanaman mudah terserang penyakit serta tidak diperoleh variasi sifat baru.
Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain. Perkembangbiakan dengan cara mencangkok menghasilkan keturunan yang mempunyai sifat sama dengan sifat induknya. Keturunan yang diperoleh lebih cepat berproduksi. Perkembangbiakan tidak tergantung pada buah atau biji induknya. Ketiga hal diatas merupakan kelebihan dari perkembangbiakan dengan cara mencangkok. Perkembangbiakan dengan cara mencangkok juga mempunyai kelemahan yaitu tanaman hasil cangkokan mempunyai perakaran yang tidak kuat, tanaman yang terlalu banyak di cangkok mudah mati, tanaman mudah terserang penyakit serta tidak diperoleh variasi sifat baru.
b.
Merunduk
/ Menunduk
Merunduk adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara menundukkan batang tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah akar timbul, maka batang sudah bisa dipotong dan dibawa ke tempat lain. Merunduk dilakukan pada jenis tanaman yang berbatang atau beranting lentur misalnya alamanda, kacapiring, dan apel.
Merunduk adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara menundukkan batang tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah akar timbul, maka batang sudah bisa dipotong dan dibawa ke tempat lain. Merunduk dilakukan pada jenis tanaman yang berbatang atau beranting lentur misalnya alamanda, kacapiring, dan apel.
Berdasarkan cara menimbunya merunduk dapat
dibedakan menjadi sebagai berikut:
1.
Runduk biasa, yaitu satu atau
dua cabang di belokkan ke dalam tanah dan setelah tumbuh akat, cabang dapat
dipotong dari pohon induknya.
2.
Runduk majemuk, yaitu seluruh cabang
dirundukkan. Kemudian ditimbun tanah seluruh cabangnya. Runduk majemuk dapat
dilakukan pada anggur dan bunga soka.
3.
Runduk timbun, yaitu menimbun
tanaman yang sebelumnya dipangkas agar terbenam pucuk baru dipermukaan tanah.
c.
Menempel
Suatu cara yang dilakukan untuk
menggabungkan sifat-sifat tanaman yang sejenis disebut okulasi. Pada hakikatnya
okulasi adalah memindahkan mata tunas tanaman satu pada batang tanaman lain
yans sejenis. Okulasi dapat dilakukan
dengan menempelkan mata tunas diambil dari tanaman induk yang unggul dan
ditempel ke tumbuhan yang berakar kuat. Sayangnya okulasi membutuhkan waktu
lama untuk berhasil, kira-kira 12-24 bulan. Pilihan lainnya adalah sambung
pucuk yaitu cara yang menempelkan batang induk untuk disambung dengan batang bawah
yang ditanam dari biji. Untuk tanaman buah atau tanaman yang sulit
dikembangbiakkan dengan cara lain, penyusuan merupakan cara yang paling cocok.
Penyusuan dilakukan dengan cara menyambung 2 buah batang yang sama besar yang
telah disayat miring dan diikat sampai kira-kira 3 minggu setelah itu ikatannya
bisa dilepas.
d.
Menyetek / Stek
Menyetek adalah perkembangbiak tumbuhan dengan jalan menanam batang tanaman agar tumbuh menjadi tanaman baru. Beberapa jenis tanaman yang dpat dikembangbiakan dengan stek antara lain waru, randu, ubi kayu/ singkong, ubi jalar, mawar, melati dan tebu. Ada beberapa tanaman yang dapat dikembangbiakan secara vegetative alamiah dan buatan sekaligus, tanaman tebu secara alamiah dapat berkembangbiak dengan tunasnya dan secara buatan dpata berkembangbiak dengan stek.
Menyetek adalah perkembangbiak tumbuhan dengan jalan menanam batang tanaman agar tumbuh menjadi tanaman baru. Beberapa jenis tanaman yang dpat dikembangbiakan dengan stek antara lain waru, randu, ubi kayu/ singkong, ubi jalar, mawar, melati dan tebu. Ada beberapa tanaman yang dapat dikembangbiakan secara vegetative alamiah dan buatan sekaligus, tanaman tebu secara alamiah dapat berkembangbiak dengan tunasnya dan secara buatan dpata berkembangbiak dengan stek.
e.
Menyambung / Mengenten
Mengenten adalah perkembang biakan buatan yang biasanya dilakukan pada tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon demi mendapatkan kualitas buah yang baik.
Mengenten adalah perkembang biakan buatan yang biasanya dilakukan pada tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon demi mendapatkan kualitas buah yang baik.
C.
Perkembangbiakan Generatif
Perkembangbiakan generatif merupakan suatu
cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan menggunakan alat-alat
perkembangbiaka, yaitu alat kelamin jantan yang menghasilkan sperma dan alat
kelamin betina yang menghasilkan sel telur. Pada tumbuhan istilah alat kelamin
jantan disebut benang sari dan sebagai alat kelamin betina disebut putik. Dalam
peristiwa perkembangbiakan secara generatif, supaya terjadi pembuahan maka
harus didahului oleh pertemuan tepung sari dengan sel telur. Peristiwa
sampainya tepung sari ke kepala putik dikenal dengan peristiwa penyerbukan.
1.
Penyerbukan
Berdasarkan factor sampainya serbuk sari ke
kepala putik penyerbukan dibedakan menjadi 4 macam yaitu:
1.
Penyerbukan oleh angin
(anemogami)
Cirri-cirinya:
a.
Serbuk sari yang dihasilkan
sangat banyak, kecil dan ringan
b.
Kepala sari besar dan tangkai
sari panjang
c.
Umumnya tidak bermahkota dan
warnanya tidak menarik.
Contohnya bunga rumput, jagung dan kelapa.
2.
Penyerbukan oleh hewan
(zoidiogami)
Cirri-cirinya:
a.
Mahkota berukuran besar,
berwarna-warni dengan aroma yang khas
b.
Memiliki kelenjar madu
c.
Serbuk sari lengket.
3.
Penyerbukan oleh air
(hidrogami)
Misalnya hidrila.
4.
Penyerbukan oleh manusia
(antropogami)
Contohnya vanili.
Ditinjau dari asal serbuk sari, penyerbukan
dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu:
a.
Penyerbukan Sendiri (Autogami)
Penyerbukan sendiri yaitu bila serbuk sari
dan putik berasal dari satu bunga.
b.
Penyerbukan Tetangga
(Geitonogami)
Penyerbukan tetengga yaitu bila menempelnya
serbuk sari ke kepala putik berasal dari bunga lain yang berada dalam satu
tanaman.
c.
Penyerbukan Silang (Alogami)
Penyerbukan silang yaitu menempelnya serbuk
sari dari suatu bunga pada kepala putik bunga lain yang berada pada tumbuhan
lain yang sejenis.
d.
Bastar
Bastar yaitu penyerbukan yang ditandai oleh
serbuk sari yang jatuh pada kepala putik dari bunga lain yang berbeda spesies.
2.
Variasi Macam Bunga
Berdasarkan kelengkapan bagian bunga yaitu
perhiasan bunga dan alat kelamin bunga dibedakan menjadi 2 yaitu:
1.
Bunga Lengkap
Dikatakan bunga lengakp jika mempunyai
kelopak, mahkota, benang sari, dan putik. Contohnya adalah bunga sepatu, mawar,
melati, dan teru. Bunga lengkap pasti memiliki 2 macam alat kelamin karena itu
disebut dengan bunga berkelamin ganda atau hemaprodit.
Akan tetapi, bunga yang mempunyai kelamin ganda atau hermaprodit belum
tentu bunga lengkap.
2.
Bunga Tak Lengkap
Bunga tidak lengkap jika tidak memiliki
salah satu atau beberapa bagian bunga baik perhiasan maupun alat kelamin bunga.
Bunga tidak lengkap dibedakan menjadi 2 yaitu perhiasan bunga tidak lengkap dan
alat kelamin tidak lengkap.
Jika
bunga hanya mempunyai salah satu alat kelamin disebut bunga berkelamin tunggal
contohnya mentimun dan bunga salak.
Jika bunga tidak mempunyai alat kelamin
disebut bunga mandul misalnya bunga pita pada bunga matahari. Bunga yang tidak
memiliki perhiasan bunga disebut bunga telanjang.
Berdasarkan
kelengkapan alat kelamin dibedakan menjadi 2 yaitu:
a.
Bunga Sempurna
Bunga sempurna yaitu jika mempunyai 2 macam
alat kelamin yaitu benag sari dan putik.
b.
Bunga Tak Sempurna
Bunga tak sempurna yaitu hanya mempunyai
salah satu alat kelamin benag sari saja atau putik saja. Bila bunga jantan dan
bunga betina terdapat pada satu tumbuhan disebut tumbuhan berumah satu
(monoesis). Contohnya jagung dan mentimun.
Bila bunga jantan dan bunga betina terdapat
pada individu tumbuhan yang berlainan disebut tumbuhan berumah dua (diesis).
Contohnya salak dan silawan.
3.
Pembuahan
Pembuahan adalah
peristiwa bersatunya inti sel sperma dengan ovum. Peristiwa ini berlangsung
didalam kandung lembaga dalam bakal biji. Proses pembuahan dapat dijabarkan
sebagai berikut serbuk sari pada tumbuhan biji tertutup yang menempel di kepala
putik tumbuh membentuk pembuluh serbuk sari. Pembuluh serbuk sari tumbuh di
dalam tangkai kepala putik, membentuk saluran menuju ke bakal buah yang
mengandung bakal biji. Di dalam pembuluh serbuk sari terdapat 2 inti generativ
dan 1 inti vegetative. 2 inti generatif itu disebut inti sperma pertama dan
inti sperma kedua. Keduanya bergerak menuju bakal biji.
Di dalam kandung lembaga terdapat
inti sel, inti sel telur dan inti kandung lembaga sekunder. Inti sperma pertama masuk melalui mikrofil
dan melebur dengan inti sel telur. Inilah yang disebut penbuahan pertama, hasil
peleburannya dinamakan zigot. Zigpt tumbuh menjadi embrio.
Inti sperma
kedua terus masuk melebur dengan inti kandung lembaga sekunder. Hal ini disebut
pembuahan kedua dengan inti kandung lembaga sekunder akan membentuk indosperma.
Jadi, pada tumbuhan biji tertutup terjadi pembuahan 2x yaitu pembuahan ganda.
BAB 5
PRINSIP HEREDITAS DALAM
PEWARISAN SIFAT
A.
Pewarisan
Sifat Menurut Mendel
Prinsip-prinsip pewarisan sifat pada
organisme banyak dijelaskan dalam hukum Mendel. Dikenal juga sebagai hukum segregasi. Selama proses meiosis
berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak
berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet.
Proses pemisahan gen secara bebas itu dikenal sebagai segregasi gen. Dengan demikian
setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya. Pada waktu
fertilisasi, sperma yang jumlahnya banyak bersatu secara acak dengan ovum untuk
membentuk individu baru. Untuk
membuktikan kebenaran teorinya, Gregor Johann Mendel melakukan eksperimen
dengan membastarkan tanaman-tanaman yang memiliki sifat beda. Tanaman yang
dipilih adalah tanaman kacang kapri (Pisum
sativum), karena memiliki kelebihan-kelebihan yaitu mudah melakukan
penyerbukan silang,mudah didapat,mudah hidup atau mudah dipelihara,cepat
berbuah atau berumur pendek,dapat terjadi penyerbukan sendiri dan terdapat
jenis-jenis yang memiliki sifat beda yang menyolok, misalnya:arna bunga,warna
biji,warna buah,bentuk biji,sifat kulit,letak bunga: aksial atau
terminal;aksial artinya terletak di sepanjang batang, terminal artinya terletak
pada ujung batang,ukuran batang.
Genotip
adalah sifat yang tidak tampak yang ditentukan oleh pasangan gen atau susunan
gen dalam individu yang menentukan sifat yang tampak. Sifat yang tampak dari
luar atau sifat keturunan yang dapat kita amati disebut fenotipe.
Contoh :
1) Sifat tanaman berbuah bulat adalah fenotipe; disimbolkan BB; maka BB adalah genotype.
2) Sifat tinggi adalah fenotipe; disimbolkan TT; maka TT adalah genotype.
1) Sifat tanaman berbuah bulat adalah fenotipe; disimbolkan BB; maka BB adalah genotype.
2) Sifat tinggi adalah fenotipe; disimbolkan TT; maka TT adalah genotype.
Menurut
Stern (1930), genotipe
dan faktor lingkungan dapat mempengaruhi fenotipe. Dengan demikian dua genotipe
yang sama dapat menunjukkan fenotipe yang berbeda apabila lingkungan bagi kedua
genotipe tersebut berlainan.
Genotipe homozigot BB dan RR kita sebut homozigot dominan, sedang bb dan rr adalah homozigot resesif. B (huruf kapital) dengan b (huruf kecil) atau R dengan r merupakan pasangan gen yang disebut alel. Menurut letaknya , alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian dari kromosom homolog. Sedangkan jika dilihat dari pengaruh gen pada fenotipe, alel ialah anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan.
Misalnya :
1. B menentukan sifat tanaman berbuah bulat, sedang b tidak bulat ( lonjong ), maka B dan b merupakan alel.
2. T ( tinggi ), alelnya t (pendek). Jadi B dan r bukan alelnya demikian pula R dengan b juga bukan alelnya.
Jika genotipe suatu individu terdiri dari pasangan alel yang tidak sama, disebut genotipe heterozigot (hetero = lain , zigot = hasil persatuan gamet jantan dan gamet betina sampai terjadi pembelahan). Sedangkan jika genotipe terdiri dari pasangan alel yang sama disebut homozigot.
Genotipe homozigot BB dan RR kita sebut homozigot dominan, sedang bb dan rr adalah homozigot resesif. B (huruf kapital) dengan b (huruf kecil) atau R dengan r merupakan pasangan gen yang disebut alel. Menurut letaknya , alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian dari kromosom homolog. Sedangkan jika dilihat dari pengaruh gen pada fenotipe, alel ialah anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan.
Misalnya :
1. B menentukan sifat tanaman berbuah bulat, sedang b tidak bulat ( lonjong ), maka B dan b merupakan alel.
2. T ( tinggi ), alelnya t (pendek). Jadi B dan r bukan alelnya demikian pula R dengan b juga bukan alelnya.
Jika genotipe suatu individu terdiri dari pasangan alel yang tidak sama, disebut genotipe heterozigot (hetero = lain , zigot = hasil persatuan gamet jantan dan gamet betina sampai terjadi pembelahan). Sedangkan jika genotipe terdiri dari pasangan alel yang sama disebut homozigot.
Dalam teori pewarisan sifat
menurut Mendel dikenal adanya macam-macam persilangan monohybrid, dihibrid,
persilangan resiprok, backross, dan testcross.
B.
Persilangan Monohibrid
Persilangan
monohibrid atau monohibridisasi ialah suatu persilangan pembastaran dengan satu
sifat beda. Monohibridisasi pada percobaan Mendel dilakukan dengan menyilangkan
kapri berbatang tinggi dan kapri berbatang pendek. Untuk mengetahui bahwa suatu
gen bersifat dominant, maka harus dilakukan monohibridisasi antara 2 individu bergalur murni yang memiliki sifat kontras
(alelnya). Jika fenotipe F1 sama dengan salah satu sifat gen yang diuji tadi,
berarti jelaslah bahwa sifat itulah yang dominant.
C.
Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid atau
dihibridisasi ialah suatu persilangan (pembastaran) dengan dua sifat beda.
Untuk membuktikan hukum mendel II yang terkenal dengan prinsip berpasangan
secara bebas, mendel melakukan eksperimen dengan pembastaran tanaman Pisum sativum bergalur murni dengan
memperhatikan dua sifat beda, yaitu biji bulat berwarna kuning dengan galur
murni berbiji kisut, berwarna hijau. Gen B (bulat) dominan terhadap b (kisut),
dan K (kuning ) dominan terhadap k (hijau). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
persilangan berikut ini :
P1 : BBKK (bulat, kuning) >< bbkk (kisut, hijau)
Gamet : BK bk
F1 : BbKk (bulat, kuning)
P2 :
F1 >< F1
BK , Bk, bK dan bk
BbKk>< BbKk
Gamet :
BK , Bk, bK dan bk
F2:
F2:
♀ ♂
|
BK
|
Bk
|
bK
|
bk
|
BK
|
BBKK1
|
BBKk2
|
BbKK3
|
BbKk4
|
Bk
|
BBKk5
|
BBkk6
|
BbKk7
|
Bbkk8
|
bK
|
BbKK9
|
BbKk10
|
bbKK11
|
bbKk12
|
bk
|
BbKk13
|
Bbkk14
|
bbKk15
|
bbkk16
|
Fenotipe pada F2 :
a. Bulat, kuning : 1,2,3,4,5,7,9,10,13
b. Bulat, hujau : 6,8,14
c. Kisut kuning : 11, 12, 15
d. Kisut, hijau : 16
Rasio Genotipe:
BBKK : BBKk : BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk = 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
Rasio fenotipe:
Bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau = 9 : 3 : 3 : 1
Bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau = 9 : 3 : 3 : 1
Dalam membuat perhitungan itu
Mendel menganggap bahwa gen – gen pembawa kedua sifat itu berpisah secara bebas
terhadap sesamanya sewaktu terjadi pembentukan gamet. Hukum mendel II ini
disebut juga Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas. Jadi pada dihibrid BbKk,
misalnya terjadi pengelompokan gen :
Gen B mengelompok dengan K → gamet BK
Gen B mengelompok dengan k → gamet Bk
Gen b mengelompok dengan K → gamet bK
Gen b mengelompok dengan k → gamet bk
Gen B mengelompok dengan K → gamet BK
Gen B mengelompok dengan k → gamet Bk
Gen b mengelompok dengan K → gamet bK
Gen b mengelompok dengan k → gamet bk
Rasio
(perbandingan) fenotipe F2 monohibrid = 3 :1, sedangkan perbandingan
fenotipe F2 dihibrid = 9 : 3 : 3 : 1, akan tetapi dalam
kenyataannya perbandingan yang diperoleh tidak sama persis seperti angka
perbandingan diatas, melainkan mendekati perbandingan 3 : 1 atau 9 ;
3 : 3 : 1. Angka – angka tersebut menunjukkan suatu perbandingan yang
mendekati 9 ; 3 : 3 :1.
Pada dihibridisasi intermediet
(dominansi tidak penuh), fenotipe F1 tidak sama dengan salah satu fenotipe
induk melainkan mempunyai sifat diantara kedua gen dominan dan gen resesif ,
seperti terlihat pada skema dibawah ini.
1.
Jika prinsip Mendel kita
jadikan empat prinsip maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Prinsip hereditas, meyatakan bahwa pewarisan sifat – sifat organisme dikendalikan oleh factor menurun (gen).
Prinsip hereditas, meyatakan bahwa pewarisan sifat – sifat organisme dikendalikan oleh factor menurun (gen).
2.
Prinsip segregasi bebas :
pada pembentukan gamet , pasangan gen memisah secara bebas sehingga tiap gamet
mendapatkan salah satu gen dari pasangan gen (alel) tadi.
3.
Prinsip berpasangan
bebas : pada pembuahan (fertilisasi) , gen – gen dari gamet jantan maupun
gen - gen dari gamet betina akan berpasangan secara bebas.
Prinsip dominansi penuh atau tidak
penuh (intermediet): fenotipe (pengaruh ) gen dominan akan terlihat menutupi
pengaruh gen resesif. Sedangkan pada prinsip dominansi tidak penuh, fenotipe
gen pada individu heterozigot berada di antara pengaruh kedua alel gen yang
menyusunnya.
D.
Perkawinan Resiprok
Prinsip – prinsip mendel tersebut
diatas mudah dibuktikan bila diadakan perkawinan (penyilangan ) resiprok.
Persiilangan resiprok adalah penyilangan gamet jantan dan gamet betina
dipertukarkan sehingga menghasilkan keturunan yang sama
E. Backcross dan Testcross
Backcross adalah
perkawinan antara individu F1 dengan salah satu induknya (induk dominan dan
resesif). Tujuan backcross adalah untuk mencari genotip orang tua. Testcross
adalah perkawinan antara F1 dengan salah satu induk yang resesif. Testcross
disebut juga perkawinan pengujian (uji silang) karena bertujuan untuk
mengetahui apakah suatu individu bergenotipe homozigot (bergalur murni) atau
heterozigot. Jika hasil testcross menunjukkan perbandingan fenotipe keturunan
yang memisah 1 : 1, maka dapat disimpulkan bahwa individu yang diuji
tersebut adalah bukan galur murni , berarti heterozigot. Sedangkan jika hasil
testcross 100% berfenotipe sama berarti homozigot. Silang balik ialah persilangan suatu individu dengan
salah satu tetuanya. Sebagai contoh, individu Aa hasil persilangan antara AA
dan aa dapat disilangbalikkan, baik
dengan AA maupun aa. Silang balik
antara Aa dan AA akan menghasilkan satu macam fenotipe, yaitu A-, atau dua
macam genotipe, yaitu AA dan Aa dengan nisbah 1 : 1. Sementara itu, silang
balik antara Aa dan aa akan menghasilkan dua macam fenotipe, yaitu A- dan aa
dengan nisbah 1 : 1, atau dua macam genotipe, yaitu Aa dan aa dengan nisbah 1 : 1.
Manfaat praktis silang balik adalah untuk memasukkan gen
tertentu yang diinginkan ke dalam suatu individu. Melalui silang balik yang dilakukan
berulang-ulang, dapat dimungkinkan terjadinya pemisahan gen-gen tertentu yang
terletak pada satu kromosom sebagai akibat berlangsungnya peristiwa pindah
silang. Apabila suatu silang balik dilakukan dengan tetuanya yang homozigot
resesif, maka silang balik semacam ini disebut juga silang uji. Akan tetapi,
silang uji sebenarnya tidak harus terjadi antara suatu individu dan tetuanya
yang homozigot resesif. Pada prinsipnya
semua persilangan yang melibatkan individu homozigot resesif (baik tetua maupun
bukan tetua) dinamakan silang uji.
Istilah silang uji digunakan untuk menunjukkan bahwa
persilangan semacam ini dapat menentukan genotipe suatu individu. Sebagai contoh, suatu tanaman yang
fenotipenya tinggi (D-) dapat ditentukan
genotipenya (DD atau Dd) melalui silang uji dengan tanaman homozigot resesif
(dd). Kemungkinan hasilnya dapat dilihat
pada diagram berikut ini.
DD x dd Dd x dd
ê ê
Dd (tinggi) 1 Dd (tinggi)
1 dd (pendek)
Jadi, apabila tanaman tinggi yang disilang uji
adalah homozigot (DD), maka hasilnya berupa satu macam fenotipe, yaitu tanaman
tinggi. Sebaliknya, jika tanaman tersebut heterozigot (Dd), maka hasilnya ada
dua macam fenotipe, yaitu tanaman tinggi dan pendek dengan nisbah 1 : 1.
F.
Alel
Dari sudut pandang genetika klasik,
alel (dari bahasa Inggris allele) merupakan bentuk alternatif dari gen dalam
kaitan dengan ekspresi suatu sifat (fenotipe). Sebagai ilustrasi, suatu lokus
dapat ditempati gen yang mengatur warna kelopak bunga merah (alel untuk bunga
merah) dan juga alel untuk warna kelopak bunga putih (alel untuk bunga putih).
Pada individu, pasangan alel menentukan genotipe dari individu yang
bersangkutan.
Sejalan dengan perkembangan
genetika, pengertian alel menjadi lebih luas dan umum. Dalam arti modern, alel
adalah berbagai ekspresi alternatif dari gen atau seberkas DNA, tergantung
tingkat ekspresi genetik yang diamati. Pada tingkat fenotipe, pengertian alel
adalah seperti yang dikemukakan di atas. Pada tingkat enzim (dalam analisis
isoenzim), alel sama dengan isoenzim. Pada tingkat genom, alel merupakan variasi-variasi
yang diperoleh pada panjang berkas DNA (polimorfisme DNA). Pada tingkat
transkriptom, alel adalah bentuk-bentuk alternatif dari RNA yang dihasilkan
oleh suatu oligo. Pada tingkat proteom, alel merupakan variasi-variasi yang
bisa dihasilkan dalam suatu keluarga gen.
G.
Sifat
Intermediet ( Kodominan )
Intermediet adalah sifat suatu individu yang
merupakan gabungan dari sifat kedua induknya. Hal ini dapat terjadi karena
sifat kedua induk yang muncul sama kuat (kodominan), dua alel suatu gen yang
menghasilkan produk berbeda dengan alel yang satu tidak dipengaruhi oleh alel
yang lain. Contoh alel kodominan misalnya sapi dengan warna merah (RR) yang
kodominan terhadap putih (rr) menghasilkan anak sapi yang dalam bahasa Inggris
disebut roan (Rr). Warna sapi ini
cokelat kemerahan atau kekuningan, dengan sedikit percikan warna putih.
Contoh
alel kodominan lainnya adalah bulu ayam yang berwarna hitam (B), semidominan
terhadap bulu putih (b). Jika ayam berbulu hitam dikawinkan dengan ayam berbulu
putih, anaknya akan berbulu biru (blue Andalusia). Jika ayam blue Andalusia kawin dengan sesamanya,
akan timbul lagi asal usul warna bulu anaknya hitam dan putih.
DAFTAR PUSTAKA
http://merbabu.com./artikel/ekologi.html(online)diakses 11.30 wib pada hari Jum’at, 10
Desember 2010
http://smartsains.blogspot.com/2008/keanekaragaman-makhluk-hidup/html
online;11.00 wib pada hari Jum’at 10 desember 2010
Karmana, Oman.
2008. Biologi untuk Kelas XII. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Maryati, Sri.
2006. Biologi SMA Kelas X. Jakarta. Erlangga.
Sugiarti.2007. Biologi
Kumpulan Aktivitas dan Soal Sains. Jakarta: Ganesa Exact.
0 komentar:
Posting Komentar