A.
QS.
AN-NISA AYAT 170
Artinya
: Wahai manusia ! Sungguh, telah datang
Rasul (Muhammad) kepadamu telah (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka
berimanlah (kepadanya), itu lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (itu tidak
merugikan Allah sedikitpun) karena sesungguhnya milik Allah-lah apa yang di
langit dan di bumi. Allah maha mengetahui,
Maha bijaksana
a.
Tema Objek Pendidikan
b.
Ayat-ayat
yang berkait dengan surat an-Nisa ayat
170
1.
Qs.
Fathir : 24
Artinya
: Sungguh, kami mengutus engkau dengan
membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan. Dan tidak satupun umat yang melalaikan disana telah datang seorang
pemberi peringatan.
c.
Tafsiran
ayat an-Nisa 170
Yaa
ayyuhan naasu qad jaa-akumur rasuulu bi haqqi min rrabbikum
Hai segenap manusia.
Sungguh telah datang Rasul kepadamu dengan membawa hak dari Tuhan.
Hai
segenap manusia, telah datang seorang Rasul yang sempurna untuk kamu, yang
sebelumnya telah diketahui oleh ahlul kitab. Dia membawa al-Qur’an, kitab hak
yang mengandung kebajikan dan petunjuk kemenangan untuk kamu.
Para Yahudi sangat menanti
kedatangan seorang al-Masih dan seorang Nabi (Muhammad) yang telah diungkapkan
oleh nabi-nabi mereka. Dari pasal I Injil Yohanna di nyatakan para Yahudi
mengutus beberapa orang pendeta menemui Yohanna atau (Yahya) untuk bertanya,
siapakah beliau itu. Pertanyaan diajukan karena pada diri Yohanna terdapat
tanda-tanda yang dianggapnya sebagai tanda kenabian. Mereka bertanya :”apakah
engkau al-Masih?”
Jawab Yohanna : “Bukan.”
“Apakah engkau Nabi?”
Kata Yohanna lagi :”Bukan.”
Dari keterangan ini kita mengetahui, ketika Yahudi
dan Nasrani Arab mendengar ayat ini mereka memahami bahwa yang dimaksud dengan
Rasul itu adalah Rasul yang diterangkan Musa dalam Taurat dan oleh Isa dalam
Injil dan nabi-nabi lain.
Fa
aaminuu khairal lakum : Maka,
berimanlah kamu, karena iman itu lebih baik bagimu.
Jika kamu beriman, niscaya iman itu sangat baik bagimu. Atau berimanlah kamu dan lakukan
segala perbuatan yang menghasilkan kebajikan bagimu. Karena iman itu
mententramkan hatimu dan mensucikan kamu dari kecemaran, selain menyiapkan kamu
memperoleh kebahagiaan yang abadi.
Wa
in takfuruu fa inna lillaahi maa fis samaawati wal ar-dhi = jika kamu kufur (mengingkari), maka segala
isi langit dan bumi adalah kepunyaan Allah.
Jika kamu tidak beriman, maka ketahuilah
sesungguhnya Allah akan mengazabmu dan memberi pembalasan terhadap kekafiranmu.
Ketahuilah, sesudah meninggal dunia, yang kita hadapi adalah surga dan neraka.
Semua isi langit dan bumi tunduk kepada Allah.
Wa
kaanallaahu ‘aliiman hakimaa = Allah itu Maha Mengetahui dan Maha Hakim
Allah itu maha mengetahui dan mempunyai hikmat yang
sempurna dalam segala perbuatan-Nya dan segala hukum-Nya. Tidak ada sesuatu pun
yang tersembunyi bagi Allah.
d.
Makna
Kontekstual
Dalam Qs. An-Nisa : 170 disebutkan bahwa “Hai manusia,
telah datang seorang rasul yang sempurna untukmu, Dia membawa al-Qur’an kitab
yang baik. Secara eksplisit terlihat bahwa objek pendidikan dalam ayat ini
adalah manusia.
Manusia dalam ayat ini, adalah objek utama yang
dituju sedangkan nabi Muhammad perantara penyampai amanat yang berasal dari
subjek utama yaitu Allah SWT.
An-Nisa ayat 170 menjelaskan bahwa kedatangan
Rasulullah adalah benar dengan membawa sesuatu yang hak dari Tuhan yang
sebelumnya telah diketahui ahlul kitab, manusia selaku objek pendidikan
diperintahkan untuk beriman kepada Allah SWT.
Apabila manusia tetap dalam kekafirannya dan tidak
mau beriman kepada Allah maka Allah akan memberikan azab dan memberi pembalasan
terhadap kekafirannya. Allah adalah pemilik singgasana langit dan bumi serta
menguasai, Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana.
e.
Ajaran
yang terkandung :
v Menyatakan
telah datang seorang Rasul dengan membawa kebenaran dari Tuhan, yaitu
al-Qur’an.
v Perintah
untuk beriman kepada Allah karena iman itu menentramkan dan menyucikan hati
v Menjelaskan
bahwasannya jika kita tidak beriman Allah akan mengazab dan memberi balasan
terhadap kekafiranmu.
v Allah
maha mengetahui dari segala perbuatan-Nya dan segala hukum-Nya.
B.
QS.
LUQMAN Ayat : 12-19
Artinya :
12. Dan sungguh, Kami
telah memberkan hikmah kepada Luqman : “Syukurilah Allah”. Barang siapa
bersyukur, maka sebenarnya dia bersyukur kepada dirinya sendiri. Barang siapa
yang mengingkari nikmat, maka sesungguhnya Allah itu maha kaya dan maha
terpuji.
13. Ketika Luqman
berkata kepada anaknya sewaktu memberikan pelajaran “wahai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan sesuatu dengan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah
itu benar-benar suatu aniaya yang besar”.
14. Kami telah
memerintahkan manusia supaya berbakti kepada ibu-bapaknya. Ibunya yang
mengandungnya dengan menderita lemah yang berganda dan barulah ibu tidak
menyusui setelah dua tahun. Syukurilah Aku dan ibu bapakmu, kepadaku tempat
kembali.
15. Dan jika ibu
bapakmu menekan (memaksa) kamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
tidak kamu ketahui, maka janganlah kamu menaati keduanya, dan tetaplah pergauli
keduanya secara makruf (wajar) di dunia dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku. Kemudian kepada-Ku tempat kembalimu, lalu Aku beritahukan kepadamu
apa yang kamu kerjakan.
16. Wahai anakku,
sesungguhnya kesalahan itu, walaupun seberat biji sawi (sangat ringan),
terletak di dalam sebuah batu atau terletak di langit atau terletak didalam
bumi, pastilah Allah mendatangkannya. Sesungguhnya Allah maha lembut lagi maha
mengetahui.
17.Wahai anakku,
dirikanlah sembahyang, suruhlah yang makruf dan cegahlah yang munkar, serta
bersabarlah terhadap bencana yang menimpamu. Sesungguhnya yang demik,ian itu
benar-benar seteguh-teguh pekerjaan.
18. Janganlah kamu
memalingkan muka dari manusia dan janganlah kamu berjalan dengan angkuh dan
sombong di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang angkuh
lagi bermegah-megahan.
19. Berlakulah
sederhana dalam perjalananmu dan rendahkanlah suaramu, sesungguhnya
seburuk-buruk suara adalah suara keledai.
a.
Asbabun
Nuzul
Ketika ayat ke 82 dari surat al-An’am diturunkan,
para sahabat merasa keberatan. Maka mereka datang menghadap Rasulullah SAW
seraya berkata “Siapakah diantara kami yang dapat membersihkan keimanannya dari
perbuatan zalim ?” jawab beliau, bukan begitu, bukankah kamu telah mendengar wasiat
Luqman Hakim kepada anaknya : Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan Allah benar-benar kezaliman yang besar, yakni ayat
ke-13 dari surat ini sebagaimana diketengahkan di atas (HR. Bukhari dari Abdullah).
Sa’ad bin Malik seorang lelaki yang sangat taat dan
menghormati ibunya. Ketika ia memeluk islam, ibunya berkata : wahai Sa’ad
mengapa engkau tega meninggalkan agamamu yang lama memeluk agama yang baru.
Wahai anakku, pilihlah salah satu, kamu kembali kepada agamamu yang lama atau
aku tidak makan dan minum sampai mati. Maka Sa’ad kebingungan, bahkan ia
dikatakan tega membunuh ibunya, maka Sa’ad berkata : “wahai ibu, jangan kamu
lakukan yang demikian, aku memeluk agama yang baru tidak akan mendatangkan
mudharat, dan aku tidak akan meninggalkannya. Maka umi Sa’ad nekad tidak makan
sampai 3 hari 3 malam. Sa’ad berkata : Wahai ibu seandainya kamu memiliki
seribu jiwa kemudian satu per satu meninggal, tetap aku tidak akan meninggalkan
agama baruku (islam) karena itu terserah ibu mau makan atau tidak. Maka ibu itu
pun makan . Sehubungan dengan itu, maka Allah SWT menurunkan ayat ke 15 sebagai
ketegasan bahwa kaum muslimin wajib ta’at & tunduk kepada perintah orang
tua sepanjang tidak bertentangan dengan perintah-perintah allah SWT. (HR.
Tabrani dari Sa’ad bin Malik).
b.
Tema
ayat tersebut adalah Objek Pendidikan
c.
Ayat-ayat
lain dan hadist-hadist yang berkaitan
1. QS.
Al-Isra’ ayat 23-24
Artinya :
23. Dan Tuhan-mu tekah memerintahkan agar kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendak,ah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika
salah seorang diantara kedua atau kedua-duanyadalam usia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada
keduanya dengan perkataan yang baik.
24 Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah, wahai Tuhanku kasihanilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil.
2. Hadist
yang berkait dengan ayat 13
Apakah kalian
mau jika aku memberitahukan kalian tentang tiga dosa yang paling besar? Kami
menjawab, tentu, wahai Rasulullah. Beliau bersabda, “menyekutukan Allah, dan
berbuat durhaka kepada orang tua.” Kemudian beliau bersandar lalu duduk.
Selanjutnya beliau bersabda dan perkataan dusta serta persaksian dusta. (HR.
Bukhari Muslim meriwayatkan dari Abu Bakar ra).
3. Hadist
yang berkait dengan ayat 15
Janganlah engkau
menyekutukan Allah dengan sesuatu, walaupun engkau dibunuh dan dibakar dan
janganlah engkau durhaka kepada orang tuamu walaupun mereka berdua menyuruh
untuk meninggalkan keluarga dan hartamu.
d.
Penafsiran
QS. Luqman ayat 12-19
- (dan sesungguhnya telah kami berikan Luqman hikmah)
antara lain ilmu, agama dan tepat pembicaraannya.Sebelum nabi Daud diangkat
menjadi rasul, dia selalu memberikan fatwa,dan dia sempat mengalami zaman
diutusnya Nabi Daud, lalu ia meninggalkan fatwa dan belajar menimba ilmu dari
Nabi Daud. Sehubungan engan hal ini Luqman pernah mengatakan “Aku tidak pernah
merasa cukup apabila aku merasa berkecukupan”. Pada suatu hari pernah
ditanyakan oleh orang kepadanya : “siapakah manusia yang paling buruk itu?”
Luqman menjawab “Dia adalah orang yang tidak mempedulikan orang lain sewaktu
melakukan keburukan” - (yaitu) dan kami katakan kepadanya,
hendaklah- (bersyukurlah kamu kepada Allah) atas
hikmah yang telah dilimpahkan-Nya kepadamu- (dan barang siapa yang bersyukur kepada
Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur kepada dirinya sendiri) - (dan barang siapa yang tidak bersyukur)
atas nikmat yang telah Allah limpahkan-Nya kepadanya - (maka sesungguhnya Allah maha kaya) tidak membutuhkan makhluk-Nya
- (lagi maha terpuji) maha terpuji didalam penciptaan-Nya.
- (Dan)
ingatlah (ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia menasehati : “hai anakku)
lafadz bunayya adalah bentuk tafsir, yang dimaksud adalah memanggil anak dengan
nama kesayangannya - (janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan) Allah itu - (adalah benar-benar kedzaliman yang besar”) maka anaknya bertaubat
kepada Allah dan masuk islam.
- (Dan
kami wasiatkan kepada manusia terhadap kedua orang ibu bapaknya) maksudnya
kami perintahkan manusia untuk berbakti kepada orang ibu bapaknya-
(ibunya telah
mengandungnya) dengan susah payah-
(dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah) ia lemah karena mengandung, lemah sewaktu melahirkan
bayinya, dan lemah sewaktu mengurus anaknya di kala bayi- (dan
menyapihnya) tidak menyusuinya lagi-
(dalam dua tahun.Hendaknya) Kami katakan
kepadanya- (bersyukurlah kepada-Ku dan kepada orang ibu
bapakmu hanya kepada-Kulah kembalimu) yakni kamu aku.
(Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu) yakni pengetahuan yang sesuai dengan
kenyataannya -
(maka jangan lah kamu
mengikuti keduanya, dan pergauilah keduanya di dunia dengan cara yang makruf) yaitu
dengan berbakti kepada keduanya dan menghubungakan silahturahmi dengan
keduanya-
(dan
ikutilah jalan) tuntunan - (orang yang kembali) orang yang
bertaubat- (kepada-Ku) dengan melakukan ketaatan- (kemudian hanya kepada-Ku tempat kembali
kalian, maka Kuberitahukan kepada kalian apa yang kalian kerjakan) aku akan
membalasnya kepada kalian.
-
(hai anakku, sesungguhnya)
perbuatan yang buruk itu -
(jika ada sekalipun
hanya sebesar biji sawi, dan berada dalam batu atau di bumi)
atau di suatu tempat yang tersembunyi pada tempat-tempat tersebut - (niscaya Allah akan mendatangkannya) maksudnya Dia kelak akan
menghisabnya.-
(Sesungguhnya Allah maha halus)
untuk mengeluarkannya- (dan maha waspada) tentang tempatnya.
-
(Hai
anakku, dirikanlah shalat dan suruh manusia mengerkajan yang baik
dan mencegah dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu) disebabkan amar ma’ruf
dan nahi mungkar-mu itu. - (sesungguhnya yang demikian itu) hal yang di sebutkan itu - (termasuk hal-hal yang ditekankan untuk diamalkan) karena mengingat
hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang wajib.
-
(dan
janganlah kamu memalingkan)- (mukamu dari manusia) janganlah kamu
Memalingkannya
dari mereka dengan rasa takabur - (dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh) dengan rasa sombong. - (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong) yakni
orang-orang yang sombong dalam berjalan atas manusia.
-
(Dan
sedehanakanlah kamu dalam berjalan) ambilah sikap pertengahan dalam
berjalan, yaitu
antara
pelan-pelan dan berjalan cepat, kamu harus tenang dan anggun, - (dan
lunakkanlah) rendahkanlah - (suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara)
suara yang paling jelek itu - (ialah suara keledai) yakni pada
permulaannya adalah ringkikan, kemudian di susul oleh lengkingan-lengkingan yang
sangat tidak enak di dengar.
-
(Tidaklah kalian perhatikan)
Hai orang-orang yang di ajak bicara, tidaklah -
kalian
ketahui (bahwa Allah telah menundukkan
untuk kepentingan kepentingan apa yang ada di langit) yaitu, matahari,
langit, bintang-bintang supaya kalian mengambil manfaat darinya - (dan
apa yang ada di bumi) berupa buah-buahan, sungi-sungai dan
binatang-binatang - (dan menyempurnakan) artinya meluaskan
dan menyermpurnakan - (untuk kalian nikmat-Nya lahir) yaitu,
di beri bentuk yang baik, anggota yang paling sempurna dan lain sebagainya
- (dan datin) beripa pengetahuan - (dan
di antara manusia) yakni penduduk Mekah - (ada yang membantah tentang keesaan allah
tanpa ilmu pengetahuan dan petunjuk) dari Rasul - (dan
tanpa kitab pemberi keterangan) yang
telah diturunkan oleh Allah, melainkan dia melakukan hal itu hanya secara
taqlid atau mengikut saja.
e.
Ajaran
yang terkandung
Dalam ayat-ayat ini, Allah menjelaskan bahwa Dia
telah memberikan hidayah kepada Luqman. Kemudian menjelaskan pelajaran yang
diberikan oleh Luqman kepada anaknya,
yaitu bagaimana seorang anak berbakti kepada kedua orang tua, ibunya
yang telah mengandung selama 9 bulan dan bagaimana bersikap kepada orang tua
yang berbeda keyakinan. Dan dalam ayat tersebut mejelaskan pula bagaimana
Luqman menyuruh anaknya untuk mendirikan shalat, amar ma’ruf nahi munkar, serta
tetap bersabar dalam menghadapi ujian yang datang dari Allah SWT, karena Allah
tidak akan mencoba hambanya di batas kemampuan yang ia miliki.
0 komentar:
Posting Komentar