Dalam sejarah
perkembangan ‘s Lands Plantentuin
yang berdiri pada tanggal 18 Mei 1817 di Bogor yang bergerak di bidang Botani
ternyata tercatat bahwa selain ahli Botani juga diperlukan ahli Zoologi. Pada
saat itu ahli Zoologi sangat dibutuhkan dalam meneliti hama dan penyakit
tanaman yang disebabkan oleh berbagai jenis binatang, sehingga pembiayaan perlu
diusahakan. Akhirnya pada awal tahun 1894 terkumpul sejumlah dana dan mendapat
ahli Zoologi Pertanian yaitu Dr. J.C.
Koningsberger. Beliau datang dari bogor buan Agustus 1894, bulan dan tahun
inilah yang digunakan sebagai penentuan berdirinya Museum.
Koningsberger mulai
mempelajari hama dan penyakit tanaman pertanian. Ruang kerjanya adalah bekas
penyimpanan kereta kuda yang diperluas untuk syarat sebuah ruangan Laboratorium
Zoologi. Spesimen zoologi terutama serangga telah banyak terkumpul. Dengan
demikian sebagian peranan Museum, yaitu mengumpul, merawat, meneliti, dan
memamerkan bahan koleksi sudah terpenuhi. Setelah lima tahun bertugas
Koningsberger mengambil cuti enam bulan untuk mendeterminasi spesimen serangga
yang dikumpulkan kebeberapa Museum di Eropa. Dengan rekan-rekannya dibicarakan
pula keingginannya mendirikan Zoologisch
en Phytopathologisch Museum di ‘s Lannds Plantentuin Bogor.
Sepulangnya
Koningsberger dari Eropa, beliau menanyakan permohonannya yang diajukan di
amsterdam enam bulan lalu lewat telegram.
3
Setelah mendapat jawaban dari Amsterdam
yang menyenangkan dan dana yang diperlukan sudah ada, pada pertenahan tahun
1900 pembanggunan Museum sudah dapat dimulai. Untuk memperoleh hasil pembanding,
dengan Surat Pemerintah tanggal 15 September 1900, no.6, Koningsberger
melakukan pejalanan dinas ke Singapura untuk tugas mempelajari kaadaan dan
persoalan mengenai Museum Raffles. Pada akhir 1901 gedung Museum seluas 402 m2
sudah selesai dibangun, Museum ini
dinamakan Landbouw Zoologisch Museum.
Namun lima tahun
berjalan nama Landbouw Zoologisch Museum berganti Zoologisch Museum en Werkplaats. Sepanjang tahun ini nama sudah
berganti, museum dikenal dengan berbagai nama serta perkembangan kemajuan yang
diperolehnya. Tahun 1910 nama Museum berganti lagi dengan Landbouw Zoologischen
Laboratorium ini berlangsung sampai dengan tahun 1942. Hal ini untuk memberi
kelenturan dalam ruang lingkup satu-satunya lembaga yang bergerak dalam bidang
zoologi di Indonesia waktu itu. Tahun 1947 nama Museum dihidupkan kembali
dengan nama Museum Zoologisch Bogoriense (MZB) dan mulai diperkenalkan, serta
jati diri Museum diperkokoh dengan diciptakan sebuah logo yang berbentuk bulat
bergambar Komodo. Nama ini terus digunakan pada saat pemerintahan Republik
Indonesia mengambil alih semua instansi pemerintahan Hindia Belanda.
Antara tahun 1955dan
1960 imbuhan lembaga ditambahkan pada nama Museum sehingga namanya menjadi
Lembaga Museum Zoologisch Bogoriense. Selanjutnya nama Museum dihidupkan lagi selama
26 tahun untuk akhirnya terbenam dalam nama Balai Penelitian dan Perkembangan
Zoologi. Nama tersebut dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No.1 tahun
1986, melalui Surat Keputusan Ketua LIPI No.23/Kep/D.5 tahun 1987, yang
bernaung di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi.
4
Walaupun eksistensi
kemandiriannya tidak diakui lagi, namun nama Museum Zoologicum Bogoriense elah
terpaku di dunia internasional dalam bidang zoologi, etapi di dlam negeri
dikenal dengan nama Museum Zoologi Bogor.
0 komentar:
Posting Komentar