Sinaps merupakan tempat transmisi transneuronal suatu impuls (rangsang) saraf. Ada
2 macam cara impuls saraf diteruskan dari satu neuron ke neuron lainnya yaitu:
1. Secara kimia (chemical sinaps)
Impuls diteruskan dari satu saraf kelainnya melalui suatu subtansi kimiawi
(neurotransmitter atau neuromodulator) yang dilepaskan dari sel
pra-sinaps menuju ke pasca sinaps untuk menghasilkan suatu aksi potensial.
Penerusan impuls saraf dari satu neuron ke neuron lainnya atau ke suatu daerah
target dengan cara kimiawi merupakan cara yang paling umum digunakan. Penerusan
impuls saraf dari dendrit sel saraf ke otot juga hanya dilakukan secara
kimiawi.
2. Secara listrik (electrical sinaps)
Impuls saraf yang diteruskan dari neuron
yang satu kelainnya melalui ion-ion yang melintas bebas melewati
saluran-saluran pada gap junction guna meneruskan potensial aksi dari sel pra sinaps
langsung menuju ke post sinaps. Penerusan impuls saraf secara listrik ini
jarang terdapat di SSP mammalia tetapi ditemukan pada beberapa tempat di batang
otak, retina dan korteks serebrum.
Satu sinaps terdiri atas unsur
prasinaps (umumnya suatu bouton sinaps) dan unsur pasca sinaps (suatu
dendrit) dengan suatu celah sinaps ekstrasel yang
sempit di antara keduanya. Celah tersebut hanya selebar 20-30 nm dan dapat
mengandung filamen-filamen halus yang menjembatani bagian luar membran
pra-sinaps dan membran pasca sinaps (Gb-28)
Pada bagian pra-sinaps terdapat
kumpulan gelembung berukuran 40-60 nm yang berisi substansia neurotransmitter.
Bila timbul aksi potensial pada ujung
akson, gelembung sinaps menyatu dengan membran pra-sinaps pada tempat pelepasan
yang khusus, mengeluarkan isinya ke dalam celah sinaps. Neurotransmiter
kemudian melewati membran pasca sinaps untuk berinteraksi dengan
molekul-molekul reseptor. Hal ini menyebabkan perubahan potensial membran dari
neuron pasca sinaps sehingga terjadi pemindahan impuls.
Beberapa neurotransmitter
adalah asetilkolin, norepinefrin, epinefrin, serotonin, enkefalin, endorphin,
gamma aminobutyric acid (GABA) dsbnya.
Neurotransmiter ini disintesa dan dibungkus dalam vesikel-vesikel
transpor di ujung akson/akson terminal, tetapi beberapa neurotransmiter
misalnya neurotransmitter golongan peptida mungkin dihasilkan di badan sel
saraf/soma. Neutransmiter yang diproduksi di soma (diduga sangat sedikit)
dibungkus dalam gelembung sinaps, kemudian diangkut melalui mikrotubulus
aksoplasma ke ujung akson.
Berdasarkan
bagian
sel saraf yang saling berkontak, sinaps ini dapat berupa: (Gb-29)
1.
Akso-dendritik
2.
Akso-somatik
3.
Dendro-dendritik
4.
Akso-aksonik
5.
Akson dengan serat otot.
Suatu
akson dapat membentuk sinaps dengan akson lainnya pada bagian yang tidak
bermielin yaitu bagian segmen awal
(didaerah akson hillock) dan bagian ujung
akson (end bulb regions). Sinaps bentuk
dendro-dendritik, merupakan bentuk yang lebih jarang ditemui. Sinaps seperti
ini dapat dijumpai antara sel reseptor olfaktorius di rongga hidung dengan sel
saraf di daerah korteks serebri area olfaktorius.
SINTESIS NEUROTRANSMITER
Salah satu contoh sintesis dan pelepasan neurotransmitter
yang akan di bahas di bawah ini adalah proses sintesis dan penglepasan
neurotransmitter asetil kolin (Gb-30).
Aksi potensial atau impuls
listrik saraf yang berjalan sepanjang akson akan tiba di ujung akson (terminal akson atau boutons terminaux).
Rangsang listrik saraf ini akan membuka kanal
ion
kalsium yang diikuti
dengan masuknya kalsium ke dalam akson. Disamping itu pada saat yang bersamaan
juga akan masuk kedalam akson ion
natrium lewat pompa aktif natrium. Masuknya ion natrium ini akan
membawa serta senyawaan kolin dan
senyawaan asetat ke dalam akson lewat pompa natrium.
Senyawaan asetat yang masuk
lewat pompa natrium dan yang masuk ke akson lewat transportasi aksonal
anterograde tipe cepat akan diaktivasi (diubah menjadi bentuk aktif) di dalam
mitokondria menjadi asetil ko-ensim A
(Asetil KoA). Senyawaan kolin yang masuk lewat pompa natrium dan yang
sampai ke akson lewat transportasi aksonal tipe cepat akan diubah menjadi
asetilkolin dengan bantuan asetil ko-ensim A dan ensim kolin asetil transferase.
Asetilkolin yang sudah
disintesa kemudian akan masuk ke dalam vesikel sinaps lewat proses endositosis. Neurotransmiter
akhirnya akan dibungkus oleh membran vesikel sinaps. Membran vesikel sinaps ini
dapat berasal dari membran vesikel sinaps yang dipakai ulang kembali setelah
melepaskan neurotransmitter melalui proses internalisasi atau membran vesikel
yang baru yang masuk ke ujung akson lewat transportasi aksonal anterograde tipe
cepat. Kedalam vesikel ini juga akan dimasukkan ATP sebagai sumber energi dan
zat-zat lain seperti proteoglikan.
Vesikel sinaps lalu bergerak
ke membran terminal akson (bouton terminaux) dan kemudian menyatu dengan
membran tersebut. Proses pergerakan vesikel dan penyatuan vesikel dengan
membran terminal akson ini di fasilitasi
oleh ion kalsium yang masuk lewat kanal kalsium. Pada proses ini, protein synapsin I diduga juga turut
berperan.
Neurotransmiter akhirnya
akan dilepaskan ke dalam celah sinaps lewat proses eksositosis. Asetilkolin kemudian akan berikatan
dengan reseptor asetilkolin di membran postsinaps (umumnya di dendrit). Ikatan
antara asetilkolin dengan reseptornya akan menimbulkan terjadinya depolarisasi
(perubahan muatan listrik) dan akhirnya menimbulkan impuls listrik saraf yang
akan berjalan merambat menuju ke badan sel saraf.
Perangsangan impuls listrik
di postsinaps ini kemudian akan terhenti setelah ensim asetilkolin esterase memutuskan ikatan asetilkolin
dengan reseptornya. Asetilkolin akan dihidrolisa menjadi senyawaan kolin dan
asetat yang akan masuk kembali ke dalam akson lewat pompa natrium, untuk
digunakan kembali dalam sintesa neurotransmitter. Membran vesikel sinaps juga
akan dipergunakan kembali untuk membuat vesikel yang baru melalui proses
internalisasi.
SUSUNAN SARAF PUSAT
Susunan saraf pusat terdiri atas otak
dan medula spinalis. Susunan saraf pusat berfungsi untuk menerima dan
mengintegrasikan semua rangsang yang diterima dari luar tubuh (eksteroseptif)
dan dari dalam tubuh (interoseptif) melalui reseptor-reseptor tertentu. Rangsang yang diterima oleh reseptor
diubah menjadi impuls saraf dan diteruskan ke SSP. Oleh SSP impuls saraf ini kemudian diterima,
diolah dan diintegrasikan. SSP kemudian menjawab impuls yang diterima tersebut
dan akan mengirim impuls jawaban ke organ-organ efektor seperti otot, kelenjar, dan sebagainya.
Impuls yang diterima juga dapat disimpan sebagai memori untuk waktu selanjutnya
dan dapat direcall (dipanggil) kembali sewaktu diperlukan.
Secara histologi susunan saraf pusat terdiri atas komponen-komponen sebagai
berikut:
1. Neuron.
Pada medulla spinalis neuron
terletak di dalam kolumnar berbentuk huruf H (daerah substansia
grisea atau
daerah abu-abu). Sedangkan didalam otak letaknya di lapisan permukaan
korteks
serebri (juga daearah substansia grisea)
dan dibagian dalam otak yaitu di nukleus (kumpulan
neuron dengan fungsi khusus).
2. Neuroglia
Neuroglia merupakan sel-sel penyokong
sel-sel saraf.
3. Serat saraf
Umumnya serat saraf merupakan akson yang panjang dengan atau
tanpa mielin. Kebanyakan
serat saraf ini bergabung membentuk suatu
ikatan suatu ikatan yang disebut traktus.
4.
Struktur tambahan yang membantu atau
memelihara, melindungi sel saraf yang terdapat di
dalam SSP seperti
pembuluh darah, cairan serebro-spinal (likuor serebri), selaput otak dsbnya.
Substansia Grisea dan Alba
Otak dan medula spinalis terdiri atas
2 lapisan yaitu bagian yang bewarna abu-abu (substansia grisea) dan yang
bewarna putih (substansia alba). Pada substansia grisea terletak terletak perikarion dan serat
saraf tak bermielin. Dalam keadaan segar bagian ini bewarna abu-abu. Sedangkan
substansia alba terdiri atas akson bermielin yang dalam keadaan segar bewarna
putih karena adanya myelin dan dendrit
0 komentar:
Posting Komentar