KEGIATAN I
PENGAWETAN
Untuk
kepentingan pendidikan, tumbuhan rendah ini dapat diawetkan, kemudian disimpan
sebagai koleksi. Cara pengawetan ini ada dua cara, yaitu;
1.
Pengawetan kering atau dibuat herbarium.
Biasanya digunakan untuk tumbuhan
yang berthallus besar, seperti lumut dan tumbuhan paku. Spesimen yang telah kering
dapat disimpan dalam amplop atau kardus dan diberi label tertentu.
2. Pengawetan basah, yaitu menggunakan larutan
pengawet zat kimia.
Macam-macam resep untuk larutan pengawet:
A. Larutan pengawet
sederhana:
3% formalin, yaitu 3 cc formalin 40% dalam
37 cc air suling.
B. Larutan FAA (Form
alin-Acetic acid-Alkohol)
6,5 cc formalin 40%, 2,5 cc asam
cuka glacial, 100 cc alkohol 50%.
C. Larutan FAA – I
5 cc formalin 40%, 7 cc asam.
euka glacial, 90 cc alkohol i0
D. Larutan FAA – II
10 cc formalin 40%, 5 cc asam
cuka glacial, 55 cc alkohol 95%, dan ditambahkan 35 cc aquadest.
E. Larutan pengawet lainnya:
6 bagian air.
3 bagian 95% alkohol.
1 bagian formalin 40%. Bisa
ditambahkan 5 cc gliserin pada setiap 100 cc larutan pengawet agar spesimen
terlindungi bila larutan pengawetnya habis menguap.
Mempelajari
suatu tumbuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1.
Menyamakan/membandingkannya dengan spesimen herbarium.
2.
Menyamakan/membandingkannya dengan gambar/foto dan
uraiannya atau deskripsi tumbuhan itu.
3.
Menanyakan kepada ahlinya.
4.
Menggunakan kunci determinasi, cara inilah yang paling ilmiah
dari cara-cara lainnya.
Dalam buku
penuntun praktikum ini terdapat banyak kunci determinasi yang bisa digunakan
untuk menentukan tingkatan takson tertentu. Untuk kepentingan ini, pengamat
mesti memperhatikan benar setiap bagian tubuh tumbuhan yang diamatiriya untuk
dicocokkan dengan kriteria yang ada pada kunci determinasi itu. Selamat
belajar dan mencobanya.
BAB II
BENTUK, SIFAT
DAN PERANAN ALGAE
SERTA
DASAR-DASAR KLASIFIKASINYA
Alga atau ganggang merupakan
tumbuhan thallus (Thallop/zyta) yang
memiliki khlorofil, sehingga dapat berfotosintesis dan bersifat ototrof.
Tumbudlan ini banyak ditemukan di perairan dan tempat-tempat lembab, bahkan
ada yang bersimbiosis dengan tumbuhan lain. Tubuhnya ada yang bersel satu, membentuk
koloni, dan bersel banyak dengan kandungan pigmen
(zat warna) dan zat makanan cadangan yang
berbeda-beda.
Banyak alga
bersel satu yang merupakan fitoplanhton dan
beberapa yang memiliki sifat seperti hewan sebagai zooplanton. Hal ini menimbulkan perdebatan para ahli Botani dan
Zoologi. itilisalnya: Chlamydomonos,
Volvox, Euglena adalah organisme yang dapat bergerak bebas seperti hewan,
tetapi memiliki khlorofil, sehingga ada yang memasukkan ke dalam golongan alga
dan ada pula yang memasukkaa ke dalam golongan Protozoa (Hewan Bersel Satu).
Sebagian dari para ahli memasukkan organisme yang memiliki sifat tumbuhan dan hewan
ini ke dalam golongan khusus yaitu: Protista.
A. BENTUK DAN SIFAT ALGA
- Bentuk tubuh
Ada alga yang bersel satu
(Clorococcus), berkoloni (Volvox) dan bersel banyak serupa:
-
benang: Spirogyra,
Oscillatoria, Vaucheria, dan sebagainya.
-
lembaran: Ulva,
Padina, Laminaria, dan sebagainya.
-
rerumputan: Chara, Nitella,
Sargassum, dan sebagainya.
- Komposisi Sel
Semua alga mengandung khlorofil,
tetapi pigmen yang dominan pada setiap kelas alga adalah bervariasi, seperti: khlorofil adalah pigmen utama pada Chlorophyceae, fikoeritrin (merah) adalah
pigmen utama Rhodophyceae fitosantin (coklat
kekuningan) adalah pigmen utama Phaeophyceae,
dan pigmen-pigmen lainnya.
Komposisi sel yang penting
lainnya adalah kandungan zat makanan cadangannya. Beberapa alga ada yang
mengandung zat tepung, bahan agar-agar, zat kersik (silikat), zat kapur, pektin
dan minyak laminarin.
Selain itu, ada golongan alga
yang belum memiliki inti sejati atau tidak memiliki dinding nukleus di dalam
selnya; disebut sel prokariotifz (pada
Cyanoph,yeeae), tetapi umumnya alga
bersifat eukariotik.
Pada golongan alga Cyanophyceae
banyak yang memiliki lapisan lendir sebagai pembungkus koloninya.
- Habitat
Alga hidup di dalam perairan
laut, air tawar dan banyak yang menghuni tempat-tempat yang lembab, serta
melakukan simbiosis dengan tumauhan lain. Anabaena
azollae adalah jenis alga biru (Cyanophyceae)
yang bersitnbiosis dengan tumbuhan paku air jenis Azolla pinnata, sehingga habitatnya pun mengikuti
tumbuhan paku air tersebut.
B. PERANAN ALGA BAGI
KEHIDUPAN MANUSIA
Banyak golong alga yang memiliki
nilai ekonomi atau bersifat kemersil, seperti mengliasilkan:
1.
Bahan agar-agar: Euchenza,
Rhodymenia dan Gracilaria.
2.
Bahan industri:
-
Laminaria mengandung asam alginat
yang dipakai sebagai bahan pengemulsi zat, pembuatan rat, karet dan obat-obatan
kosmetik. Contoh lain: Sargassum
-
Diatomae mengandung asam kersik
yang berguna untuk pembuatan pasta gigi.
3. Sebagai fitoplankton : Alga mempakan
vegetasi perintis, karena ia arganisme tingkat rendah yang mampu berfotosintesis,
sebagai produsen dalam ekosistem. Tanpa produsen kehidupan organisme tidak
akan jalan.
4. Bahan kultur laboratorium,
seperti medium agar untuk perkembangbiakan bakteri & jamur untuk
mendapatkan antibiotik.
C. KLASIFIKASI
Beberapa
kriteria yang dipakai sebagai pedoman untuk klasifikasi alga adalah dengan
memperhatikan hal-hal: kandungan pigmen
yang dominannya, zat cadangan mahanan, struktur inti selnya dan dinding selnya. Perhatikanlah bagan
klasifikasi di bawah ini untuk tingkat kelas dalam divisi: Thallophyta.
Pembagian kelas alga di atas adalah tidak
semata-mata didasarkan kepada pigmentasi saja, meskipun dalam penamaan
kelas-kelas tersebut berkaitan dengan kandungan pigmen pada umumnya. Hal ini
penting, sebab ada beberapa jenis alga yang warnanya kehijauan, tetapi karena
banyak mengandung zat bahan agar-agar, dimasukkan ke dalam kelas Rhodophyceae: Rhodymenia, Gelidium. Demikian
pula, Gracilaria warnanya kecoklatan,
tetapi karena mengandung bahan agar-agar tetap anggota Rhodophyceae. Jadi kandungan zat makanan cadangan lebih menentukan
daripada sekedar pigmen yang dominannya.
Menurut
Stassburger, Divisi: Thallophyta yang berkhlorofil ini terbagi atas 5 kelas
berdasarkan pigmentasi (warna), yaitu:
I. Kelas: Cyanophyeeae
(kyanos = biru, phykos = alga,
ganggang) - disebut alga biru.
II. Kelas: Chlorophyceae
(chloros = hijau, + phykos) - alga
hijau.
III. Kelas: Chrysophyceae
(chrysos = emas, + phykos) - alga
keemasan
IV. Kelas: Phaeophyceae
(phaios = coklat-kehitaman, + phykos)
- alga coklat/perang.
V. Kelas: Rhodophyceae
(rhodon = merah, + phykos) - alga
merah.
Untuk lebih
jelasnya dalam pengenalan kelas-kelas alga, baiklah akan diuraikan beberapa
anggotanya yang dianggap penting uniuk mewakilinya. Perlu diketahui, bahwa
dalam klasifikasi yang modem, kelas-kelas alga tersebut dapat diangkat menjadi
divisidivisi, bahkan ada yang dipecah lagi menjadi beberapa divisi seperti
yang dikemukakan oleh Smith dan Tippo.
0 komentar:
Posting Komentar