a. anatomi ekternal
Aves merupakan kelas tersendiri dalam kingdom
animalia, aves atau burung memiliki ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan
diantara mereka bisa terbang. Kelas aves merupakan satu-satunya kelompok hewan
yang memiliki bulu. Salah satu contoh dari aves tersebut adalah Columba livia. Columbia livia merupakan
spesies hewan bertulang belakang (vertebrata) dari kelas aves yang mempunyai
bulu dan dapat terbang (Soman,2005 ).
Dilihat secara
keseluruhan bagian eksternal dari Columba livia memiliki tubuh yang
terdiri atas caput (kepala), cervix ( leher), truncus (badan), cauda (ekor) dan
extrimitas (alat gerak). Selain itu, Columba livia memiliki
bulu-bulu dengan bagian-bagiannya.pada bagian caput Columba livia ini
memiliki paruh yang tidak bergigi yang dibentuk oleh maxilla dan mandibula.
Selain itu juga terdapat nares (lubang hidung), cera, organon visus, dan porus
acusticus externus. Nares terdapat pada bagianlateral rostrum bagian atas. Cera
merupakan tonjolan kulit yang lemah pada basis rostrum bagian atas. Organon
visus dikelilingi oleh kulit yang berwarna kuning kemerah-merahan, selain itu
terdiri dari pupil dan membrane nicyitan yang terdapat pada sudut medial mata.
Porus acusticus externus terletak disebelah dosa-caudal mata dan membrane
tympani terdapat di sebelah dalamnya berguna untuk menangkap getaran suara
(Radiopoetra, 1996)
Bagian cervix
merupakan perpanjangan caput sampai ke bagian truncus. Truncus sebagian besar
ditutupi oleh bulu. Pada facies dorsalis uropygium terdapat papilla yang
mempunyai lubang sebagai muara kelenjar minyak (glanduld uropygialis). Pada
bagian. Ekor hanya terdiri dari bulu-bulu yang di bawahnya terdapat kloaka.
Gambar 5.
Anatomi external aves (Columba livia) (www.chestofbooks.com, 2009)
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak
dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu,
yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa
dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang
selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada
tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit.
Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus
yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral
kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah
sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan
selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan
susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
v Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip
rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus.
Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan
beberapa barbulae di puncak.
v Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir
sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
v Plumae, Bulu yang sempurna.
v Barbae
v Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap
barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu
menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan
plumae terdiri dari :
1.) Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
2.) Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
3.) Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan
sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki
jaringan.
4.) Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas
barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus
inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu
burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut
teleoptile (Hickman, 2001)
Menurut
letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
- Tectrices, bulu yang menutupi badan.
- Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
- Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
- remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
- Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
- Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
- Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
- Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).
Semi plumae adalah kumpulan bulu barbula yang letaknya
tersembunyi di bawah bulu-bulu luar. Bistle adalah bulu perasa berupa shaft
yang memanjang melebihi bulu luar, ditemukan pada kepala burung Caprimulgids
dan burung penangkap serangga flycatchers (Sukiya, 2003). Bristle yang menutupi
lubang hidung terdapat pada burung pelatuk. Hal ini merupakan bentuk adaptasi
burung pelatuk agar partikel-partikel kayu tidak masuk saluran pernafasan.
Bristle pada burung hantu dan caprimulgids membantu mendeteksi posisi sarang,
tempat bertengger dan benda yang menghalangi. Fungsi bristle didukung oleh
adanya getaran dan tekanan reseptor dekat folikel bulu (Kant, 2001).
Bentuk bulu ekor burung pada saat tidak terbang
bermacam-macam, antara lain berbentuk persegi, bertakik, bercabang, bulu
sebelah luar memanjang, bulu ekor dengan raket, bulu tengah panjang, bundar,
berbentuk cakram, berbentuk tingkatan, dan berujung runcing (Kant, 2001).
Fungsi bulu pada aves:
1.) Dapat mencegah
hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka dalam cuaca
dingin.
2.) Sementara, saat
cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan bulu-bulu
mereka.
3.) Sebagai penutup
tubuh
4.) Bulu-bulu ekor yang
besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem.
5.) Untuk memperindah
tubuh.
6.) Plumae agar dapat
terbang
7.) Filoplumae sebagai
sensor
8.) Plamulae berfungsi
sebagai isolator
9.) Untuk menghangatkan
telur saat mengerami
10.) Melindungi
kulit dari serangga
Gambar 3. Bulu pada aves
(Sempala.blogspot.com, 2009)
Pada bagian
extrimitas (Membrum Liberi ) terdiri atas extrimitas superior dan extrimitas
inferior. Extrimitas superior berupa sayap yang skeletonya terdiri dari humerus
(tulang lengan atas), radius (tulang pengumpil), ulna (tulang hasta), ossa
carpalia (tulang pergelangan tangan), carpo metatarsus (tulang telapak tangan),
dan digiti (ruas jari). Sedangkan extrimitas inferior berupa tangkai yang
terdiri atas patella (tulang lutut), tibio-tarsus (tulang pergelangan kaki),
fibula (tulang betis), tarso metatarsus (persatuan antara ossa tarsalia dan
ossa metatarsalia), dan phalanges yang terdapat digiti yang mempunyai falcula.
b. Anatomi internal aves
Bagian internal
pada aves tersusun dari beberapa organ vital seperti hepar, vesica
fellea, ventriculus, lien, intestinum, coecum, dan vesica urinaria. Selain
organ-organ tersebut diaphragm yang terdiri dari centru tendenium yang
mengkilat dan berwarna putih, pars muscularis, dan porus. Bagian diaphragm yang
terlihat setelah pemotongan pada pangkal menunjukkan adanya bagian-bagian
sebagai berikut 1.) costae verae 2.)costae spuriae 3.) costae fluctuantes
4.) sternum.organ-organ dalam yang terdapat dalam tubuh Columbus livia
akan membentuk beberapa system yaitu system pencernaan, system respirasi,
system urogenital, system nervosum, system integumentum, dan system
transportasi (Kant, 2001).
Gambar 7.
Anatomi internal aves (www.wtamu.edu/~rmatlack/pigeon
dissection/body cavity,
2009)
c. Deskripsi systema
Dalam tubuh aves
tersusun dari beberapa system yang tersusun dari kumpulan organ yang mempunyai
fungsi dan tugas yang sama. System-system tersebut antara lain:
1.) System
respiration
System
pernapasan pada aves termodifikasi untuk bisa menampung oksigen ketika terbang.
Aves ini membutuhkan oksigen dalam jumlah yang sangat banyak daripada kelas
yang lain. Pada aves aliran udara hanya satu arah, udara baru datang pada ujung
yang satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lain
(Radiopoetra, 1996)
Aves bernapas
dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (saccus pneumatikus)
yang menyebar sampai ke leher, perut dan sayap. Kantong udara terdapat pada :
1.) Saccus
cervicalis, terdapat di pangkal leher.
2.) Saccus
interclavicularis, terdapat antara coracoids.
3.) Saccus
thoracalis anterior, terdapat pada rongga dada depan.
4.) Saccus
thoracalis posterior, terdapat pada rongga dada belakang
5.) Saccus
abdominalism, dikelilingi oleh lingkaran intestinum
Fungsi kantong udara tersebut:
Ø
Membantu pernapasan terutama saat terbang
Ø
Menyimpan cadangan udara (oksigen)
Ø
Memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat
burung berenang
Ø
Mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak
Proses inspirasi pada aves:
Udara yang kaya
oksigen masuk ke paru-paru. Otot antar tulang rusuk (interkosta) berkontraksi
sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada membesar. Hal itu menyebabkan
tekanan udara dada menjadi kecil sehingga udara luar yang kaya oksigen akan
masuk. Udara yang masuk sebagian kecil menuju ke paru-paru dan sebagian besar
menuju kantong udara sebagai cadangan udara.
Proses ekspirasi pada aves:
Otot interkosta relaksasi
sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula. Akibatnya roongga dada
mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar daripada tekanan udara luar. Hal
ini menyebabkan udara paru-paru yang kaya karbondioksida keluar. Adanya kantong
udara pada aves membantu untuk mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur
ke dalam paru-paru.
Pernapasan burung saat terbang :
Pada saat
terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang
dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi untuk
terbang. Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di
antara tulang korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu
masuk ke paru-paru.
2. System
pencernaan
Aves tidak
memiliki struktur gigi tetapi aves mempunyai paruh yang sangat kuat dan
berfungsi untuk mengambil makanan yang kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu
menuju kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang
disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar (proventriculus) yang
menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makanan secara
kimiawi. Kemudian masuk menuju ventriculus (lambung pengunyah) yang dinding
ototnya tebal dan kelenjar pylorusnya menghasilkan secret. Didekat hati terdapat
empedal yang biasanya sering terdapat pasir atau batu kecil untuk mencerna
makanan secara mekanik. Setelah itu, makanan menuju intestinum tenue. Enzim
yang dihasilkan oleh pancreas dan empedu dialirkan ke dalam intestinum tenue.
Hasil pencernaan berupa sari-sari makanan diserap oleh kapiler darah pada
dinding usus halus. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam rectum
dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka (Radiopoetra, 1996).
Sistematis
pencernaan makanan pada aves :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar→Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus→Ususbesar→Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar→Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus→Ususbesar→Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
3.) Systema
urogenitalia
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa Columbia livia yang
diamati berjenis kelamin betina. Hal ini diketahui karena adanya organa
genitalia feminine, yang terdiri dari struktur yang disebut ovarium yang
didekatnya terdapat tiga pasang ginjal (ren) yang terdapat disebelah kanan dan
kiri. Sistem reproduksi pada jantan memiliki testis yang betuknya seperti
kacang buncis kecil, namun ketika musim kawin tiba. Sebelum pembebasan, sperma
disimpan pada seminal vesicle, yang seperti testes yang membesar ketika
musim kawin. Sejak penis tereduksi, kopulasi adalah bahan yang membawa menuju
permukaan hubungan, sehingga jantan selalu dibelakang betina ketika proses
perkawinan. Pada burung betina, yang berkembang hanya ovary bagian kiri dan
oviduk, sedangkan sebelah kanan mengalami pengecilan menjadi struktur vestigial.
Telur dilepaskan dari ovarium dan ditampung dalam oviduk yang meluas, infundibulum.
Oviduk mengalir menuju ke kloaka. Ketika telur bergerak turun menuju ke oviduk,
albumin atau telur putih, dari kelenjar khusus ditambahkan padanya. Lebih jauh
oviduct, membran kulit, kulit dan pigmen kulit juga disekresi oleh telur.
Fertilisasi terjadi di sebelah atas oviduct. Sperma dapat hidup dalam oviduk
betina selama beberapa hari setelah perkawinan.
Gambar 8. Organa genitalia aves (Xanderzulka.blogspot.com, 2009).
Sedangkan organa uropetica terdiri atas ren, hepar, dan pannkreas.
Ren (mesoneprhos) yang berjumlah sepasang dan masing-masing terdiri atas 3
lobi. Hepar berwarna kemerah-merahan dan terdiri dari atas 2 lobi (dexter dan
sinister). Setiap lobus bermuara pada satu ductus hepaticus yang bermuara pada
duodenum. Pankreas terletak antarapars ascendens dan pars descendens duodeni.
Biasanya mempunyai tiga saluran yang bermuara pada ascendens duodeni
(Radiopoetra, 1996)
4.) System
nervosum
System nervosum
pada Columba livia terdiri atas system saraf pusat dan system saraf
tepi. System saraf pusat Columba livia terdiri dari otak yang bagian
cerebrumnya berkembang dengan baik. Pada system nervosun, encephalon
(otak) secara relative lebih besar bila dibandingkan dengan reptilian ( Jasin,
1987 ). Dibagian atas terdapat tiga bagian yang pokok, yaitu :
a.) Prosencephalon
(bagian muka), terbagi atas :
·
Telenchepalon (bagian muka)
·
Diencephalon (bagian belakangnya)
b.) Mesencephalon
(bagian tengah).
c.) Rhombencephalon,
terdiri dari :
·
Metencephalon (bagian atas)
·
Myencephalon (bagian tengah)
5.) System
cardiovascular
Aves (Columba
livia) termasuk kedalam hewan berdarah panas yang memiliki temperature
internal tubuh yang relative konstan. Columba livia mempunyai jantung (cor)
sebagai sentral yang terletak di linea mediana dan terbagi sempurna atas
4 bagian. Cor dibungkus oleh otot-otot jantung (pericardium). Cor terbagi
menjadi 4 ruang yaitu atrium sinistrum, atrium dextrum, ventrikel sinister, dan
ventrikel dexter. Antara Atrium sinistrum dan dexter dipisahkan oleh septum
atriorum. Ventrikel sinister dan dexter dipisahkan oleh septum ventriculorum
(kardong, 2002).
d. Klasifikasi
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi
Columba livia adalah (Hickman, 2003) :
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Aves
Orde
: Columbiformes
Family
: Columbidae
Genus
: Columba
Spesies
: Columba livia
0 komentar:
Posting Komentar