PENDAHULUAN
Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang
tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat
bantu untuk dapat melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan
dunia mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis,
sehingga diperlukan suatu cara pengelompokan atau pengklasifikasian.
Klasifikasi adalah suatu istilah yang berkaitan dan
sering kali digunakan atau dipertukarkan dengan taksonomi. Taksonomi adalah
ilmu mengenai klasifikasi atau penataan sistematis organisme kedalam kelompok atau
kategori yang disebut taksa (tunggal, takson) tetapi penyusunan taksonomi
mikroorganisme mensyaratkan diidentifikasi sebagai mana mestinya dan diberi
nama. Kegiatan secara keseluruhan, yakni tentang pengklasifikasian penamaan dan
pengidentifikasian mikroorganisme, disebut sebagai sistematika mikroba.
Menyusun sistematik dalam dunia mikroorganisme
bukanlah pekerjaan yang mudah kesulitan pertama yang kita hadapi ialah
menentukan apakah mikroba itu golongan hewan atau golongan tumbuhan. Setelah
leeuwenhoek menyelami dunia mikroorganisme , sarjana Zoologi seperti Muller
(1773) dan erlenberg (1838) menggolongkan bakteri pada protozoa. Baru pada
tahun (1873), Cohn sarjana botani bangsa Jerman, mengetahui adanya ciri-ciri
yang menyebabkan ia lebih condong menggolongkan bakteri (salah satu
mikroorganisme) pada tumbuhan. Klasifikasi bakteri secara agak lengkap pada
tahun 1875, dan sejak itu diadakan penyempurnaan secara berangsur-angsur sampai
sekarang.
Banyak kesulitan dalam mengklasifikasikan
mikroorganisme. Misalnya dalam klasifikasi bakteri. Kriteria dalam kalasifikasi
berbeda dengan mengklasifikasikan tumbuhan tingkat tinggi dan hewan tingkat
tinggi yang didasarkan terutama pada sifat-sifat marfologisnya. Tetapi hal ini
sulit dilaksanakan pada bakteri, sehingga klasifikasi bakteri di dasarkan
sebagian pada sifat-sifat morfologi, dan sifat-sifat fisiologinya termasuk
imunologi.
Banyak bakteri di bawah mikroskop menunjukkan bentuk
morfologi yang sama, tetapi sifat-sifat fisiologi mereka berlainan sama sekali.
Ada beberapa golongan bakteri yang sama bentuknya, tetapi yang satu dapat
mencernakan asam amino tertentu, sedangkan yang lainnya tidak. Ada pula suatu
golongan yang dapat menyebabkan suatu penyakit, sedang golongan yang lain
tidak. Maka jelaslah bahwa kesukaran kita untuk menetapkan spesies berdasarkan
sifat-sifat morfologi saja.
PEMBAHASAN
Klasifikasi dan Identifikasi
Dalam semua cabang biologi diperluan pencirian,
klasifikasi dan identifikasi. Klasifikasi merupakan proses untuk mengenali dan
mengelompokkan organisme hidup. Klasifikasi merupakan bagian dari bidang ilmu
sistematik. Tujuan klasifikasi ialah mengatur kedudukan dari berbagai organisme
di alam. Jika diketahui ciri-ciri suatu mikroorganisme, maka dapat dilakukan
perbandingan sehingga terlihat persamaan dan juga perbedaan dnegan organisme
lainnya. Hal ini dapat disamakan dengan membuat tabel periodik bagi unsur kimia
sehingga terlihat keterkaitan antara unsur kimia tersebut.
Klasifikasi dan identifikasi mikroorganisme haruslah
diketahui terlebih dahulu karakteristik atau ciri-ciri mikroorganisme. Oleh
karena ukurannya yang sangat kecil, tidaklah mungkin bagi kita untuk
mempelajari 1 mikroorganisme saja, sehingga yang dipelajari adalah
karakkteristik suatu biakan yang merupakan populasi dari suatu mikroorganisme.
Ciri-ciri utama dari suatu mikroorganisme dikelompokan
sebagai berukut : .
1. Morfologi
Mikroba pada umumnya sangat kecil : ukurannya
dinyatakan dalam mikrometer (m) .
1 m = 0,001 mm
Oleh karena ukurannya yang kecil diperlukan mikroskop
untuk melihat mikroba. Mikroskop yang digunakan tergantung pada kecermatan yang
diinginkan oleh peneliti.
2. Sifat Kimiawi
Sel terdiri dari berbagai bahan kimia. Bila sel
mikroba diberi perlauan kimiawi, maka sel ini memperlihatkan susunan kimiawi
yang spesifik. Sebagai contoh, bakteri Gram negatif memiliki lipopolisakarida
dalam dinding selnya, Sedangkan bakteri Gram positif tidak. Sebaliknya pada
banyak bakteri Gram positif terdapat asam teikoat. Bahan kimia ini tidak
ditemukan pada gram negatif. Dinding sel fungsi dan algae berbeda dari bakteri.
Pada kelompok virus, pembagian dilakukan berdasaran asam inti yang dikandung,
apakah merupakan DNA atau RNA
3. Sifat Biakan
Zat hara yang diperlukan oleh setiap mikroorganisme
berbeda ada mikroorganisme yang hanya dapat hidup dan tumbuh bila diberikan zat
hara yang kompleks (serum, darah). Sebaliknya ada pula yang hanya memerlukan
bahan inorganik saja atau bahan organik (asam amino, karbohidrat, purin,
pirimidin, vitamin, koenzim) selain itu beberapa mikroorganisme hanya dapat
tumbuh pada sel hidup, berupa inang, telur, bertunas, biakan jaringan.
4. Sifat Metabilisme
Proses kehidupan dalam sel merupakan suatu rentetan
reaksi kimiawi yang disebut metabolisme. Berbagai macam reaksi yang terjadi
dalam metabolisme dapat digunakan untuk mencirikan mikroorganisme
5. Sifat Antigenik
Bila mikroorganisme masuk kedalam tubuh, akan terbentu
antibodi yang mengikat antigen. Antigen merupakan bahan kimia tertentu dari sel
mikroba. Antibodi ini bersifat sangat spesifik terhadap antigen yang
menginduksinya. Oleh karena mikroorganisme memiliki antigen yang berbeda, maka
antibodi dapat digunakan untuk mencirikan (rapid indentification) terhadap
mikroorganisme. Reaksi ini sangat sepesifik sehingga dapat disebut sebagai lock
and key system.
6. Sifat Genetik
DNA kromosomal mikroorganisme memiliki bagian yang
konstan dan spesifik bagi mikroorganisme tersebut sehingga dapat digunakan
untuk pencirian mikroorganisme.
Susunan basa DNA
Untuk perbandingan di gunakan mol % G+C
7. Patogenitas
Mikroba dapat menimbulkan penyakit, kemampuannya untuk
menimbulkan penyakit merupakan ciri khas mikroorganisme tersebut selain itu
terdapat pula bakteri yang memakan bakteri lainnya (Bdellovibrio) dan
virus (bakteriofag)yang menginfesi dan menghancurkan bakteri.
8. Sifat Ekologi
Habitat merupakan sifat yang mencirikan
mikroorganisme. Mikroorganisme yang hidup di lautan berbeda dengan air tawar.
Mikroorganisme yang terdapat dalam rongga mulut berbeda dengan saluran
pencernaan.
Perkembangan Klasifikasi
Pada klasifikasi “Five-kingdom System. Pembagian
didasarkan pada cara pengambilan zat hara yaitu :
a. Forosintesis
b. Absorpsi
c. Ingesti
Prokariot termasuk dalam Monera, cara mengambilan zat
hara tidak melalui ingesti. Yukariot uniseluler termasuk protista, ketiga macam
pengambilan zat hara terlihat dalam kelompok ini. Mucroalgar bersifat
forosintetik, Protozoa dengan ingesti dan protista lainnya dengan absorpsi.
Selain itu ada pula yang melakukan kombinasi. Mikroorganisme masuk dalam :
a. Monera
(bacteria dan cyanobacteria)
b. Protista (microalgae
dan protozoa)
c. Fungsi (yeasts
dan mold)
Tabel. Perkembangan Klasifikasi
Two-Kingdom system
Lennaeus
|
Four-Kingdom System
Capeland
|
Five-Kingdom system
Whitaker
|
Animalia
Plantae
|
Monera
Protoctista
Metaphyta
Metazoa
|
Monera
Protista
Plantac
Fungsi
Animalia
|
Koefisien Kesamaan
Kesamaan ini dapat dinyatakan dalam derajat kesamaan atau
perbedaan. Derajat perbedaan sangat berguna oleh karena menunjukkan beberapa
banyak organisme yang diteliti berbeda dengan organisme lain. Dengan mengetahui
koefisien kesamaan dapat disusun Cluster dari organisme yang serupa
Beberapa metode utuk menentukan derajat kesamaan
a. Cluster
analysis
b. Phenogram /
dendrogram
c. Ordination
methods
Menggunakan Principal component analysis
d. Similarity Matrix
Keterkaitan Sifat Genetik
Metode klasifikasi yang paling cermat adalah keterkaitan
sifat genetika anta organisme. Metode ini paling obyektif dan didasarkan pada
DNA. Pada tahun 1960, cabang ilmu yang disebut biologi molekuler menggunakan
teknik untuk melihat kesamaan DNA antar organisme. Pada mulanya kesamaan yang
dibadingkan hanyalah % mol G + C saja. Organisme yang berkaitan erat memiliki %
G +C yang sama, sebaliknya organisme yang jauh berbeda memiliki nilai % G + C
yang berbeda pula. Namun demikian, organisme yang tidak berkaitan mungkin saja
memiliki % G + C yang sama. Oleh karena itu dicari metode perbandingan yang
lebih cermat dengan cara membandingkan urutan dari nukleotida. Urutan
nukleotida inilah yang merupakan ciri dasar suatu organisme.
Metode yang sering digunakan untuk melihat keterkaitan
genetik adalah :
- Homologi DNA
DNA dipanaskan sehingga terurai menjari untaian
tunggal. Untaian tunggal ini kemudian dicampur dengan organisme lainnya dan
didinginkan kembali. Bila dua organisme ini berkaitan erat maka akan terbentuk
Heterodupleks. Ini berarti untaian dari satu organisme akan berpasangan dengan
untaian dari organisme lainnya. Bila tidak ada keterkaitan tidak akan terlihat
heterodupleks. Metode ini paling berguna dalam tingkat klasifikasi species.
- Homologi RNA ribosom dan ribosomal RNA oligonukleotida
Dua organisme dapat saja tidak erat kaitannya, tetapi
masih memperlihatkan homologi DNA. rRNA yang disandi oleh sebagian DNA yang
disebut sebagai RNA sistron. Pada bakteri ternyata rRNA cistron ini “highlyy
conserved” lestari. Ini berarti bahwa selama evolusi cistron ini memperlihatkan
perubahan yang lebih sedikit di badingkan dengan bagian DNA yang lain
Taksonomi Mikroba
a. Dasar Pengelompokan
Taksonomi merupakan cara atau upaya pengelompokan
jasad hidup di dalam kelompok atau takson yang sesuai. Pertama kali
pengelompokan ini hanya untuk lingkungan tumbuh-tumbuhan dan hewan, tetapi
ternyata bahwa untuk mikroba pun dapat digunakan.
Mikroba sesuai dengan bentuk dan sifatnya termasuk
kedalam Dunia tumbuh-tumbuhan. Sehingga kalau sebelumnya dunia tersebut hanya
terbagi kedalam dua kelompok besar yaitu :
1. Monocotyledoneae,
yaitu tumbuh-tumbuhan yang mempunyai keping biji tunggal.
2. Dicotyledoneae, yaitu
tumbuh-tumbuhan yang mempunyai keping biji dua, maka sekarang akan bertambah
dengan 1 kelompok besar lainnya.
3. Acotyledoneae, atau
tumbuh-tumbuhan tanpa keping biji, yaitu Cryptogamae (kriptos =
tersembunyi/tidak ada atau tidak nampa, gamae = alat perkembangbiak).
Mikroba termasuk kedalam kelompok ke-3 tersebut sesuai
dengan sifat alat untuk perkembangbiakannya.
Dari segi mikrobiologi sendiri, dunia Mikroba terbagi
menjadi dua kelompok besar lainnya, pembagian ini berdasarkan kepada ada
tidaknya inti, baik yang sudah terdiferensiasi ataupun yang belum. Yaitu :
1. Prokaryota, yaitu
kelompok mikroba yang tidak mempunyai inti yang jelas atau tidak
terdiferensiasi. Kedalam kelompok ini termasuk :
a) Bakteria,
b) Mikro-alga biru-hijau
(BGA = blue-green algae),
2. Karyota, yaitu
kelompo mikroba yang sudah mempunyai inti yang jelas atau sudah terdiferensiasi.
Kedalam kelompok ini termasuk :
a) Jamur, termasuk
didalamnya ragi,
b) Mikro-alga lainnya
Walaupun ada kelompok kehidupan atau jasad lain yang
dianggap hirup berdasarkan kepada bentuk dan sifatnya tidak sama dengan mikroba
tetapi mengingat kepentingan dan asosiasi kehidupannya, ada dua kelompok besar
lain yang umumnya dimasukkan kedalam Dunia Mikroba yaitu :
1. Protozoa
2. Virus
Klasifakasi Bakteri
Umumnya berbentuk 1-sel atau sel tunggal atau
uniseluler, tidak mempunyai klorofil berkembangbiak dengan pembelahan sel atau
biner. Karena tidak mempunyai klorofil, bakteri hidup sebagai jasad yang
saprofitik ataupun sebagai jasad yang parasitik. Tempat hidupnya tersebar di
mana-mana, sejak di udara, di dalam tanah, didalam air, pada bahan-bahan, pada
tanaman ataupun pada tubuh manusia atau hewan.
Kriteria untuk Klasifikasi Bakteri
Kriteria sesuai untuk tujuan klasifikasi bakteri
termasuk sifat-sifatnya telah diterangkan dalam bab terdahulu, informasi yang
penting dapat diketahui secara mikroskopis dengan melihat lapisan sel dan ada
atau tidaknya struktur khusus misalnya spora atau flagella. Prosedur pewarnaan
seperti pewarnaan gram dapat memberikan perkiraan bakteri memiliki kekerabatan
yang dekat. Hal ini merupakan petunjuk awal bahwa keragaman kimiawi DNA dari
organisme yang berbeda dapat menjadi indikasi adanya kekerabata genetik. Studi
fisik membuktian bahwa kekerabatan DNA dari organisme yang sama dapat dikenal
dengan tingkat kemampuan kromosom DNA untuk dikawin silangkan.
Tabel . Tingkat Taksonomi
Tingkatan Resmi
|
Contoh
|
Kingdom
|
Prokaryotae
|
Divisi
|
Gracilicutes
|
Klas
|
Scotobacteria
|
Ordo
|
Eubacteriales
|
Famili
|
Entobacteriaceae
|
Genus
|
Escherichia
|
spesies
|
Coli
|
Penyusunan urutan DNA telah menjadi prosedur rutin di
laboratorium dan perbandingan susunan DNA diantara beragam gen dapat
menggambarkan hubungan mereka perbedaan susunan DNA diantara gen-gen yang
tersebar secara cepat dapat digunakan untuk menentukan jarak genetik dari
gen-gen yang berhubungan dekat, dan perbedaan susunan di antara gen-gen yang
tersebar secara lambat dapat digunakan untuk mengukur hubungan dalam kelompok
bakteri yang hubungannya jauh.
Ribosom memiliki pesan penting dalam sintesa protein.
Gen penanda RNA ribosom dan protein ribosom telah diturunkan melalui evolusi dan
telah disebarkan lebih lambat daripada gen kromosom lainnya. Perbandingan
susunan dari 165S RNA ribosom dari berbagai sumber biologis menunjukkan adanya
hubungan evolusi diantara organisme yang sangat beragam dan menunjukkan adanya
kingdom baru, yaitu Arecbaebacteria.
Penemuan terbaru, hibridisasi DNA dengan rangkaian
oligonukleotida padat telah digunakan untuk mengidentifikasi spesies.
Gambar Bentuk Sel Tunggal
Bakteri(1)coccus,(2)batang,(3)spiral.
Klasifikasi Virus
a. Virus Bakterial
Bakterifage (fage) adalah virus yang menginfeksi
bakteri dan hanya dapat bereproduksi di dalam sel bakteri. Kemudahan relatif
dalam penangannya dan kesederhanaan infeksi fage bakteri membuatnya menjadi
suatu sistem model bagi penelaahan patogenesitas virus maupun banyak masalah
dasar di dalam biologi, termasuk biologi seluler dan molekular serta imunologi
Fage pada hakekatnya terdiri dari sebuah inti asam
nukleat yang terkemas di dalam selubung protein pelindung. Reproduksi virus
bakterial yang virulen mencakup urutan umum sebagai berikut : adsorbsi partikel
fage, penetrasi asam nukleat, replikasi asam nukleat virus, perakitan
partikel-partikel fage baru, dan pembebasan partikel-partikel fage ini di dalam
suatu ledakan bersamaan dengan terjadinya lisis sel inang, fage-fage virulen
telah digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri patogenik.
b. Virus Hewan dan
Tumbuhan
Virus hewan dan virus tumbuhan adalah parasit
intraseluler obligat yang sangat kecil. Setiap virus mempunyai sebuah inti
pusat asam nukleat dikelilingi oleh kapsid. Secara morfologis, virus hewan dan
virus tumbuhan dapat ikosashedral, halikal bersampul atau kompleks.
Proses replikasi virus dimulai dengan melekatnya
virion pada sel inang. Peristiwa ini disusul dengan penetrasi dan pelepasan selubung,
biosintesis komponen-omponen virus dan perakitan serta pematangan virion.
Proses ini diakhiri dengan pembebasan virus dari sel inang.
Sistem yang secara paling luas digunakan untuk
klasifikasi virus terlihat pada sistem ini, yang diperkenalkan oleh A. Loff dan
kawan-kawan dalam tahun 1962, virus dikelompokkan menurut sifat virionnya yaitu
semacam asam nukleat, bentuk susunan kapsid, ada tidaknya selubung dan ukuran
kapsid. Pembagian lebih lanjut didasarkan atas sifat-sifat lain virion itu,
seperti sejumlah untaian asam nukleat (satu atau dua, sifat pertumbuhan virus,
seperti sejumlah untaian asam nukleat (satu atau dua, sifat pertumbuhan virus,
seperti kedudukan tempat sintesis virus di dalam sel dan hubungan timbal balik
antara inang dan virus, seperti digambarkan oleh kisaran inang. Sistem ini
dimaksudkan untuk menggambarkan klasifikasi alami atau filogenik, berarti
sistem ini bukannya mencoba menggambarkan hubungan evolisoner atara
virus-virus. Hubungan yang sama sekali tidak jelas melainkan sistem ini
menggolongkan virus berdasarkan susunan biasa sifat-sifat kimiawi dan
strukturnya yang merupakan sifat tetap yang dapat ditentukan dengan cermat.
Klasifikasi Jamur
Bentuknya sel tunggal (misal pada ragi), kemudian
serat atau filamen (paling banyak di dapatkan), sampai dengan telah membentuk
tubuh lengkap yang dinamakan tubuh-buah (misalkan pada jamur merang. Mushrooms,
dan sabagiannya). Seperti bakteria, Jasad ini tidak mempunyai klorofil, karena
dia hidup secara saprofik ataupun parasitik
Klasifikasi Alga-Hijau
Bentuknya sama seperti BGA, walaupun ada beberapa yang
sudah mempunyai tubuh lengkap dengan bagian-bagian yang dinamakan akar batang
dan daun walau semuanya bersifat semu (Chara dan Nitella).
Didapatkan dimana-mana, terutama pada tanah yang lembab,
pada air, menempel pada tanaman ataupun bersifat endofitik (hidup di dalam
jaringan jasad lain). Misal pada Hydra, atau menempel pada tubuh jasad lain
(kulit kura-kura) sehingga kelihatannya hewan tersebut mempunyai klorofil
karena berawarna hijau. Ada beberapa yang hidup secara simbiosis dengan jamur
membentuk jasad baru yang disebut lichenes (lumut kerak).
Klasifikasi Alga-Biru Hijau
Berbentuk sel tunggal atau filamen (serat) yang
disekelilingnya diselimuti oleh seludang yang terdiri dari lendir (polisakharida),
atau berbentuk koloni sederhana.
Termasuk kedalam kelompok jasad yang fotosintetik
karena mempunyai klorofil, disamping pigmen lainnya seperti fikobilin (biru),
fukosantin (coklat) dan fukoeritrin (merah) hidup didalam air, di dalam tanah yang
lembab atau bersimbiosis dengan jasad lain, sejak paku-pakuan (Azolla) didalam
rongga udara daunnya, atau dengan tanaman tinggi (Cassuarina)
dengan membentuk akar karang
Peran mikroorganisme dalam khidupan
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai
ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme
memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat
mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.
Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena
mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar
sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan
terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang
kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan.
Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk
persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan
akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan.
Peranan yang Merugikan
- Penyebab penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan
Misalnya Strptococcus pneumoniae penyebab
pneumonia dan Corynebacterium diphtheriae penyebab dipteri.
- Penyebab kebusukan makanan (spoilage)
Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh
beberapa jenis bakteri yang tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara
mikroorganisme dapat mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga dianggap
merupakan mikroorganisme pembusuk. Dalam pembusukan daging, mikroorganisme yang
menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak protein-protein. Pada proses
pembusukan sayur dan buah, mikroorganisme pektinolitik mampu merombak bahan-bahan
yang mengandung pektin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan (Tarigan, 1988).
Mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast) dan kapang (mould)
dapat menyebabkan perubahan yang tidak dikehendaki pada penampakan visual, bau,
tekstur atau rasa suatu makanan. Mikroorganisme ini dikelompokkan berdasarkan
tipe aktivitasnya, seperti proteolitik, lipolitik, dll. Atau berdasarkan
kebutuhan hidupnya seperti termofilik, halofilik, dll.
Peranan yang Menguntungkan
Banyak yang menduga bahwa mikroorganisme membawa dampak
yang merugikan bagi kehidupan hewan, tumbuhan, dan manusia, misalnya pada
bidang mikrobiologi kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme
yang patogen yang menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya yang
khas. Meskipun demikian, masih banyak manfaat yang dapat diambil dari
mikroorganisme-mikroorganisme tersebut. Penggunaan mikroorganisme dapat
diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti bidang pertanian,
kesehatan, dan lingkungan. Beberapa manfaat yang dapat diambil antara lain
sebagai berikut:
Bidang pertanian
Dalam bidang pertanian, mikroorganisme dapat digunakan
untuk peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus
nutrien, dan peternakan hewan. Nitrogen bebas merupakan komponen terbesar
udara. Unsur ini hanya dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat dan
pengambilan khususnya melalui akar. Pembentukan nitrat dari nitrogen ini dapat
terjadi karena adanya mikroorganisme. Penyusunan nitrat dilakukan secara
bertahap oleh beberapa genus bakteri secara sinergetik.
Kajian religi:
Surat An-Nur 45:
45. Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari
air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan
sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan
empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Surat An-Nahl 12:
12. Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan
bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan
perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya).
Surat Al-Baqaroh 164:
164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa
yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air,
lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
0 komentar:
Posting Komentar