Stephen
William Hawking, CH, CBE, FRS (lahir di Oxford, Britania Raya, 8
Januari 1942), beliau dikenal sebagai ahli fisika teoritis.
Dr.
Stephen Hawking dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum,
terutama sekali karena teori-teorinya mengenai tiori kosmologi,
gravitasi kuantum, lubang hitam, dan tulisan-tulisan topnya di mana ia
membicarakan teori-teori dan kosmologinya secara umum.
Lebih
dari 15 milyar tahun yang lalu, penciptaan alam semesta dimulai dari
sebuah singularitas dengan rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak
terhingga, meledak dan mengembang. Peristiwa ini disebut Dentuman Besar
(Big Bang), dan sampai sekarang alam semesta ini masih terus mengembang
hingga mencapai radius maksimum sebelum akhirnya mengalami Keruntuhan
Besar (kiamat) menuju singularitas yang kacau dan tak teratur.
Dalam kondisi singularitas awal jagat raya, Teori Relativitas, karena
rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga akan
menghasilkan besaran yang tidak dapat diramalkan. Menurut Hawking bila
kita tidak bisa menggunakan teori relativitas pada awal penciptaan
“jagat raya”, padahal tahap-tahap pengembangan jagat raya dimulai dari
situ, maka teori relativitas itu juga tidak bisa dipakai pada semua
tahapnya. Di sini kita harus menggunakan mekanika kuantum. Penggunaan
mekanika kuantum pada alam semesta akan menghasilkan alam semesta “tanpa
pangkal ujung” karena adanya waktu maya dan ruang kuantum. Pada kondisi
waktu nyata (waktu manusia) waktu hanya bisa berjalan maju dengan laju
tetap, menuju nanti, besok, seminggu, sebulan, setahun lagi dan
seterusnya, tidak bisa melompat ke masa lalu atau masa depan.Menurut Hawking, pada kondisi waktu maya (waktu Tuhan) melalui “lubang cacing” kita bisa pergi ke waktu manapun dalam riwayat bumi, bisa pergi ke masa lalu dan ke masa depan. Hal ini bermakna, masa depan dan kiamat (dalam waktu maya) menurut Hawking “telah ada dan sudah selesai” sejak diciptakannya alam semesta. Selain itu melalui “lubang cacing” kita bisa pergi ke manapun di seluruh alam semesta dengan seketika. Jadi dalam pandangan Hawking takdir itu tidak bisa diubah, sudah jadi sejak diciptakannya.
Menurut
Dr. H.M. Nasim Fauzi, sesuai dengan teori Stephen Hawking, manusia
dengan waktu nyatanya tidak bisa menjangkau masa depan (dan masa silam).
Tetapi bila manusia dengan kekuasaan Allah, bisa memasuki waktu maya
(waktu Allah) maka manusia melalui “lubang cacing” bisa pergi ke masa
depan yaitu masa kiamat dan sesudahnya, bisa melihat masa kebangkitan,
neraka dan shiroth serta bisa melihat surga kemudian kembali ke masa
kini, seperti yang terjadi pada Nabi Muhammad SAW, sewaktu menjalani
Isra’ dan Mi’raj.
0 komentar:
Posting Komentar