Darah kita setiap saat mengalirkan oksigen ke sel-sel tubuh. Oksigen
membantu sel mengubah nutrisi menjadi energi. Dalam kondisi normal,
molekul-molekul di dalam sel memiliki pasangan elektron yang lengkap
sehingga stabil. Ketika melakukan kontak dengan oksigen, molekul itu
teroksidasi sehingga kehilangan elektron. Molekul tidak stabil tersebut
lalu berubah menjadi apa yang disebut radikal bebas. Jadi, radikal bebas
adalah produk alamiah hasil metabolisme sel. Radikal bebas sama
alamiahnya dengan kita menghirup udara.
Bahaya radikal bebas
Sebagai
molekul tidak stabil, radikal bebas selalu berusaha “menyerobot”
elektron molekul lain di dalam tubuh untuk membuatnya stabil kembali.
Hal ini dapat menghancurkan bangunan dan struktur sel-sel tubuh serta
mengubah ukuran dan bentuk mereka. Bayangkanlah proses perusakan sel ini
seperti perkaratan besi oleh oksigen yang menghancurkan bentuknya.
Sumber antioksidan alami
| ||
Teh hijau
Ginkgo biloba
Ginseng
Stroberi
Kiwi
Jeruk merah
Apel
Sirsak
Bawang putih
Bawang merah
Tomat
Wortel
Bayam
Brokoli
Cabe
Jahe
Kunyit
Lada hitam
Pala
Vanila
|
Kerusakan
sel-sel tersebut pada akhirnya menimbulkan dampak merugikan bagi
kesehatan. Radikal bebas yang berlebihan dapat memicu dan memperparah penyakit jantung, penyakit infeksi, tumor dan kanker, penyakit mata (seperti katarak dan glukoma), penyakit kulit (seperti alergi dan dermatitis), dan lainnya serta mempercepat proses penuaan.
Biasanya,
tubuh memiliki sistem pertahanan alami untuk menetralisir radikal bebas
agar tidak berkembang menjadi berbahaya. Namun, pengaruh lingkungan dan
kebiasaan buruk seperti radiasi ultraviolet, polusi, kebiasaan
mengkonsumsi “junk food” dan merokok dapat membuat sistem pertahanan
tubuh kewalahan menghadapi radikal bebas yang berjumlah besar.
Mengkonsumsi
lebih banyak antioksidan membantu tubuh untuk menetralisir radikal
bebas berbahaya. Antioksidan berperan menetralisir radikal bebas dengan
“menyumbangkan” elektron sehingga membuatnya stabil. Diperkirakan ada
lebih dari 4.000 senyawa dalam makanan yang berfungsi sebagai
antioksidan. Yang paling banyak dipelajari adalah beta karoten (pro
vitamin A), vitamin C, vitamin E, asam fenolik, selenium, klorofil,
karotenoid, flavonoid, glutasion, koenzim Q10, melatonin, dan likopen.
Perlu dicatat bahwa vitamin A sendiri bukan antioksidan.
Sayuran,
buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, rempah-rempah dan teh/ teh
hijau adalah makanan yang kaya unsur antioksidan. Bagi Anda yang sibuk
dan cenderung tidak dapat makan dengan pola makan berimbang, kini banyak
tersedia suplemen kesehatan yang menyediakan antioksidan ekstra secara
praktis.
0 komentar:
Posting Komentar