ARTIKEL
STRUKTUR
HEWAN
AMFIBIA
Disusun
oleh :
No.
|
Nama
|
Npm
|
Paraf
|
1.
|
Dwi fajaryani
|
10321304
|
|
2.
|
Henny Supri Yati
|
10321323
|
|
3.
|
Isnawati
|
10321327
|
|
4.
|
Purwasih
|
10321346
|
|
5.
|
Eka yulianti
|
10321309
|
|
6.
|
Redi fananda
|
103213
|
|
7.
|
Ahmad khoirudin
|
10321289
|
|
Prodi : Pendidikan Biologi
a
Semester : v
( lima )
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobil ‘alamin. Berkat rahmat Allah yang maha pemurah
lagi Maha Penyayang. Yang telah memberikan kita semua kemuliaan, sehingga kita
masih diberikan hidup oleh-Nya hingga
saat ini.
Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi Allah,
Muhammad SAW. Yang telah membimbing kita semua dari keterpurukan edukasi hingga
kita menjadi manusia yang berakal. A-min.
Tak lupa kami
sampaikan terima kasih atas
dukungan moril baik dari pihak Dosen, Teman kelompok maupun orang tua yang
selalu memberikan motivasi kepada kami untuk menyelesaikan artikel ini tepat pada waktunya dan
mencapai tujuan dari tema “spesies
rana canrivoria”
Dengan ini kami mengucapkan syukur terhadap karunia-Nya yang telah
memberikan ilmu kepada kita semua. Sehingga makalah ini, yang insyaa llah dapat
membantu kawan-kawan semua untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang tema tersebut.
Sehingga, kami menggarapkan kritikan serta saran yang mendukung
demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat menjadi sumber ilmu yang
baru bagi kita semua yang belum mengetahui. A-miin.
Metro,
oktober 2012
Penulis,
AMPHIBI
- Deskripsi umum
Amfibia atau amfibi (Amphibia),
umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni
di air dan di daratan.
Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah.
Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu
hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas
dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu
kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi
hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih
kering dan bernapas dengan paru-paru.
- Ciri – ciri umum
Untuk lebih jelas
ciri-ciri amfibi lihat tebel berikut:
Penutup tubuh
|
kulit yang berlendir
|
Alat gerak:
|
dua pasang kaki dan pada
setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari
kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang.
|
Alat pernapasan
|
pernapasan pada saat
masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa
paru-paru dan kulit dan hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk
ke dalam rongga mulut ketika menyelam.
|
Habitat
|
air dan darat
|
Suhu tubuh
|
tidak tetap,
berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya (berdarah dingin/poikiloterm)
|
Peredaran darahnya
|
Tertutup
|
Alat penglihatan
|
Mata dan matanya
mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat
berfungsi waktu menyelam
|
Berkembang biak
|
dengan cara melepaskan
telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan
eksternal)
|
Jantung
|
terdiri dari tiga
ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik
|
- Klasifikasi
Kingdom : animalia
Filum : chordate
Subfilum : vertebrata
Class : amphibian
Ordo : anura
Subordo : phaneroglossa
Familli : Ranidae
Genus : Rana
Spesies : Rana
cancarivora
- morfologi
- Kepala dan Ekstremitas
Pada kepala terdapat : rima oris yang lebar untuk masuknya makanan, nares externs
mempunyai peranan dalam pernafasan, sepasang arganon visus (mata) yang bulat. Di belakang mata terdapat membrane tympani untuk
menerima getaran suara. Pada akhir tubuh terdapat anus yang berfungsi sebagai
pintu pelepas faeces, urine dan sel kelamin.
Katak adalah bilateral simetris. Alat pencernaan yang tampak dari luar
yaitu cavum oris, dibatasi oleh maxillae (rahang atas) atap pada sebelah atas,
sedang di sebelah bawah di batasi oleh mandibula (rahang bawah) dan oshyoid.
Kemudian dilanjutkan oleh pharynx, oesophagus, ventricullus dan intestinum yang
terletak di dalam rongga tubuh. Lingula (lidah) yang pipih berpangkal pada
dasar di sebelah anterior mulut. Pada permukaannya terdapat kuncup perasa dan
papil, dilapisi oleh lendir, dapat dijulurkan dari belakang ke muka untuk
menangkap mangsa. Lingula disokong oleh oshyoid (yang berupa tulang rawan) yang
memungkinkan lidah tegar tapi lemas. Pada maxillae sebelah luar terdapat denta
maxillaris (gigi maxillaris), sedang pada atap cavum oris terdapt denta vomerin
terdapat dua lubang nares interns yang berhubungan dengan narens externs.
Glottis terletak pada medium ventral pharynx sebelah belakang lingula,
merupakan pintu menuju ke pulmo (paru – paru). Di belakang mata di dekat sudut
mulut terdapat ostium pharyngeum dari tuba auditiva eustachii yang
menghubungkan cavum oris dengan ruang telinga dalam.
- Bagian cervik ( leher ),tidak nyata.
- Bagian truncus (badan) .
Rana
terdiri atas dua pasang alat ekstrimitas.
a.
Ekstermitas anterior sepasang.
Dengan bagian-bagianya adalah brachium ( lengan atas), antabrachium (lengan
bawah), maus (tangan), dan empat buah digiti (jari).
b.
Ekstremitas posterior
sepasang, dengan bagian-bagianya adalah femur(paha), crus
(tungkai bawah), pes (kaki), dan lima digiti yang di hubungkan oleh membran
untuk berenang yang berupa kulit tipis antar digiti.
- Integumen ( kulit)
Integumen Rana cancrivora menuupi seluruh permukaan tubuh yang berguna
untuk melindungi diri dari keadaan luar yang tidak menguntungkan dan selain itu
juga integumen berfungsi untuk alat pernapasan dan absoebsi air. Intrgumen Rana
cancrivora tidak melekat erat dengan jaringan di sebelah dalamnyatetapi
terpisah oleh ruangan yang terisi cairan limfe. Ruangan ini di sebut saccus
lympaticus subcutaneus.
- anatomi
Anatomi tubuh rana
A. Sistem pencernaan
System pencernaan pada Amphibi dibedakan menjadi dua yaitu Tractus
digestivus (saluran pencernaan) dan Glandula digestoria (kelenjar
pencernaan).Tractus digestivus disusun oleh cavum oris, pharynk, esophagus,
ventrikulus, intestinum, dan kloaka.Glandula digestoria terdiri dari hepar
(hati), Vesica fellea (kantong empedu), dan pankreas.
Sistem pencernan pada Amphibi dimulai dari mulut dan saluran-salurannya.
Lidah pada mulut Amphibi berfungsi untuk membantu menangkap mangsanya. Sistem
pencernaan pada katak meliputi bagian saluran pencernaan dan kelenjar
penceranaan. Saluran pencernaan katak secara berturut-turut adalah : rongga
mulut, faring, kerongkongan,lambung,
usus 12 jari, usus halus, usus besar,kloaka.
Kelenjar penceranaan katak meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas.
Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang memiliki gigi sejati. Lidah katak
dapat digunakan untuk menangkap makanan atau mangsa seperti serangga. Saluran
pencernaan mulai dari esophagus yang sagat pendek, terdiri dari konstruksi yang
kecil-kecil, tepinya bersilia dan sebagai alat cerna yaitu sel-sel secretoris,
kemudian ke usus 12 jari dan usus halus yang berkelok-kelok dan selanjutnya ke
usus besar yang lebar. Setelah ke usus besar langsung menuju ke kloaka, yaitu
tempat lubang pelepasan.
B. Sistem peredaran darah (cerculatoria)
Alat peredaan darah katak teriri atas jantung. Jantung katak terletak di dalam
rongga dada. Jantung katak terdiri atas 3 ruang, yaitu 2 serambi (atrium kiri
dan kanan) dan 1 bilik (ventrikel). Dengan demikian, bilik jantung katak tidak
memiliki sekat. Terdapat dua aorta yaitu aorta kiri dan kanan. Peredaran darah
katak tertutup karena beredar dalam pembuluh darah, dan ganda karena dalam satu
kali beredar darah melewati jantung dua kali. Darah yang mengandung CO2 dari
seluruh tubh masuk ke jantung melalui Vena cava (pembuluh balik tubuh). Darah
ini mula-mula berkumpul di sinus venosus, dan kemudian karena adanya
kontraksi maka darah akan masuk serambi kanan. Pada saat itu darah yang
mengandung O2, yang bersal dari paru-paru masuk ke serambi kiri.
Bila kedua serambi berkontraksi maka darah akan terdorong ke dalam bilik. Dalm
bilik terjadi sedikit pencampuran darah yang kaya O2 dan yang miskin
O2. Untuk selanjutnya, darah yang kaya O2dalam bilik
dipompa melalui trunkus arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai di
arteri yang sangat kecil (kapiler) di seluruh jaringan tubuh. Dari seluruh
jaringan tubuh, darah akan kembali ke jantung melewati pembuluh balik yang
kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung, sementara itu darah
yang miskin dipompa keluar melewati arteri konus tubular, pada katak dikenal
adanya sistem porta, yaitu sistem yang dibentuk oleh pembuluh balik vena saja.
C. Sistem pernapasan (respitatoria)
1.
Hidung dan rongga hidung, merupakan tempat pertama yang
dilalui oleh udara. Rongga hidung dilengkapi dengan rambut, dan selaput lendir
yang berguna menyaring udara, menghangatkan, dan melembabkannya sebelum masuk
ke paru-paru.
2.
Faring adalah pangkal kerongkongan yang berbatasan langsung
dengan laring yang dilengkapi katup pangkal tenggorokan.
3.
Trakea, terdapat pada leher bagian depan, di belakangnya
terdapat kerongkongan. Trakea berbentuk pita yang dibentuk oleh cincin-cincin
rawan yang permukaan dalamnya dilapisi selaput lendir yang sel-selnya berambut
getar yang berfungsi menolak debu dan benda-benda asing lainnya dari luar
dengan cara batuk atau bersin tiba-tiba.
4.
Bronkus adalah percabangan dari batang tenggorokan ke kiri
dan ke kanan masing-masing menuju ke paru-paru.
5.
Bronkiolus merupakan percabangan dari bronkus yang berada
dalam paru-paru.
6.
Alveolus mengandung kapiler darah. Disinilah oksigen
berdifusi ke dalam kapiler darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat dalam
sel darah merah.
D. Sistem ekskresi
1.
Ginjal (ren), sepasang berwarna merah kecoklatan dan
terletak pada bagian dasar dari rongga tubuh di sebelah kiri dan kanan dari
vertebrata. Pada permukaan ventral dari ren terdapat kelenjar endoktrin yang
dapat menghasilkan hormon adrenalin.
2.
Ureter merupakan sepasang saluran yang keluar dari tepi
lateral dari ginjal tempat urine dan ditampung di dalam kantong urine.
Khususnya pada jantan digunakan untuk lewatnya spermatozoa yang dihasilkan
testis.
3.
Kantong urine (vasica urinaria) mempunyai dinding yang
tipis terletak ventral dari rectum dan bermuara di kloaka.
E.
Sistem perkembngbiakan (urogenitalia)
System urogenital dibedakan atas organa uropeutica dan organ genitalia yang
masing-masing terdiri dari beberapa organ.Organa uropetica disusun oleh ren,
ductus mesonephridicus, dan vesica urinaria (kloaka).Organo genitalia terbagi
menjadi dua yaitu pada feminia yang terdiri dari ovarium, oviduct, kloaka dan
pada masculine terdiri dari testes, vasa efferentia, ductus wolfii sive ductus
mesonephridicus, vesicular seminalis, kloaka.
Sistem urogenital pada Amphibi dibedakan menjadi dua bagian yaitu organ
uropoetica dan organ genitalia. Organ uropoetica terdiri dari ginjal, ureter,
dan vesica urinaria. Organ genitalia pada hewan jantan terdiri atas sepasang
testes, vas deferens, vesikula seminalis dan kloaka. Organ genitalia pada hewan
betina terdiri dari sepasang ovarium, oviduk, dan kloaka Pada pratikum yang
telah di lakukan kami hanya mengidentifikasi sistem urogenital katak sawah
betina. Organ-organ yang dapat kami amati yaitu sel telur (ovum), oviduct,
ureter, kloaka, dan ginjal.ginjal terdapat 1 pasang yaitu di kanan dan di sisi
kiri.
F.
System saraf (nervosum)
System saraf
pada Amphibi berdasarkan topografinya dibedakan menjadi system saraf pusat dan
system saraf tepi.
- Sistem saraf pusat
Sistem saraf
pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis).
Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting
maka perlu perlindungan. Otak dan medulla spinalis pada amphibi,selain
dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, juga dilindungi oleh 2
lapisan selaput meninges. Dua lapisan meninges pada amphibi dari luar ke dalam
adalah duramatar (yang berupa jaringan ikat) dan pia-arakniod yang vascular. Di
antara dua lapisan tersebut terdapat spatium subdurale. Bila membran ini terkena
infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis
Pada otak amphibi terdapat bagian-bagian
- Lobus olfaktorius.
Lobus olfaktorius pada amphibi
memiliki trunckus bulbus olfaktorius. Lobus ini tidak terlalu berkembang. Oleh
karenanya berbentuk relative kecil dan merupakan penonjolan dari bagian yang
disebut hemisperium serebri. Kurang berkembangnya lobus olfaktorius yang
berperan sebagai pusat pembau pada amphibi, berhubungan dengan cara hidupnya
yang tidak terlalu banyak membutuhkan peran dari lobus olfaktorius sebagai
pusat pembau
b.
Otak
besar (serebrum)
Otak besar merupakan sumber dari
semua kegiatan atau gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada
juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna
kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah
belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan
sensorik.Serebrum pada amphibi terdiri atas sepasang hemispermiun serebri. Pada
serebrum memungkinkan terjadinya aktivitas-aktivitas yang kompleks, misalnya
pembiakan dan macam-macam gerak.
- Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak
kecil. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis. Thalamus
amphibi terletak di bagian dorsal otak dan merupakan jembatan antara serebrum
dan mesenshefalon. Sedangkan kelenjar hipofisis terletak pada bagian ventral
otak yang berfungsi mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Oleh karenanya
dikatakan sebagi Master of Glands.
Pada bagian atas (dorsal) otak tengah juga terdapat lobus optikus dan sepasang nervus optikus yang saling bersilangan. Pertemuan atau persilangan antara dua nervus optikus disebut sebagai chiasma. Lobus ini merupakan pusat penglihat, karena semua nervus optikus bermuara pada lobus ini. Stimulus yang berupa cahaya dan diterima oleh mata sebagai reseptor diubah menjadi impuls dan disalurkan ke nervus optikus yang akhirnya diterjemahkan pada lobus optikus, sehingga timbul sensasi penglihatan. Lobus ini juga berfungsi mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran. Lobus optikus pada amphibi lebih berkembang daripada lobus olfaktorius. Hal ini karena amphibi, contohnya katak merupakan hewan lokturnal. Hewan-hewan lokturnal lebih banyak melakukan aktivitas pada malam hari, sehingga lobus optikus lebih dibutuhkan oleh amphibi.
Selain itu, pada bagian dorsal otak tengah juga terdapat kelenjar epifisis. Kelenjar ini disebut juga Badan pineal yang berfungsi ketika terjadi pembentukan pigmen pada permukaan tubuh.
Pada bagian atas (dorsal) otak tengah juga terdapat lobus optikus dan sepasang nervus optikus yang saling bersilangan. Pertemuan atau persilangan antara dua nervus optikus disebut sebagai chiasma. Lobus ini merupakan pusat penglihat, karena semua nervus optikus bermuara pada lobus ini. Stimulus yang berupa cahaya dan diterima oleh mata sebagai reseptor diubah menjadi impuls dan disalurkan ke nervus optikus yang akhirnya diterjemahkan pada lobus optikus, sehingga timbul sensasi penglihatan. Lobus ini juga berfungsi mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran. Lobus optikus pada amphibi lebih berkembang daripada lobus olfaktorius. Hal ini karena amphibi, contohnya katak merupakan hewan lokturnal. Hewan-hewan lokturnal lebih banyak melakukan aktivitas pada malam hari, sehingga lobus optikus lebih dibutuhkan oleh amphibi.
Selain itu, pada bagian dorsal otak tengah juga terdapat kelenjar epifisis. Kelenjar ini disebut juga Badan pineal yang berfungsi ketika terjadi pembentukan pigmen pada permukaan tubuh.
Pada bagian ventral, selain terdapat
kelenjar hipofisis juga terdapat kelenjar hypothalamus dan infundibulum. Pada
kelenjar hypothalamus terdapat sel-sel neurosekretori (sel saraf yang
menghasilkan secret). Secret dari sel ini berupa neurohormon yang berfungsi
untuk mempercepat penyampaian impuls dari sinapsis yang satu ke sinapsis yang
lain. Sedangkan infundibulum, merupakan tangkai dari hipofisis yang berfungsi
menghubungkan hipofisis dengan hypothalamus
- Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan
otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada
rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak
mungkin dilaksanakan. Serebelum pada amphibi mereduksi, karena aktifitas otot
relative berkurang.
- Sumsum lanjutan (medulla oblongata)
Sumsum lanjutan berfungsi menghantar
impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum lanjutan juga
mempengaruhi refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan
kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan.Selain itu,
2.
Sistem
saraf tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem
saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf
sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf
otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut
jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
a. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf
otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum
tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Pada amphibi saraf cranial berjumlah 10 pasang
- Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
- Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 1
- Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
- Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut
saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju
organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan
masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk
ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik
terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak
di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga
mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat
pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan
parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri
dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa
saraf otak lain dan saraf sumsum sambung
G.
System rangka (skeleti)
skeletal ini berfungsi untuk melindungi bagian vital pada Amphibi antara
lain otak dan sistem saraf serta sistem yang mengandung organ vital lainnya.
Sistem skeletal pada Amphibi tersusun atas bagian yang bertulang dan kartilago.
Sistem skeletal pada amphibi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu skeleton
soma dan skeleton visceral. Rangka berfungsi untuk melindungi alat-alat yang
lemah, origo dan iserto otot-otot alat gerak pasif dan penegak badan.
1. Endoskeleton,Yang
terdiri atas
a.
Cranium:melindungi encephalon
b.
olumna vertebralis:memanjang dari cranial ke
caudal,terdiri dari 9 vertebrae dan satu urostyle.
c.
Sternum:tesusun atas
·
Episternum,omosternum, sternum,
xiphisternum
d.
Cingulum:
2.
Eksoskeleton atau copula yang terdiri atas ekstremitas cranialis, dan caudalis.
0 komentar:
Posting Komentar