TUGAS
KELOMPOK KIMIA ORGANIK
Senyawa Alkena
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Dra.Hj.HRA. Mulyani. MTA
Disusun Oleh :
NAMA NPM
1.
FENDI IRAWAN 10321317
2.
PURWASIH 10321346
3.
EKA YULIANTI 10321309
4.
MEGA DWI SUSANTI 10321335
5.
EKA SEFTIANA 10321308
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
METRO
LAMPUNG
2011
BAB I
PEMBAHASAN
Alkena
Senyawa alkena memiliki ikatan rangkap dua pada struktur
molekulnya merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Atom C membentuk ikatan
rangkap dua agar memenuhi kaidahoktet. Rumus umumCNH2N
Penamaan Senyawa Alkena
Pemberian nama Alkena menurut system IUPAC sama dengan
pada Alkana. Nama- nama Alkena dianggap sebagai turunan dari Alkana. Oleh
karena itu, nama Alkena diturunkan dari nama alkana yang sama jumlah atom C-nya
dengan mengganti akhiran ana menjadi ena. Beberapa aturan untuk memeberi nama
alkena adalah sebagai berikut :
1.
Rantai utama dipilih rantai
karbon terpanjang yang mengandung ikatan
rangkap.
2.
Atom- atom karbon pada rantai
utama diberi nomor urut sedemikian rupa, sehingga atom karbon yang berikatan
rangkap mendapat nomor urut yang kecil.
3.
Rantai utama diberi akhiran ena
4.
Untuk menunjukan letak ikatan rangkap
nama rantai utama didahului oleh nomor urut atom karbon yang berikatan rangkap.
5.
Senyawa karbon yang mempunyai
lebih dari satu ikatan rangkap, misalnya senyawa yang mengandung 2 ikatan
rangkap disebut diena, dan yang mengandung 3 ikatan rangkap disebut triena.
Contoh nya :
CH2=CH –
CH – CH3 3 metil, 1 butena
CH3
CH2=C- CH -
CH3 1,2 Butadiena
CH2=C= C - CH3 3
metil Butadrena
CH3
Sifat- sifat Alkena
Ditulis oleh
Sukarmin pada 30-09-2009
Sifat fisik
- Pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku- sulu berikutnyaadalah cair dan suku- sukutinggi berbentuk padat. Jika cairan Alkena dicampur dengan air maka kedua cairan itu akan membentuk lapisan yang saling tidak bercampur. Karena kerapatan cairan alkena lebih kecil dari 1 maka cairan alkena berada di atas lapisan air.
- Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon alkena lebihtinngi dari pada alkana yang jumlahatom karbon nya sama.
Tabel 5.
beberapa sifat fisik alkena
Nama alkena Rumus Mr Titik
leleh Titik didih Kerapatan fase
Molekul (0C) (0C) (g/Cm3) pada
250C
Etena C2H4 28 -169 -104 0,568 Gas
Propena C3H6 42 -185 -48 0,614 Gas
1-Butena C4H8 56 -185 -6 0,630 Gas
1-Pentena C5H10 70 -165 30 0,643 Cair
1-Heksena C6H12 84 -140 63 0,675 Cair
1-Heptena C7H14 98 -120 94 0,698 Cair
1-Oktena C8H16 112 -102 122 0,716 Cair
1-Nonesa C9H18 126 -81 147 0,731 Cair
1-Dekena C10H20 140 -66 171 0,743 Cair
Sifat kimia
Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara
dua buah atom karbon. Ikatan rangkap dua ini merupakan gugus fungsional dari
alkena sehingga menentukan adanya reaksi- reaksi yang khusus bagi alkena, yaitu
adisi, polimerisasi dan pembakaran.
Sifat kimia alkena :
- Dapat di adisi zat lain
- Dapat di substitusioleh zat lain
- Dapat di oksidasi
- Sukar larut dalam air
- Bersifat non folar
- Dapat do polimerisasi
Pembuatan
Alkena
- Dehidrohalogenasi alkil halida
- Dehidrasi alcohol
- Dehalogenasi dihalida
- Reduksi alkuna
Dehidrasi
etanol menjadi etena
Ini merupakan sebuah cara sederhana untuk
membuat alkena berwujud gas seperti etena. Jika uap etanoldilewatkan pada
bubukalumunium oksida yang dipanaskan, maka etanol akan terurai membentuk etena
dan uap air.
Contoh
pembuatan alkena
CH3-CH2-OH CH2=CH2 + H2O
Dehidrasi
etanol menjadi etena
Etanol dipanaskan bersama dengan asam
sulfat pekat berlebih pada suhu 170°C. Gas-
gas yang dihasilkan dilewatkanke dalam larutan natriumhidroksida untuk
menghilangkan karbondioksida dan sulfur dioksida yang dihasilkan dari reaksi-
reaksi sampingan.
Etena terkumpul
diatas air
H2SC4
pekat
CH3-CH2-OH CH2=CH2
+ H2O
Asam sulfat merupakan sebuah katalis.
Olehnya itu biasa dituliskan di atas tanda panah bukan di sebelah kanan atau
kiri persamaan reaksi.
Dehidrasi
sikloheksanol menjadi sikloheksana
Proses dehidrasi merupakan sebuahproses
pemisahan yang umumdigunakan untuk mengilustrasikan pembentukan dan pemurnian
sebuah produk cair. Dengan adanya fakta bahwa atom- atom karbon tergabungdalam
sebuah struktur cincin, tidak aka nada perbedaanyang terbentuk bagaimana
punkarakteristik kimia reaksi yang terjadi.
Sikloheksanol dipanaskandengan asam
fosfat(v) pekat dan sikloheksena cair disaring dan bisa dikumpulkan dan di
murnikan.
Asam fosfat(v) cenderung digunakan
menggantikan asam sulfat karena lebih aman dan menghasilkan lebih sedikit
reaksi sampingan.
CH2 CH2
C2O CH-OH H2O CH
H2PO4 pekat
H2O CH2 H2O OH
+H2O
CH2 CH2
Kegunaan alkena sebagai :
- Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2
- Untuk memasakkan buah- buahan
- Bahan baku industri plastic, karet sintetik, dan alcohol.
1.
Etena C2H4
Etena adalah
bahan baku
pembuatan polietena dan senyawa organic intermediet (produk antara) seperti
kloroetena (vinil klorida) dan stirena.
2.
Propena C3H6
Propena
digunakan untuk membuat polipropena, suatu polimer untuk membuat serat
sintetis, materi pengepakan, dan peralatan memasak.
3.
Butadiena
Butadiena adalah
salah satu alkadiena, yang melalui reaksi polimerisasi akan membentuk
polibutediena (karet sintesis). Polibutadiena murni bersifat lengket dan lemah
sehingga di gunakan sebagai komponen adhesif dan semen. Agar lebih kuat dan
elastis, polibutadiena di panaskan dengan belerang melalui proses vulkanisir.
Rantai- rantai polibutadiena akan bergabung melalui belerang. Setelah itu, zat
kimia seperti karbon dan pigmen ditambahkan untuk memperoleh karakteristik yang
diinginkan.
BAB II
PENUTUP
- Kesimpulan
Dari Pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa senyawa kimia adalah zat
tunggal yang terbentuk dari beberapa unsur dengan melalui reaksi kimia dan
senyawa tersebut juga dapat diuraikan lagi menjadi unsur-unsur pembentuknya
dengan reaksi kimia tersebut. Contohnya dihidrogen monoksida (Air dan H2O)
adalah sebuah senyawa yang terdiri dari dua atom hidrogen untuk setiap atom
oksigen.
Dan senyawa alkena itu sendiri ialah merupakan hidrokarbon yang mengandung
atom ikatan rangkap dua pada rantai atom C-nya (-C=C).
DAFTAR PUSTAKA
1. Lau, W.S. (1999). Karakterisasi inframarah
untuk mikroelektronik. World Scientific.
2. Silverstein, R.M. (1991). Spectrometric identification of organic compound. John wiley &
sons, Inc.
Alkana
1.
pengertian
Alkana Adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan antar
atom karbonnya merupakan ikatan tunggal.
2.
rumus umum
Rumus umum alkana yaitu : C n H 2n+2
n = jumlah atom C
3.
tata nama
Berdasarkan aturan dari IUPAC (nama
sistematik) :
1) Nama alkana bercabang terdiri dari 2
bagian :
Ø
Bagian
pertama (di bagian depan) merupakan nama cabang
Ø
Bagian kedua (di bagian
belakang) merupakan nama rantai induk
2) Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul.
Jika terdapat 2 atau lebih rantai terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai
cabang terbanyak. Induk diberi nama alkana
sesuai dengan panjang rantai.
3) Cabang diberi nama alkil yaitu
nama alkana yang sesuai, tetapi dengan mengganti akhiran –ana menjadi –il.
Gugus alkil mempunyai rumus umum : C n
H 2n+1 dan dilambangkan dengan R
4) Posisi cabang dinyatakan dengan awalan
angka. Untuk
itu rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai
induk sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil.
5) Jika
terdapat 2 atau lebih cabang sejenis, harus dinyatakan dengan awalan di,
tri, tetra, penta dst.
6)
Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan urutan abjad dari nama cabang
tersebut. Awalan normal,
sekunder dan tersier diabaikan. Jadi n-butil, sek-butil
dan ters-butil dianggap berawalan b-. Awalan iso-
tidak diabaikan. Jadi isopropil berawal dengan huruf i- . Awalan normal,
sekunder dan tersier harus ditulis dengan huruf cetak miring
.
7) Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung
rantai induk, maka harus dipilih sehingga cabang yang harus ditulis terlebih
dahulu mendapat nomor terkecil.
Berdasarkan aturan-aturan tersebut di
atas, penamaan alkana bercabang dapat dilakukan dengan 3 langkah sebagai
berikut :
1) Memilih rantai induk, yaitu rantai
terpanjang yang mempunyai cabang terbanyak.
2) Penomoran, dimulai dari salah 1 ujung
sehingga cabang mendapat nomor terkecil.
3) Penulisan nama, dimulai dengan nama cabang
sesuai urutan abjad, kemudian diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang
dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan
tanda koma (,) antara angka dengan huruf dipisahkan dengan tanda jeda (-).
Atau lebih singkatnya adalah:
- Jika rantai lurus, nama sesuai dengan jumlah alkana dengan awalan n-(alkana)
- Jika rantai cabang;
- Tentukan rantai terpanjang (sebagai nama alkana)
- Tentukan rantai cabangnya (alkil)
- Pemberian nomor dimulai dari atom C yang paling dekat dengan cabang
- Alkil-alkil sejenis digabung dengan awalan di(2), tri(3), dst
- Alkil tak sejenis ditulis berdasar abjad (butil, etil, metil) atau dari yang paling sederhana (metil, etil, propil)
4. sifat fisika dan kimia
·
Sifat fisik
1. Semua alkana
merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang baik untuk
alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana bercampur dengan
air, lapisan alkana berada di atas, sebab massa
jenisnya lebih kecil daripada 1.
2. Pada suhu
kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga suku ke 16 berwujud
cair, dan suku diatasnya berwujud padat.
3. Semakin
banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang berisomer (jumlah
atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil.
Tabel 4. Beberapa sifat fisik alkana
Nama alkana
|
Rumus
|
Mr
|
Titik leleh
|
Titik didih
|
Kerapatan
|
Fase
|
|
molekul
|
|
(oC)
|
(0C)
|
(g/Cm3)
|
pada
|
|
|
|
|
|
|
250C
|
Metana
|
CH4
|
16
|
-182
|
-162
|
0,423
|
Gas
|
Etana
|
C2H6
|
30
|
-183
|
-89
|
0,545
|
Gas
|
Propana
|
C3H8
|
44
|
-188
|
-42
|
0,501
|
Gas
|
Butana
|
C4H10
|
58
|
-138
|
-0. 5
|
0,573
|
Gas
|
Pentana
|
C5H12
|
72
|
-130
|
36
|
0,526
|
Cair
|
Heksana
|
C6H14
|
86
|
-95
|
69
|
0,655
|
Cair
|
Heptana
|
C7H16
|
100
|
-91
|
99
|
0,684
|
Cair
|
…
|
…
|
…
|
…
|
…
|
…
|
…
|
…
|
…
|
…
|
…
|
…
|
…
|
…
|
Heptadekana
|
C17H36
|
240
|
22
|
302
|
0,778
|
cair
|
Oktadekana
|
C18H38
|
254
|
28
|
316
|
0,789
|
padat
|
Nonadekana
|
C19H40
|
268
|
32
|
330
|
0,789
|
padat
|
Iikosana
|
C20H42
|
282
|
37
|
343
|
0,789
|
padat
|
·
Sifat kimia
1. Pada umumnya
alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
2. Dalam
oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon dioksida dan
uap air.
3. Jika alkana
direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, I2), atom -atom H pada
alkana akan digantikan oleh atom-atom halogen.
5.Sumber dan Kegunaan Alkana
Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan
minyak bumi.
Kegunaan alkana,
sebagai :
·
Bahan bakar
·
Pelarut
·
Sumber hidrogen
·
Pelumas
·
Bahan
baku untuk senyawa organik lain
·
Bahan baku industri
6 . proses pembuatan
Alakana dibuat
melalui
·
Secara laboratorium
Alumuiumkarbida + H2O → Alumunium hidroksida + metana
Al4C3 + H2O → 4Al(OH)3 +
3CH4
·
Sintesis wurtz
RX + Na →
NaX + R - R
|
R =gugus fungsi
X = halogen
(Cl,Br,I)
Contoh ;
2C2H5Br + 2Na
→2 NaBr + C2H5 – C2H5
Etil bromida butana
·
Sintesis grignard
Grignad menemukansuatu zat yang
sangat berguna untuk pembutan senyawa organik yaitu “alkil magnesium halida (R
Mg X)“.Sering disebut juga ; senyawa gridnard (R Mg X)
RX +Mg
→ R
Mg X → R-H + Mg (OH) X
Eter +H2O
Contoh ;
CH3Cl + Mg → CH3Mg
Cl → CH4
+ Mg (OH)Cl
Eter +H2O
Metil klorida + magnesium → metil
magneesium klorida → metana +magnesium hidroksida klorida
ETER (alkoksi
alkana)
A.
Rumus Umum dan Tata
Nama
·
Rumus umum eter : CnH2n + 2O
·
Tata nama eter :
a)
Jika dalam eter gugus alkilnya berbeda, maka alkil yang terkecil
dianggap sebagai gugus alkoksi, sedangkan gugus alkil yang lain sebagai
alkananya. Gugus alkoksi adalah gugus –OR dengan R adalah gugus alkil.
Contoh :
H3C ̶
O ̶ CH2 ̶ CH3
gugus alkoksi rantai
induk
b)
Penomoran dimulai dari ujung rantai induk, sehigga letak gugus alkoksi
mendapat nomor terkecil.
Contoh :
2 1
CH3 ̶
O ̶ CH
̶ CH3
׀
3 CH2
׀
4 CH3
c)
Nama bagian depanya
adalah nama gugus alkoksi, sedangkan bagian belakang nama alkilnya.
Contoh :
CH3 ̶
O ̶ CH2 ̶ CH3
metoksietana
d) Jika pada rantai induk
terdapat cabang alkil, maka gugus alkoksinya diprioritaskan mendapat nomor
terkecil, sedangkan cabang alkilnya mengikuti nama rantai induk alkana
Contoh :
3 4 5 6 7
C2H5 ̶
O ̶ CH
̶ CH2 ̶
CH ̶ CH2 ̶ CH3
1,2 ׀ ׀
5H2C 3CH
3-etoksi-5-metil heptana
Selain nama IUPA, eter juga memiliki nama lazim
yaitu dengan menuliskan nama alkil-alkil yang terletak diantara gugua –O-
menurut abjad dan diikuti kata eter.
Contoh :
Rumus Struktur
|
Nama IUPAC
|
Nama Lazim
|
CH3 ̶ O
̶ CH2 ̶ CH3
|
Metoksi etana
|
Etil metil eter
|
C2H5
̶ O ̶ CH2 ̶ CH3
|
Etoksi etana
|
Dietil eter
|
C2H5
̶ O ̶
CH ̶ CH3
׀
CH3
|
2-etoksi propana
|
Etil isopropil eter
|
C2H5
̶ O ̶ CH2 ̶ CH2 ̶ CH3
|
Etoksi propana
|
Etil propil eter
|
B.
Sifat-Sifat Eter
Sifat fisika
·
Pada suhu kamar eter berwujud gas, suku yang lebih tinggi berwujud cair
dan mudah munguap.
·
Titik didih eter jauh lebih rendah dibandingkan alkohol, karena eter
memiliki gaya tarik van der waals yang lemah sedangkan alkohol memiliki ikatan
hidrogen antar molekulnya
·
Eter sukar larut dalam karena kepolaranya yang sangat kecil.
Sifat kimia
·
Pembakaran eter
Sama seperti pada
alkohol, eter mudah terbakar menghasilkan gas CO2 dan H2O.
·
Eter tidak bereaksi dengan logam natrium.
·
Eter bereaksi dengan PCL5 seperti halnya alkohol, akan tetapi tidak
menghasilkan HCL.
·
Reaksi dengan hidrogen halida (HX)
Eter dapat bereaksi
dengan asam iodida menghasilkan alkohol.
- Proses Pembuatan / Pengolahan
·
Dehidrasi alkohol
2 R-OH → R-O-R
+ H2O
Reaksi ini
memerlukan temperatur yang tinggi (sekitar 125 °C). Reaksi ini dikatalisis oleh
asam, biasanya asam sulfat. Metode ini efektif untukn menghasilkan eter
simetris, namun tidak dapat digunakan untuk menghasilkan eter tak simetris.
Dietil eter dihasilkan dari etanol menggunakan metode ini. Eter siklik dapat
pula dihasilkan menggunakan metode ini.
·
Sintesis
eter Williamson
R-ONa + R'-X →
R-O-R' + NaX
Reaksi ini
dinamakan sintesis eter Williamson. Reaksi ini melibatkan
penggunaan alkohol dengan basa kuat, menghasilkan alkoksida, yang diikuti oleh adisi pada senyawa
alifatik terkait yang memiliki gugus lepas (R-X). Gugus lepas tersebut dapat berupa iodida, bromida, maupun sulfonat. Metode ini biasanya tidak bekerja dengan baik dengan aril halida
(misalnya bromobenzena). Reaksi ini menghasilkan rendemen reaksi yang tinggi untuk halida primer.
Halida sekunder dan tersier sangat rawan menjalani reaksi eliminasi E2 seketika
berpaparan dengan anion alkoksida yang sangat basa.
Dalam reaksi
lainnya yang terkait, alkil halida menjalani substitusi nukleofilik oleh fenoksida. R-X tidak dapat digunakan untuk bereaksi dengan alkohol. Namun, fenol dapat digunakan untuk menggantikan alkohol. Oleh
karena fenol bersifat asam, ia dapat bereaksi dengan basa kuat seperti natrium hidroksida, membentuk ion fenoksida.
Ion fenoksida ini kemudian mensubstitusi gugus -X pada alkil halida,
menghasilkan eter dengan gugus aril yang melekat padanya melalui mekanisme reaksi SN2.
C6H5OH
+ OH- → C6H5-O- + H2O
C6H5-O-
+ R-X → C6H5OR
·
Kondensasi
Ullmann
Kondensasi Ullmann mirip dengan metode Williamson, kecuali substratnya
adalah aril halida. Reaksi ini umumnya memerlukan katalis, misalnya tembaga.
·
Adisi
elektrofilik alkohol ke alkena
R2C=CR2 + R-OH → R2CH-C(-O-R)-R2
Katalis asam
diperlukan agar reaksi ini dapat berjalan. Biasanya merkuri trifluoroasetat
(Hg(OCOCF3)2) digunakan sebagai katalis.
- Manfaat / Kegunaan
·
Dietil eter adalah obat bius yang paling banyak di gunakan, senyawa ini
adalah zat yang membuat otot kendur namun kerjanya hanya sebentar.
·
Divinil eter juga di gunakan sebagai obat bius, tetapi dapat menyebabkan
ketidaksadaran yang sangat mendalam.
·
Natrium pentatol adalah obat bius intravena yang banyak digunakan.
·
MTBE (metil ter-butil eter) digunakan untuk menaikan angka oktan pada
bensin.
·
Dietil eter biasa digunakan sebagai pelarut zat organik.
ETER (alkoksi
alkana)
E.
Rumus Umum dan Tata
Nama
·
Rumus umum eter : CnH2n + 2O
·
Tata nama eter :
e)
Jika dalam eter gugus alkilnya berbeda, maka alkil yang terkecil
dianggap sebagai gugus alkoksi, sedangkan gugus alkil yang lain sebagai
alkananya. Gugus alkoksi adalah gugus –OR dengan R adalah gugus alkil.
Contoh :
H3C ̶
O ̶ CH2 ̶ CH3
gugus alkoksi rantai
induk
f)
Penomoran dimulai dari ujung rantai induk, sehigga letak gugus alkoksi
mendapat nomor terkecil.
Contoh :
2 1
CH3 ̶
O ̶ CH
̶ CH3
׀
3 CH2
׀
4 CH3
g)
Nama bagian depanya
adalah nama gugus alkoksi, sedangkan bagian belakang nama alkilnya.
Contoh :
CH3 ̶
O ̶ CH2 ̶ CH3
metoksietana
h)
Jika pada rantai induk terdapat cabang alkil, maka gugus alkoksinya
diprioritaskan mendapat nomor terkecil, sedangkan cabang alkilnya mengikuti
nama rantai induk alkana
Contoh :
3 4 5 6 7
C2H5 ̶
O ̶ CH
̶ CH2 ̶
CH ̶ CH2 ̶ CH3
1,2 ׀ ׀
5H2C 3CH
3-etoksi-5-metil heptana
Selain nama IUPA, eter juga memiliki nama lazim
yaitu dengan menuliskan nama alkil-alkil yang terletak diantara gugua –O-
menurut abjad dan diikuti kata eter.
Contoh :
Rumus Struktur
|
Nama IUPAC
|
Nama Lazim
|
CH3 ̶ O
̶ CH2 ̶ CH3
|
Metoksi etana
|
Etil metil eter
|
C2H5
̶ O ̶ CH2 ̶ CH3
|
Etoksi etana
|
Dietil eter
|
C2H5
̶ O ̶
CH ̶ CH3
׀
CH3
|
2-etoksi propana
|
Etil isopropil eter
|
C2H5
̶ O ̶ CH2 ̶ CH2 ̶ CH3
|
Etoksi propana
|
Etil propil eter
|
F.
Sifat-Sifat Eter
Sifat fisika
·
Pada suhu kamar eter berwujud gas, suku yang lebih tinggi berwujud cair
dan mudah munguap.
·
Titik didih eter jauh lebih rendah dibandingkan alkohol, karena eter
memiliki gaya tarik van der waals yang lemah sedangkan alkohol memiliki ikatan
hidrogen antar molekulnya
·
Eter sukar larut dalam karena kepolaranya yang sangat kecil.
Sifat kimia
·
Pembakaran eter
Sama seperti pada
alkohol, eter mudah terbakar menghasilkan gas CO2 dan H2O.
·
Eter tidak bereaksi dengan logam natrium.
·
Eter bereaksi dengan PCL5 seperti halnya alkohol, akan tetapi tidak
menghasilkan HCL.
·
Reaksi dengan hidrogen halida (HX)
Eter dapat bereaksi dengan
asam iodida menghasilkan alkohol.
- Proses Pembuatan / Pengolahan
·
Dehidrasi alkohol
2 R-OH → R-O-R
+ H2O
Reaksi ini
memerlukan temperatur yang tinggi (sekitar 125 °C). Reaksi ini dikatalisis oleh
asam, biasanya asam sulfat. Metode ini efektif untukn menghasilkan eter
simetris, namun tidak dapat digunakan untuk menghasilkan eter tak simetris.
Dietil eter dihasilkan dari etanol menggunakan metode ini. Eter siklik dapat
pula dihasilkan menggunakan metode ini.
·
Sintesis
eter Williamson
R-ONa + R'-X →
R-O-R' + NaX
Reaksi ini
dinamakan sintesis eter Williamson. Reaksi ini melibatkan
penggunaan alkohol dengan basa kuat, menghasilkan alkoksida, yang diikuti oleh adisi pada senyawa
alifatik terkait yang memiliki gugus lepas (R-X). Gugus lepas tersebut dapat berupa iodida, bromida, maupun sulfonat. Metode ini biasanya tidak bekerja dengan baik dengan aril halida
(misalnya bromobenzena). Reaksi ini menghasilkan rendemen reaksi yang tinggi untuk halida primer.
Halida sekunder dan tersier sangat rawan menjalani reaksi eliminasi E2 seketika
berpaparan dengan anion alkoksida yang sangat basa.
Dalam reaksi
lainnya yang terkait, alkil halida menjalani substitusi nukleofilik oleh fenoksida. R-X tidak dapat digunakan untuk bereaksi dengan alkohol. Namun, fenol dapat digunakan untuk menggantikan alkohol. Oleh
karena fenol bersifat asam, ia dapat bereaksi dengan basa kuat seperti natrium hidroksida, membentuk ion fenoksida.
Ion fenoksida ini kemudian mensubstitusi gugus -X pada alkil halida,
menghasilkan eter dengan gugus aril yang melekat padanya melalui mekanisme reaksi SN2.
C6H5OH
+ OH- → C6H5-O- + H2O
C6H5-O-
+ R-X → C6H5OR
·
Kondensasi
Ullmann
Kondensasi Ullmann mirip dengan metode Williamson, kecuali substratnya
adalah aril halida. Reaksi ini umumnya memerlukan katalis, misalnya tembaga.
·
Adisi
elektrofilik alkohol ke alkena
R2C=CR2 + R-OH → R2CH-C(-O-R)-R2
Katalis asam
diperlukan agar reaksi ini dapat berjalan. Biasanya merkuri trifluoroasetat
(Hg(OCOCF3)2) digunakan sebagai katalis.
- Manfaat / Kegunaan
·
Dietil eter adalah obat bius yang paling banyak di gunakan, senyawa ini
adalah zat yang membuat otot kendur namun kerjanya hanya sebentar.
·
Divinil eter juga di gunakan sebagai obat bius, tetapi dapat menyebabkan
ketidaksadaran yang sangat mendalam.
·
Natrium pentatol adalah obat bius intravena yang banyak digunakan.
·
MTBE (metil ter-butil eter) digunakan untuk menaikan angka oktan pada
bensin.
·
Dietil eter biasa digunakan sebagai pelarut zat organik.
ETER (alkoksi
alkana)
I.
Rumus Umum dan Tata
Nama
·
Rumus umum eter : CnH2n + 2O
·
Tata nama eter :
i)
Jika dalam eter gugus alkilnya berbeda, maka alkil yang terkecil
dianggap sebagai gugus alkoksi, sedangkan gugus alkil yang lain sebagai
alkananya. Gugus alkoksi adalah gugus –OR dengan R adalah gugus alkil.
Contoh :
H3C ̶
O ̶ CH2 ̶ CH3
gugus alkoksi rantai
induk
j)
Penomoran dimulai dari ujung rantai induk, sehigga letak gugus alkoksi
mendapat nomor terkecil.
Contoh :
2 1
CH3 ̶
O ̶ CH
̶ CH3
׀
3 CH2
׀
4 CH3
k)
Nama bagian depanya
adalah nama gugus alkoksi, sedangkan bagian belakang nama alkilnya.
Contoh :
CH3 ̶
O ̶ CH2 ̶ CH3
metoksietana
l)
Jika pada rantai induk terdapat cabang alkil, maka gugus alkoksinya
diprioritaskan mendapat nomor terkecil, sedangkan cabang alkilnya mengikuti
nama rantai induk alkana
Contoh :
3 4 5 6 7
C2H5 ̶
O ̶ CH
̶ CH2 ̶
CH ̶ CH2 ̶ CH3
1,2 ׀ ׀
5H2C 3CH
3-etoksi-5-metil heptana
Selain nama IUPA, eter juga memiliki nama lazim
yaitu dengan menuliskan nama alkil-alkil yang terletak diantara gugua –O-
menurut abjad dan diikuti kata eter.
Contoh :
Rumus Struktur
|
Nama IUPAC
|
Nama Lazim
|
CH3 ̶ O
̶ CH2 ̶ CH3
|
Metoksi etana
|
Etil metil eter
|
C2H5
̶ O ̶ CH2 ̶ CH3
|
Etoksi etana
|
Dietil eter
|
C2H5
̶ O ̶
CH ̶ CH3
׀
CH3
|
2-etoksi propana
|
Etil isopropil eter
|
C2H5
̶ O ̶ CH2 ̶ CH2 ̶ CH3
|
Etoksi propana
|
Etil propil eter
|
J.
Sifat-Sifat Eter
Sifat fisika
·
Pada suhu kamar eter berwujud gas, suku yang lebih tinggi berwujud cair
dan mudah munguap.
·
Titik didih eter jauh lebih rendah dibandingkan alkohol, karena eter
memiliki gaya tarik van der waals yang lemah sedangkan alkohol memiliki ikatan
hidrogen antar molekulnya
·
Eter sukar larut dalam karena kepolaranya yang sangat kecil.
Sifat kimia
·
Pembakaran eter
Sama seperti pada
alkohol, eter mudah terbakar menghasilkan gas CO2 dan H2O.
·
Eter tidak bereaksi dengan logam natrium.
·
Eter bereaksi dengan PCL5 seperti halnya alkohol, akan tetapi tidak
menghasilkan HCL.
·
Reaksi dengan hidrogen halida (HX)
Eter dapat bereaksi dengan
asam iodida menghasilkan alkohol.
- Proses Pembuatan / Pengolahan
·
Dehidrasi alkohol
2 R-OH → R-O-R
+ H2O
Reaksi ini
memerlukan temperatur yang tinggi (sekitar 125 °C). Reaksi ini dikatalisis oleh
asam, biasanya asam sulfat. Metode ini efektif untukn menghasilkan eter
simetris, namun tidak dapat digunakan untuk menghasilkan eter tak simetris.
Dietil eter dihasilkan dari etanol menggunakan metode ini. Eter siklik dapat
pula dihasilkan menggunakan metode ini.
·
Sintesis
eter Williamson
R-ONa + R'-X →
R-O-R' + NaX
Reaksi ini
dinamakan sintesis eter Williamson. Reaksi ini melibatkan
penggunaan alkohol dengan basa kuat, menghasilkan alkoksida, yang diikuti oleh adisi pada senyawa
alifatik terkait yang memiliki gugus lepas (R-X). Gugus lepas tersebut dapat berupa iodida, bromida, maupun sulfonat. Metode ini biasanya tidak bekerja dengan baik dengan aril halida
(misalnya bromobenzena). Reaksi ini menghasilkan rendemen reaksi yang tinggi untuk halida primer.
Halida sekunder dan tersier sangat rawan menjalani reaksi eliminasi E2 seketika
berpaparan dengan anion alkoksida yang sangat basa.
Dalam reaksi
lainnya yang terkait, alkil halida menjalani substitusi nukleofilik oleh fenoksida. R-X tidak dapat digunakan untuk bereaksi dengan alkohol. Namun, fenol dapat digunakan untuk menggantikan alkohol. Oleh
karena fenol bersifat asam, ia dapat bereaksi dengan basa kuat seperti natrium hidroksida, membentuk ion fenoksida.
Ion fenoksida ini kemudian mensubstitusi gugus -X pada alkil halida,
menghasilkan eter dengan gugus aril yang melekat padanya melalui mekanisme reaksi SN2.
C6H5OH
+ OH- → C6H5-O- + H2O
C6H5-O-
+ R-X → C6H5OR
·
Kondensasi
Ullmann
Kondensasi Ullmann mirip dengan metode Williamson, kecuali substratnya
adalah aril halida. Reaksi ini umumnya memerlukan katalis, misalnya tembaga.
·
Adisi
elektrofilik alkohol ke alkena
R2C=CR2 + R-OH → R2CH-C(-O-R)-R2
Katalis asam
diperlukan agar reaksi ini dapat berjalan. Biasanya merkuri trifluoroasetat
(Hg(OCOCF3)2) digunakan sebagai katalis.
- Manfaat / Kegunaan
·
Dietil eter adalah obat bius yang paling banyak di gunakan, senyawa ini
adalah zat yang membuat otot kendur namun kerjanya hanya sebentar.
·
Divinil eter juga di gunakan sebagai obat bius, tetapi dapat menyebabkan
ketidaksadaran yang sangat mendalam.
·
Natrium pentatol adalah obat bius intravena yang banyak digunakan.
·
MTBE (metil ter-butil eter) digunakan untuk menaikan angka oktan pada
bensin.
·
Dietil eter biasa digunakan sebagai pelarut zat organik.
A.
KETON
(ALKANON)
O
║
Keton
merupakan senyawa yang mengandung gugus karbonil, yaitu ― C ―.
Keton dan aldehida mempunyai gugus yang sama,
tetapi pada aldehida bila tangan atom karbon gugus karbonil yang satu mengikat
gugus alkil maka tangan yang lain mengikat atom hydrogen. Sedangkan pada keton
kedua tangan atom karbon mengikat gugus alkil. Keton memiliki dua gugus alkil
yang terikat pada karbon karbonil. Nama lain dari keton adalah alkanon.
Nama Senyawa
|
Rumus Umum
|
Rumus Empiris
|
Keton
|
O
║
R ― C ― R atau R – CO – R’
|
CnH2nO
|
a.
Tata Nama Keton
Adapun tata nama keton adalah:
1)
Penamaan keton
menurut IUPAC sama dengan alkana, tetapi akhiran a diganti dengan on.
Anggota deret homolog keton yang terkecil adalah propanon yang terdiri dari 3
atom karbon. Contoh: O
║
CH3 ― C
― CH3
Propanon
2)
Penomoran dimulai
dari ujung rantai induk sehingga gugus fungsi mendapatkan nomor terkecil.
Contoh: O
1
║2 3 4 5
CH3―C―CH2―CH2―CH3
3)
Pemberian nama
mengikuti aturan, yaitu cabang-cabang disebut lebih dahulu, disusun menurut
abjad, dan diberi awalan yang menyatakan jumlah cabang tersebut. Letak gugus
fungsi dinyatakan dengan awalan angka pada nama rantai pokok.
Contoh:
O
║
CH3―C―CH2―CH2―CH3
2- pentanon
Selain nama IUPAC juga terdapat nama trivial yang kadang lebih sering
digunakan. Cara lain adalah dengan menyebut alkil – alkil – keton.
B.
Sifat Fisis Keton
Keton memiliki sifat fisis yang
relative sama dengan aldehid, seperti larut dalam air. Keton tidak dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan yang lainnya sehigga titik didihnya menjadi
lebih rendah daripada aldehid padanannya.
Beberapa sifat fisik keton dapat
dilihat pada table:
Nama IUPAC
|
Struktur
|
Titik didih (ºC)
|
Titik leleh (ºC)
|
Kelarutan
|
Propanon
|
CH3COCH3
|
56,1
|
-95
|
Mudah larut
|
2- butanon
|
CH3COC2H5
|
79,6
|
-86
|
Mudah larut
|
2- pentanon
|
CH3COC3H7
|
102
|
-78
|
Larut
|
3 - pentanon
|
C2H5COC2H5
|
102
|
-39
|
Larut
|
Keton suku rendah merupakan zat
cair ynag mudah larut dalam air dan berbau menyengat, suku sedang merupakan zat
cair ynag sukar larut dalam air, sedangkan keton suku tinggi merupakn zat
padat. Cairan aseton mudah menguap dan beeracun, dapat menyebebkan matinya
saraf.
Sifat
Kimia Keton
Senyawa keton tidak dapat
dioksidasi menjadi asam karboksilat seperti aldehid, tetapi keton beradisi
dengan hydrogen dan akan membentuk alcohol sekunder.
C.
Proses Pembuatan
Keton merupakan reduktor yang
lebih lemah daripada aldehida. Keton tidak dapat dioksidasi oleh Fehling dan
pereaksi Tollens. Sifat ini digunakan untuk membedakan keton dari aldehida.
Aldehida + pereaksi Tollens → cermin perak
Keton + pereaksi Tollens → tidak ada reaksi
Aldehida + pereaksi Fehling → endapan merah bata
Keton + pereaksi Fehling → tidak ada reaksi
a) Reduksi keton menghasilkan alkohol sekunder.
a. Oksidasi alcohol sekunder
OH
O
|
||
2R —
CH — R’ à 2R — C
— R’ — 2H2O
b.
Distilasi kering
garam alkanoat
O O O
|| || ||
R — C
— ONa + R’ — C
— ONa à R —
C — R’ + Na2CO3
c.
Reaksi asam klorida
dengan organologen
Organo logen adalah sudy mengenai senyawa kimia
yang mengandung ikatan antara karbon dan lugam. Klorida adalah larutan akuatif
dari gas hydrogen klorida (HCl) asam kuat dan merupakan utama dari asam
lambung.
D.
Kegunaan Keton
Keton yang paling banyak digunakan adalah propanon
atau aseton. Manfaat keton antara lain:
1)
Sebagai pelarut
untuk membersihkan pewarna kuku (kutek).
2)
Pembersih
kaca.
3)
Bahan baku
untuk membuat senyawa bahan industri, misalnya perspek dan bispenol (plastic)
4)
Keton siklik
merupakan bahan untuk membuat parfum karena berbau harum.
5)
TUGAS KIMIA ORGANIC
MAKALAH KELOMPOK
AMINA
Disusun Oleh
Reza Mahendra 10321352
Isnawati 10321327
Ayu Nurhasanah 10321296
Ayu Fajar Yani 10321304
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
METRO
2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
haturkan kepada Allah SWT, karna kami dapat menyelesaikan tugas, berupa makalah
yang akan kami jadikan bahan untuk presentasi mata kuliah kimia organic.
Terima kasih kami
ucapkan untuk semuanya, yang telah memberi semangat berupa dorongan serta doa
kepada kami sehingga makalah ini dapat tersusun dengan lancar. Penulis meminta
maaf apabila dalam penyusunan serta isi dalam makalah ini terdapat kesalahan,
dan kami juga meminta kritik dan saran berupa perbaikan dari para pembaca
semua.
Semoga makalah ini
dapat bermanfaat, khususnya untuk kalangan sendiri dan umumnya untuk pembaca
semua.
Metro, 19 Maret 2011
Penulis
Daftar isi
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Amina
B.
Rumus Umum
C.
Tata Nama Amina
D.
Klasifikasi
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Amina adalah senyawa organic yang
mengandung atom nitrogen trivalent yang mengandung atom nitrogen trivalen yang
berkaitan dengan satu atau dua atau tiga atom karbon, dimana amina juga
merupakan suatu senyawa yang mengandung gugusan amino (-NH2, - NHR, atau –
NH2). Di antara sejumlah golongan senyawa organic yang
memiliki sifat basa, yang terpenting adalah amina. Senyawa organic amina
mempunyai rumus umum, tata nama, sifat-sifatnya serta proses pembuatan dan
pengolahannya.
B.
Tujuan
a.
Mengetahui rumus umum dan tata
nama amina.
b.
Mengetahui sifat-sifat fisika
dan kimia amina.
c.
Mengetahui proses pembuatan dan
pegolahan amina.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian amina
Amina adalah senyawa organic yang
mengandung atom nitrogen trivalent yang mengandung atom nitrogen trivalen yang
berkaitan dengan satu atau dua atau tiga atom karbon, dimana amina juga
merupakan suatu senyawa yang mengandung gugusan amino (-NH2, - NHR, atau –
NH2). Gugusan amino mengandung nitrogen terikat, kepada satu sampai tiga atom
karbon (tetapi bukan gugusan karbonil). Apabila salah satu karbon yang terikat
pada atom nitrogen adalah karbonil, senyawanya adalah amida, bukan amina. Ciri Khas
Di antara sejumlah golongan senyawa organic yang memiliki sifat basa, yang terpenting adalah amina. Di samping itu sejumlah amina memiliki keaktifan faali (fisiologis), misalnya efedrina berkhasiat sebagai peluruh dahak, meskalina yang dapat mengakibatkan seseorang berhalusinasi, dan amfetamina yang mempunyai efek stimulant.
Di antara sejumlah golongan senyawa organic yang memiliki sifat basa, yang terpenting adalah amina. Di samping itu sejumlah amina memiliki keaktifan faali (fisiologis), misalnya efedrina berkhasiat sebagai peluruh dahak, meskalina yang dapat mengakibatkan seseorang berhalusinasi, dan amfetamina yang mempunyai efek stimulant.
Kelompok senyawa
alkaloid yang berasal dari tumbuhan secara kimia juga meripakan bagian dari
golongan basa organic amina.
- Rumus Umum
Rumus umum untuk
senyawa amina adalah : RNH2 R2NH R3N:
Dimana R dapat berupa alkil. Amina merupakan senyawa organik yang terpenting dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki urutan yang paling penting dalam senyawa organik, oleh karena itu amina tidak terlepas dari semua unsur organik yang lain. Oleh karena itu sifat-sifat yang di pelajari dalam senyawa amina akan sangat membantu dalam memahami aspek kimiawi kelompok alkoid yang mempunyai peran penting dalam pembuatan obat-obat sinetik dewasa ini.
Dimana R dapat berupa alkil. Amina merupakan senyawa organik yang terpenting dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki urutan yang paling penting dalam senyawa organik, oleh karena itu amina tidak terlepas dari semua unsur organik yang lain. Oleh karena itu sifat-sifat yang di pelajari dalam senyawa amina akan sangat membantu dalam memahami aspek kimiawi kelompok alkoid yang mempunyai peran penting dalam pembuatan obat-obat sinetik dewasa ini.
- Tata Nama Senyawa Amina
- Tata Nama IUPAC (Sistematik).
Nama sistematik untuk amina alifatik primer diberikan
dengan cara seperti nama sistematik alkohol, monohidroksi akhiran –a dalam nama
alkana induknya diganti oleh kata amina. Contoh :
CH3-CH-CH3
│
NH2
CH3-CH-CH3
│
NH2
2-propanamina
CH3-CH2-CH-CH2-CH3
│
NH3
CH3-CH2-CH-CH2-CH3
│
NH3
3-pentanamina
Untuk amina sekunder dan tersier
yang asimetrik (gugus yang terikat pada atom N tidak sama), lazimnya diberi
nama dengan menganggapnya sebagai amina primer yang tersubtitusi pada atom N.
Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa gugus sustituen yang lebih besar dianggap
sebagai amina induk, sedangkan gugus subtituen yang lebih kecil lokasinya
ditunjukkan dengan cara menggunakan awalan N (yang berarti terikat pada atom N) Contoh :
CH3N
CH3N3N-dimetilsikopentamina
CH3N
CH3N3N-dimetilsikopentamina
- Tata Nama Trivial
Nama trivial
untuk sebagian besar amina adalah dengan menyebutkan gugus-gugus alkil/aril
yang terikat pada atom N dengan ketentuan bahwa urutan penulisannya harus
memperhatikan urutan abjad huruf terdepan dalam nama gugus alkil/aril.
Kemudian ditambahkan kata amina di belakang
nama gugus-gugus tersebut.
Contoh :
CH3
│
CH3——NH2CH—C—NH2
│
CH3
│
CH3——NH2CH—C—NH2
│
CH3
Metilaminatersier-butilamina
- Klasifikasi
Amina
digolongkan menjadi amina primer (RNH2), sekunder (R2NH), atau tersier (R3N),
tergantung kepada jumlah atom karbon yang terikat pada atom nitrogen (bukan
pada atom karbon, seperti pada alkohol)
Beberapa (10) Amin Primer (suatu karbon Terikat kepada N)
CH3
CH3NH2 CH3 C NH2 NH2
CH3
Beberapa (20) Amin sekunder (Dua Korbon terikat kepadaN)
CH3 — NH — CH3 NHCH3
N
H
Beberapa (30) Amin Tersier (Tiga karbon Terkait kepada N):
CH
CH3 — N — CH3 N
CH3 N
CH3
E. Sifat-Sifat Amina
1. Sifat Kimia
Kebasaan
Seperti halnya amonia, semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan amina dalam air bersifat basis
Contoh : H
│
CH3—N: + H – O- H CH3- N- H + HO
│
H Metilamonium hidroksida
[CH3NH3][HO]
Kb = ———————— = 4,37 × 10-4
[CH3NH2]
Harga pKb untuk CH3NH2 = - log Kb = 3,36
Untuk menelaah kebasaan suatu amina, sering kali digunakan acuan tetapan ionisasi konjugatnya (Ka). Untuk asam konjugat dari CH3NH2 yaitu CH3NH3+ harga tetapan ionisasi asamnya adalah :
CH3NH3+ CH3NH2 + H+
[CH3NH2][H+]
Ka = = 4,37x10
[CH3NH3+]
Harga pKa untuk CH3NH3+ = -log Ka = 10,64
Harga pKa dan pKb untuk pasangan asam basa konjugat dinyatakan dengan persamaan: pKa + pKb =14
Reaksi Amina dngan Asam
Amina yang larut maupun yang tidak larut dalam air dapat bereaksi dengan asam dan menghasylkan garam yang larut dalam air.
Contoh :
(CH3CH2)2NH + HCl → (CH3CH2)2NH2+Cl-
dietilamonium klorida
2. Sifat Fisik
Contoh :
H H
│ │
ROH—:OR R2NH —:NR2
¨
5 kcal/mol 3kcal/mol
Titik didih dari amina yang mengandung suatu ikatan N—H adalah ditengah-tengah antara alkana (tidak ada ikatan hidrogen) dan alcohol (ikatan alcohol kuat)
CH3CH2CH3 CH3CH2NH2 CH3CH2OH
propana Etilamina Etanol
Berat rumus : 44 45 46
Titik didh (°C): -42 17 78,5
Titik didih dari amina yang tidak mengandung ikatan N—H, jadi tidak mempunyai ikatan hidrogen, lebih rendah dari amina yang mempunyai ikatan hidrogen.
F. Reaksi-Reaksi Amina
Reaksi Amina dengan Asam Nitrit
1. Amina alifatik primer dengan HNO2 menghasilkanalkohol disertai pembebasan gas N2 menurut persamaan reaksi di bawah ini :
CH3-CH-NH2 + HNO2→ CH3-CH-OH + N2 + H2O
│ │
CH3 CH3
Isopropilamina (amina 1°) isopropil alkohol (alkohol 2°)
2. Amina alifatik/aromatik sekunder dengan HNO2 menghasilkan senyawa N-nitrosoamina yang mengandung unsur N-N=O
Contoh :
H N=O
N + HNO2 → N + H2O
CH3 CH3
N-metilanilina N-metilnitrosoanilina
3. Amina alifatik/aromatik dengan HNO2 memberikan hasil reaksi yang ditentukkan oleh jenus amina tersier yang digunakan. Pada amina alifatik/aromatik tersier reaksinya dengan HNO2 mengakibatkan terjadinya sustitusi cincin aromatik oleh gugus –NO seperti contoh dibawah ini
CH3 CH2
N + HNO2 → N + H2O
CH3 CH3
N,N-dietilanilina p-nitroso –N,N- dimetilanilina
4. Amina aromatik primer jika direaksikan dengan HNO2 pada suhu 0°C menghasilkan garam diazonium
Contoh :
+
NH2 + HNO2 + HCl N= : Cl + 2H2O
Anilina benzenadiaazonium klorida
Reaksi Amina dengan Asam
Contoh :
(CH3CH2)2NH + HCl (CH3CH2)2NH+Cl-
Dietilamonium klorida
G. Pembuatan Amina
Ada dua jalan umumuntuk pembentukan amina yaitu subtitusi dan reduksi.
Reaksi Subtitusi dari Alkil Halida
Ammonia dan mengandung pasangan elektron sunyi pada atom nitrogen, oleh sebab itu, senyawa itu dapatbertindak sebagai nukleofil dalm reaksi subtitusi nukleofilik dari alkil halida. Reaksi dengan amonia menghasilkan garam dari amin primer. Bila garam amina ini direaksikan dengan basa akan dibebaskan amina bebas.
Reaksi alkil halida dengan amina dan bukan amonia akan menghasilkan amin sekunder, tersier, atau garam amonium kuarterner, tergantung pada amina yang digunakan. +
CH3CH2Br + CH3CH2 CH3CH2NH2CH3 Br - - OH CH3CH2NH2CH3
10 amina 20 amina
+
CH3CH2Br + (CH3)2 NH CH3CH2NH2 (CH3)2 Br - - OH
20 amina
CH3CH2N(CH3)2
30 amina
CH3CH2Br + (CH3)3 N CH3CH2N(CH3)2
Reaksi Reduksi dari Senyawa Nitrogen lain
Reduksi dari amida atau nitril dengan litium aluminium hidrida atau dengan gas hidrogen (hidrogenasi katalitik) menghasilkan amina. Dengan amida, amin primer, sekunder, atau tersier bisa didapat, tergantung kepada jumlah substitusi pada amida nitrogen.
Amida yang disubtitusi
CH3CH2CH2 —C N CH3CH2CH2- CH2NH2
Nitril 1°amina
Beberapa (10) Amin Primer (suatu karbon Terikat kepada N)
CH3
CH3NH2 CH3 C NH2 NH2
CH3
Beberapa (20) Amin sekunder (Dua Korbon terikat kepadaN)
CH3 — NH — CH3 NHCH3
N
H
Beberapa (30) Amin Tersier (Tiga karbon Terkait kepada N):
CH
CH3 — N — CH3 N
CH3 N
CH3
E. Sifat-Sifat Amina
1. Sifat Kimia
Kebasaan
Seperti halnya amonia, semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan amina dalam air bersifat basis
Contoh : H
│
CH3—N: + H – O- H CH3- N- H + HO
│
H Metilamonium hidroksida
[CH3NH3][HO]
Kb = ———————— = 4,37 × 10-4
[CH3NH2]
Harga pKb untuk CH3NH2 = - log Kb = 3,36
Untuk menelaah kebasaan suatu amina, sering kali digunakan acuan tetapan ionisasi konjugatnya (Ka). Untuk asam konjugat dari CH3NH2 yaitu CH3NH3+ harga tetapan ionisasi asamnya adalah :
CH3NH3+ CH3NH2 + H+
[CH3NH2][H+]
Ka = = 4,37x10
[CH3NH3+]
Harga pKa untuk CH3NH3+ = -log Ka = 10,64
Harga pKa dan pKb untuk pasangan asam basa konjugat dinyatakan dengan persamaan: pKa + pKb =14
Reaksi Amina dngan Asam
Amina yang larut maupun yang tidak larut dalam air dapat bereaksi dengan asam dan menghasylkan garam yang larut dalam air.
Contoh :
(CH3CH2)2NH + HCl → (CH3CH2)2NH2+Cl-
dietilamonium klorida
2. Sifat Fisik
Contoh :
H H
│ │
ROH—:OR R2NH —:NR2
¨
5 kcal/mol 3kcal/mol
Titik didih dari amina yang mengandung suatu ikatan N—H adalah ditengah-tengah antara alkana (tidak ada ikatan hidrogen) dan alcohol (ikatan alcohol kuat)
CH3CH2CH3 CH3CH2NH2 CH3CH2OH
propana Etilamina Etanol
Berat rumus : 44 45 46
Titik didh (°C): -42 17 78,5
Titik didih dari amina yang tidak mengandung ikatan N—H, jadi tidak mempunyai ikatan hidrogen, lebih rendah dari amina yang mempunyai ikatan hidrogen.
F. Reaksi-Reaksi Amina
Reaksi Amina dengan Asam Nitrit
1. Amina alifatik primer dengan HNO2 menghasilkanalkohol disertai pembebasan gas N2 menurut persamaan reaksi di bawah ini :
CH3-CH-NH2 + HNO2→ CH3-CH-OH + N2 + H2O
│ │
CH3 CH3
Isopropilamina (amina 1°) isopropil alkohol (alkohol 2°)
2. Amina alifatik/aromatik sekunder dengan HNO2 menghasilkan senyawa N-nitrosoamina yang mengandung unsur N-N=O
Contoh :
H N=O
N + HNO2 → N + H2O
CH3 CH3
N-metilanilina N-metilnitrosoanilina
3. Amina alifatik/aromatik dengan HNO2 memberikan hasil reaksi yang ditentukkan oleh jenus amina tersier yang digunakan. Pada amina alifatik/aromatik tersier reaksinya dengan HNO2 mengakibatkan terjadinya sustitusi cincin aromatik oleh gugus –NO seperti contoh dibawah ini
CH3 CH2
N + HNO2 → N + H2O
CH3 CH3
N,N-dietilanilina p-nitroso –N,N- dimetilanilina
4. Amina aromatik primer jika direaksikan dengan HNO2 pada suhu 0°C menghasilkan garam diazonium
Contoh :
+
NH2 + HNO2 + HCl N= : Cl + 2H2O
Anilina benzenadiaazonium klorida
Reaksi Amina dengan Asam
Contoh :
(CH3CH2)2NH + HCl (CH3CH2)2NH+Cl-
Dietilamonium klorida
G. Pembuatan Amina
Ada dua jalan umumuntuk pembentukan amina yaitu subtitusi dan reduksi.
Reaksi Subtitusi dari Alkil Halida
Ammonia dan mengandung pasangan elektron sunyi pada atom nitrogen, oleh sebab itu, senyawa itu dapatbertindak sebagai nukleofil dalm reaksi subtitusi nukleofilik dari alkil halida. Reaksi dengan amonia menghasilkan garam dari amin primer. Bila garam amina ini direaksikan dengan basa akan dibebaskan amina bebas.
Reaksi alkil halida dengan amina dan bukan amonia akan menghasilkan amin sekunder, tersier, atau garam amonium kuarterner, tergantung pada amina yang digunakan. +
CH3CH2Br + CH3CH2 CH3CH2NH2CH3 Br - - OH CH3CH2NH2CH3
10 amina 20 amina
+
CH3CH2Br + (CH3)2 NH CH3CH2NH2 (CH3)2 Br - - OH
20 amina
CH3CH2N(CH3)2
30 amina
CH3CH2Br + (CH3)3 N CH3CH2N(CH3)2
Reaksi Reduksi dari Senyawa Nitrogen lain
Reduksi dari amida atau nitril dengan litium aluminium hidrida atau dengan gas hidrogen (hidrogenasi katalitik) menghasilkan amina. Dengan amida, amin primer, sekunder, atau tersier bisa didapat, tergantung kepada jumlah substitusi pada amida nitrogen.
Amida yang disubtitusi
CH3CH2CH2 —C N CH3CH2CH2- CH2NH2
Nitril 1°amina
Senyawa organik bersifat basa lemah, dibanding air lebih basa.
Jumlah unsur C kecil sangat mudah larut dalam air.
Sifat fisika Amina :
· Suku-suku rendah berbentuk
gas.
· Tak berwarna, berbau amoniak,
berbau ikan.
· Mudah larut dalam air
· Amina yang lebih tinggi
berbentuk cair/padat.
· Kelarutan dalam air berkurang
dengan naiknya BM.
Struktur amina : R-NH2,
(R)2NH, (R)3N =primer, sekunder, tersier
CH3-CH2-CH2-CH2-NH2
(CH3)2NH
(CH3)3N
Primer sekunder tersier
Struktur Amina
berdasarkan rantai gugus alkil/aril :
· Amina aromatis
· Amina alifatis
· Amina siklis
· Amina campuran
PEMBUATAN AMINA :
Ø Reduksi senyawa nitro
Ø Reaksi alkil halida dengan amonia dan amina
PENGGUNAAN AMINA :
ä Sebagai katalisator
ä Dimetil amina : pelarut,
absorben gas alam, pencepat vulkanisasi, membuat sabun, dll.
ä
Trimetil amina : suatu penarik serangga
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
senyawa amina
mempunyai rumus umum adalah : RNH2 R2NH R3N:
Dimana R dapat berupa alkil. Amina merupakan senyawa organik yang terpenting dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki urutan yang paling penting dalam senyawa organik, oleh karena itu amina tidak terlepas dari semua unsur organik yang lain. Oleh karena itu sifat-sifat yang di pelajari dalam senyawa amina akan sangat membantu dalam memahami aspek kimiawi kelompok alkoid yang mempunyai peran penting dalam pembuatan obat-obat sinetik dewasa ini.
Dimana R dapat berupa alkil. Amina merupakan senyawa organik yang terpenting dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki urutan yang paling penting dalam senyawa organik, oleh karena itu amina tidak terlepas dari semua unsur organik yang lain. Oleh karena itu sifat-sifat yang di pelajari dalam senyawa amina akan sangat membantu dalam memahami aspek kimiawi kelompok alkoid yang mempunyai peran penting dalam pembuatan obat-obat sinetik dewasa ini.
- Saran
Senyawa amina adalah senyawa organic yang berada di
sekitar kita yang perlu kita ketahui fungsi dan kegunaanya dalam kehidupan
sehari-hari
TUGAS KELOMPOK
“BENZENA DAN TURUNANNYA”
OLEH :
DESI FITRI 10321300
HENI ZULFIA A 10321322
LIA NANDIA L 10321329
MULYA HAPPY 10321340
MEGA SARI 10321336
FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH METRO
2011
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan karunia_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari dalam menyelesaikan makalah ini mengalami
berbagai kendala, namun berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak,
kendala-kendala tersebut dapat diatasi.
Oleh karenanya penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih kapada:
1.
Ibu Mulyani dosen pengampu mata kuliah kimia organik.
2.
Ayah dan ibu tercinta yang
telah memberikan dukungan moril maupuun materil.
3.
Reken-rekan di kelas A program
staid pendidikan biologi, yang telah
memberikan bantuandalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik dari semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis. Demikian lah penyusun makalah
ini, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Metro,…
Juni 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang masalah
1.2.Rumusan masalah
1.3.Tujuan penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Struktur
benzena
2.2. Struktur resonansi benzena
2.3. Sifat benzena
2.4. Reaksi-reaksi pada benzena
2.5. Senyawa turunan benzena
2.6. Tata nama senya benzena
2.7. Kegunaan benzena dan turunannya
2.8. Dampak benzena
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang masalah.
Kimia
organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia
mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi,
dan sintesis senyawa
organik. Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan
dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang.
Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua
senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan
bahwa ada beberapa perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan juga sangat
bergantung pada kimia anorganik; sebagai contoh, banyak enzim yang
mendasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang
komposisinya merupakan campuran dari senyama organik maupun anorganik. Contoh
lainnya adalah larutan
HCl, larutan ini
berperan besar dalam proses pencernaan makanan yang
hampir seluruh organisme (terutama organisme tingkat tinggi) memakai
larutan HCl untuk mencerna makanannya, yang juga digolongkan dalam senyawa
anorganik. Mengenai unsur karbon, kimia anorganik biasanya berkaitan dengan
senyawa karbon yang sederhana yang tidak mengandung ikatan antar karbon
misalnya oksida, garam, asam, karbid, dan mineral. Namun hal ini tidak berarti
bahwa tidak ada senyawa karbon tunggal dalam senyawa organik misalnya metana dan turunannya.
Salah satu cabang dalam ilmu Kimia
Organik adalah Kimia Organik Bahan Alam yang juga
merupakan tumpang tindih dengan Biokimia
1.2.Rumusan masalah.
Dari latar belakang masalah diatas,
dapat dirumuskan beberapa rumusan yaitu :
1.Apa sajakah yang
termasuk ke dalam senyawa-senyawa organik?
2.Salah satu
senyawa organik yang memiliki bahasan tersendiri adalah benzena, bagaimanakah
struktur benzena itu sendiri dan turunanya!
1.3.Tujuan penulisan.
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
1. Sebagai tugas kelompok yang dikumpul pada saat
sebelum ujian akhir semester untuk mata
kuliah kimia organik.
2. Merupakan rangkuman atau review yang kami bahas
dalam presentasi kelas mata kuliah kimia organik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Struktur benzena.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
atau
|
|
||
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Struktur Kekule Benzena
|
Struktur
benzena pertama kali diperkenalkan oleh Kekule pada tahun 1865. Menurutnya,
keenam atom karbon pada benzena tersusun secara melingkar membentuk segi enam
beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120 derajat. Ikatan antara karbon
adalah ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal yang berselang seling, seperti
diperlihatkan gambar di atas.
Benzena
termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus molekul C6H6.
Rumus molekul benzena memperlihatkan sifat ketakjenuhan dengan adanya
ikatan rangkap. Tetapi ketika dilakukan uji bromin benzena tidak memperlihatkan
sifat ketakjenuhan karena benzena tidak melunturkan warna dari air bromin. Mengapa demikian?
Berdasarkan
hasil analisis, ikatan rangkap dua karbon-karbon pada benzena tidak
terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah. Gejala ini
disebut resonansi. Adanya resonansi pada benzena ini menyebabkan
ikatan pada benzena menjadi stabil, sehingga ikatan rangkapnya tidak dapat
diadisi oleh air bromin.
2.2. Struktur Resonansi Benzena.
Resonansi
terjadi karena adanya delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke ikatan
tunggal. Delokalisasi elektron yang terjadi pada benzena pada struktur
resonansi adalah sebagai berikut:
Hal yang harus
diperhatikan adalah, bahwa lambang resonasi bukan struktur nyata dari suatu
senyawa, tetapi merupakan struktur khayalan. Sedangkan struktur nyatanya
merupakan gabungan dari semua struktur resonansinya. Hal ini pun berlaku dalam
struktur resonansi benzena, sehingga benzena lebih sering digambarkan sebagai
berikut:
Teori resonansi
dapat menerangkan mengapa benzena sukar diadisi. Sebab, ikatan rangkap dua
karbon-karbon dalam benzena terdelokalisasi dan membentuk semacam cincin yang
kokoh terhadap serangan kimia, sehingga tidak mudah diganggu. Oleh karena
itulah reaksi yang umum pada benzena adalah reaksi substitusi terhadap atom H
tanpa mengganggu cincin karbonnya.
|
||
Gambar 3 dimensi Struktur Benzena
|
|
Gambar Molimod Struktur Benzena
|
2.3. Sifat benzena.
Sifat fisik :
·
Zat cair tidak berwarna
·
Memiliki bau yang khas
·
Mudah menguap
·
Tidak larut dalam pelarut polar
seperti air air,
tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar atau nonpolar,
seperti eter dan tetraklorometana
tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar atau nonpolar,
seperti eter dan tetraklorometana
·
Titik Leleh : 5,5 derajat
Celsius
·
Titik didih : 80,1derajat
Celsius
·
Densitas : 0,88
Sifat kimia :
- Bersifat kasinogenik (racun)
- Merupakan senyawa nonpolar
- Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
- Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.
2.4. Reaksi-reaksi pada benzena.
Benzena merupakan senyawa yang kaya akan elektron, sehingga jenis
pereaksi yang akan menyerang cincin benzena adalah pereaksi yang suka elektron.
Pereaksi seperti ini disebut elektrofil. Contohnya adalah golongan halogen dan
H2SO4.
1.Halogenasi
Halogenasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh golongan halogen seperti F, Cl, Br, I. Pada reaksi ini atom H digantikan oleh atom dari golongan halogen dengan bantuan katalis besi (III) halida. Jika halogennya Cl2, maka katalis yangdigunakanadalahFeCl3.
Contoh:
Halogenasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh golongan halogen seperti F, Cl, Br, I. Pada reaksi ini atom H digantikan oleh atom dari golongan halogen dengan bantuan katalis besi (III) halida. Jika halogennya Cl2, maka katalis yangdigunakanadalahFeCl3.
Contoh:
Untuk lebih
memahami reaksi halogenasi pada benzena perhatikan animasi dari mekanisme
reaksi halogenasii di bawah ini:
2.Nitrasi
Nitrasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus nitro. Reaksi ini terjadi dengan mereaksikan benzena dengan asam nitrat (HNO3) pekat dengan bantuan H2SO4 sebagai katalis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Untuk lebih memahami reaksi nitrasi pada benzena perhatikan animasi
dari mekanisme reaksi nitrasi di bawah ini:
3.Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus sulfonat. Reaksi ini terjadi apabila benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat sebagai pereaksi.
4.Alkilasi–FriedelCraft
Alkilbenzena dapat terbentuk jika benzena direaksikan dengan alkil halida dengan katalis alumunium klorida (AlCl3)
2.5.
Senyawa turunan benzena.
Kemudahan
benzena mengalami reaksi substitusi elektrofilik menyebabkan benzena memiliki
banyak senyawa turunan. Semua senyawa karbon yang mengandung cincin benzena
digolongkan sebagai turunan benzena. Berikut ini beberapa turunan benzena yang
umum:
Struktur
|
Nama
|
Struktur
|
Nama
|
Toluena
|
Fenol
|
||
p-xilena
|
Benzaldehida
|
||
Stirena
|
Asam Benzoat
|
||
Anilina
|
Benzil alkohol
|
Selain
senyawa-senyawa di atas, masih banyak lagi senyawa turunan benzena yang
terdapat di sekitar kita baik itu dengan satu substituen yang terikat pada
cincin benzena, ataupun dua substituen atau lebih.
2.6.
Tata nama senyawa turunan benzena.
Dalam sistem
penamaan IUPAC, cincin benzena dianggap sebagai induk, sama seperti rantai
terpanjang dalam alkana. Gugus-gugus fungsi lain yang terikat pada benzena
dianggap sebagai cabang.
a. Tata Nama Senyawa
Turunan Benzena dengan satu substituen yang terikat pada
cincinbenzena.
Perhatikan beberapa contoh berikut:
Perhatikan beberapa contoh berikut:
|
|
|||
Etil benzena
|
|
bromobenzena
|
|
nitrobenzena
|
|
|
|
|
|
Dari ketiga
contoh di atas, dapat terlihat bahwa gugu alkil seperti etil, golongan halogen
seperti bromo, dan gugus nitro dituliskan sebagai awalan pada benzena.
Benzena yang
kehilangan satu atom H disebut fenil (C6H5-)
dengan struktur sebagai berikut:
fenil
|
Sehingga
klorobenzena dapat juga disebut fenilklorida dan bromobenzena dapai disebut
fenilbromina
klorobenzena = fenilklorida
|
Sedangkan
toluena yang kehilangan satu atom Hnya disebut benzil dengan struktur
sebagai berikut:
Benzil
|
Sehingga,
senyawa turunan benzena yang tersusun dari toluena yang kehilangan satu atom H
diberi nama dengan awalan benzil, seperti contoh dibawah ini:
Benzilamina
|
b. Tata Nama Senyawa
Turunan Benzena dengan dua substituen yang terikat pada cincinBenzena Jika terdapat
dua jenis substituen, maka posisi substituen dapat dinyatakan dengan awalan o (orto), m (meta), p (para) atau
dengan menggunakan angka.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
orto
|
|
meta
|
|
para
|
|
|
|
|
|
|
|
Perhatikan
contoh-contoh berikut:
|
|
|
|||
o-dibromobenzena
|
|
m-kloroanilina
|
|
p-nitrofenol
|
|
|
|
|
|
|
|
Urutan
prioritas penomoran untuk beberapa substituen yang umum:
Arah tanda panah menunjukkan substituen yang semakin prioritas,
maka penomorannya dengan nomor yang semakin kecil
|
c. Tata Nama Senyawa
Turunan Benzena dengan lebih dari dua substituen yang terikat pada cincin
benzena
Sedangkan jika terdapat tiga substituen atau lebih pada cincin benzena, maka sistem o, m, p tidak dapat diterapkan lagi dan hanya dapat dinyatakan dengan angka. Perhatikan contoh berikut:
Sedangkan jika terdapat tiga substituen atau lebih pada cincin benzena, maka sistem o, m, p tidak dapat diterapkan lagi dan hanya dapat dinyatakan dengan angka. Perhatikan contoh berikut:
|
|
||
1,2,4-trinitro benzena
|
|
2,4,6-trinitotoluena
|
Urutan
prioritas penomoran sama denganprioritas penomoran pada tata nama benzena yang
tersubtitusi oleh dua substituen.
CatatanPenting!
Jika sebuah cincin benzena terikat pada suatu rantai alkana yang bergugus fungsi atau rantai alkana yang terdiri dari 7 atom karbon atau lebih, maka cincin benzena dianggapsebagaisubstituenbukanlagisebagaiinduk.
Perhatikan contoh berikut:
Jika sebuah cincin benzena terikat pada suatu rantai alkana yang bergugus fungsi atau rantai alkana yang terdiri dari 7 atom karbon atau lebih, maka cincin benzena dianggapsebagaisubstituenbukanlagisebagaiinduk.
Perhatikan contoh berikut:
2-fenil-1-etanol
|
2-feniloktana
|
2.7. Kegunaan benzena dan turunanya.
Kegunaan benzena yang terpenting adalah sebagai pelarut
dan sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa aromatik lainnya yang
merupakan senyawa turunan benzena. Masing-masing dari senyawa turunan benzena
tersebut memiliki kegunaan yang beragam bagi kehidupan manusia. Berikut ini
beberapa senyawa turunan Benzena dan kegunaannya:
1.Toluena
Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar untuk membuat TNT (trinitotoluena), senyawa yang digunakan sebagai bahan peledak (dinamit).
Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar untuk membuat TNT (trinitotoluena), senyawa yang digunakan sebagai bahan peledak (dinamit).
2.Stirena.
Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena melalui proses polimerisasi. Polistirena banyak digunakan untuk membuat insolator listrik, boneka, sol sepatu serta piring dan cangkir.
Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena melalui proses polimerisasi. Polistirena banyak digunakan untuk membuat insolator listrik, boneka, sol sepatu serta piring dan cangkir.
Struktur Polistirena
|
3.Anilina.
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Anilina dapat diubah menjadi garam diazonium dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida.
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Anilina dapat diubah menjadi garam diazonium dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida.
Garam diazonium
selanjutnya diubah menjadi berbagai macam zat warna. Salah satu contohnya
adalah Red No.2 yang memiliki struktur sebagai berikut:
Struktur Zat Pewarna Red No.2
|
Red No.2 dulunya digunakan seabagai pewarna minuman, tetapi ternyata bersifat sebagai mutagen. Oleh karena itu, sekarang Red No.2 digunakan sebagai pewarna wol dan sutera.
4.Benzaldehida.
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta bahan baku pembuatan parfum karena memiliki bau yang khas. Benzaldehida dapat berkondensasi dengan asetaldehida (etanal), untuk menghasilkan sinamaldehida (minyak kayu manis).
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta bahan baku pembuatan parfum karena memiliki bau yang khas. Benzaldehida dapat berkondensasi dengan asetaldehida (etanal), untuk menghasilkan sinamaldehida (minyak kayu manis).
5.Fenol.
Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal sebagai karbol atau lisol yang berfungsi sebagai zat disenfektan.
Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal sebagai karbol atau lisol yang berfungsi sebagai zat disenfektan.
6.AsamBenzoatdanTurunannya
Terdapat beberapa turunan dari asam benzoat yang tanpa kita sadari sering kita gunakan,diantaranyaadalah:
• Asam asetil salisilat atau lebih dikenal dengan sebutan aspirin atau asetosal yang biasa digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit (analgesik) dan penurun panas (antipiretik). Oleh karena itu aspirin juga digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi, demam dan sakit jantung. Penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan iritasi lapisan mukosa pada lambung sehingga menimbulkan sakit maag, gangguan ginjal, alergi, dan asma.
Terdapat beberapa turunan dari asam benzoat yang tanpa kita sadari sering kita gunakan,diantaranyaadalah:
• Asam asetil salisilat atau lebih dikenal dengan sebutan aspirin atau asetosal yang biasa digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit (analgesik) dan penurun panas (antipiretik). Oleh karena itu aspirin juga digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi, demam dan sakit jantung. Penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan iritasi lapisan mukosa pada lambung sehingga menimbulkan sakit maag, gangguan ginjal, alergi, dan asma.
|
|
Asam asetil salisilat
|
|
• Natrium benzoat
yang biasa ggunakan sebagai pengawet makanan dalam kaleng.
|
|
Natrium Benzoat
|
• Metil salisilat
adalah komponen utama obat gosok atau minyak angin.
|
|
Metil Salisilat
|
|
• Asam tereftalat
merupakan bahan serat sintetik polyester.
|
|
Asam Tereftalat
|
|
• Parasetamol (asetaminofen)
memiliki fungsi yang sama dengan aspirin tetapi lebih aman bagi lambung. Hampir
semua obat yang beredar dipasaran menggunakan zat aktif parasetamol. Penggunaan
parasetamol yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan ginjal dan hati.
|
|
Parasetamol
|
|
Diagram Kegunaan Benzena
dan Turunannya:
2.8. Dampak benzena.
Telah
disebutkan bahwa benzena memiliki sifat racun atau kasinogenik, yaitu zat yang
dapat membentuk kanker dalam tubuh manusia jika kadarnya dalam tubuh manusia
berlebih. Beberapa penelitian menunjukan bahwa benzena merupakan salah satu
penyebab leukemia, penyakit kanker darah yang telah banyak menyebabkan
kematian.
Dampak
kesehatan akibat paparan Benzena berupa depresi pada sistim saraf pusat hingga
kematian. Paparan Benzena antara 50–150 ppm dapat menyebabkan sakit kepala,
kelesuan, dan perasaan mengantuk. Konsentrasi Benzena yang lebih tinggi dapat
menyebabkan efek yang lebih parah, termasuk vertigo dan kehilangan kesadaran.
Paparan sebesar 20.000 ppm selama 5 – 10 menit bersifat fatal dan paparan
sebesar 7.500 ppm dapat menyebabkan keracunan jika terhirup selama 0,5 – 1 jam.
Dampak yang ringan dapat berupa euforia, sakit kepala, muntah, gaya berjalan terhuyung-huyung, dan pingsan
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan.
Benzena
termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus molekul C6H6.
Rumus molekul benzena memperlihatkan sifat ketakjenuhan dengan adanya
ikatan rangkap. Teori resonansi dapat
menerangkan mengapa benzena sukar diadisi. Sebab, ikatan rangkap dua
karbon-karbon dalam benzena terdelokalisasi dan membentuk semacam cincin yang
kokoh terhadap serangan kimia, sehingga tidak mudah diganggu. Oleh karena itulah reaksi yang umum pada benzena adalah reaksi
substitusi terhadap atom H tanpa mengganggu cincin karbonnya.
Tata nama senyawa benzena Dalam
sistem penamaan IUPAC, cincin benzena dianggap sebagai induk, sama seperti
rantai terpanjang dalam alkana. Gugus-gugus fungsi lain yang terikat pada
benzena dianggap sebagai cabang.
3.2.
Saran.
Setiap
senyawa organik memiliki fungsi dan kegunaanya masing-masing. Namun penggunaan
yang salah dapat menyebabkan beberapa hal yang fatal. Oleh karena itu, kita
harus memanfaatkan senyawa-senyawa organik tersebut sesuai dengan kegunaanya
masing-masing dan jangan melakukan hal-hal yang dapat merugikan orang lain demi
keuntungan pribadi atau pun kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus.2011.http://www.docstoc.com/docs/26657344/BENZENA-DAN-TURUNANNYA.
Rabu, 8 juni 2011. Pukul 10:20
Anonimus.2011.http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Siti%20Latifah%20A_054413/BenZena.Com/1.html.
Rabu, 8 juni 2011. Pukul 10:20
TUGAS KELOMPOK
KIMIA ORGANIK
ASAM KARBOKISLAT
Disusun Oleh:
Nama
|
NPM
|
1.
Henny Supriyati
2.
Fitri wulandari
3.
Denny prasetia
4.
Redi fananda
5.
Elis setiawati
|
10321323
10321320
103213
103213
103213
|
BIOLOGI
A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVRSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena hanya
dengan berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok Morfologi Tumbuhan ini.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. Kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Mulyani, M.Pd selaku dosen mata kuliah kimia organik
2.
Orang tua di rumah yang telah
membantu kami dalam segi moril dan spiritual.
3. Teman-teman FKIP terutama prodi Pendidikan
Biologi.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak sangat kami harapkan sebagai bahan bagi kami di masa
mendatang.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan kita mengenai kimia organik .
Metro,
Mei 2011
Penulis
BAB
I
PEMBAHASAN
1.1 ASAM KARBOKSILAT
Asam karbokislat dan ester merupakan senyawa karbon yang mempunyai gugus karboksil yang sama . pada asam karboksilat gugus tersebut akan mengikat gugus alkil H ,sedangkan untuk ester akan mengikat dua gugus alkil . rumus kimia asam karboksilat secara umum dapat di nyatakan sebagai CnH2NO2
Asam karbokislat dan ester merupakan senyawa karbon yang mempunyai gugus karboksil yang sama . pada asam karboksilat gugus tersebut akan mengikat gugus alkil H ,sedangkan untuk ester akan mengikat dua gugus alkil . rumus kimia asam karboksilat secara umum dapat di nyatakan sebagai CnH2NO2
1.2 Rumus Umum
Asam alkanoat atau asam karboksilat merupakan golongan senyawa karbon yang
mempunyai gugus fungsional –COOH terikat langsung pada gugus alkil, sehingga rumus
umum asam alkanoat adalah : R-COOH
Asam alkanoat atau asam karboksilat merupakan golongan senyawa karbon yang
mempunyai gugus fungsional –COOH terikat langsung pada gugus alkil, sehingga rumus
umum asam alkanoat adalah : R-COOH
Mengandung gugus
COOH yang terikat pada gugus alkil (R-COOH) maupun gugus aril (Ar-COOH)
Kelarutan sama dengan alkohol
Asam dengan jumlah C 1 – 4 : larut dalam
air
Asam dengan jumlah C = 5
: sukar larut dalam air
Asam dengan jumlah C > 6
: tidak larut dalam air
Larut dalam pelarut organik seperti eter, alkohol, dan benzen
TD asam karboksilat > TD alkohol dengan jumlah C sama.
Struktur
Asam Karboksilat : R – COOH dan Ar – COOH
|
|
|
|
CH3-CH2-CH2-CH2-COOH
COOH
Valelat
CH3-COOH (asam
asetat)
Asam benzoat
1.3 Tata Nama
Tatanama Asam karboksilat
Karena banyak
terdapat dialam, asam-asam karboksilat adalah golongan senyawa yang paling dulu
dipelajari oleh kimiawan organik. Karena tidak mengherankan jika banyak
senyawa-senyawa asam mempunyai nama-nama biasa. Nama-nama ini biasanya
diturunkan dari bahasa Latin yang menunjukkan asalnya. Tabel 12.8 memuat
nama-nama asam berantai lurus beserta nama IUPAC-nya. Banyak dari asam ini
mula-mula dipisahkan dari lemak sehingga sering dinamakan sebagai asam-asam
lemak (struktur lemak secara terinci dibahas dalam bab berikutnya). Untuk
memperoleh nama IUPAC suatu asam karboksilat (Tabel 12.8 kolom terakhir)
diperlukan awalan kata asam da akhiran at.
Asam-asam
bersubstitusi diberi nama menurut dua cara. Dalam sisitem IUPAC, nomor rantai
dimulai dari asam karbon pembawa gugus karboksil dan substituen diberi nomor
lokasi. Jika nama umum yang digunakan lokasi substituen dilambangkan dengan
huruf latin, dimulai dengan atom karbon α.
Jika gugus
karboksilat dihubungkan dengan cincin, akhiran karboksilat ditambahkan pada
nama induk sikloalkana.
Asam-asam
aromatic juga diberi tambahan –at pada turunan hidrokarbon aromatiknya.
Beberapa contoh diantaranya :
Penamaan senyawa-senyawa asam alkanoat atau asam karboksilat juga
ada dua cara
yaitu :
1) Menurut IUPAC : mengikuti nama alkananya dengan menambahkan nama asam di
depannya dan mengganti akhiran “ ana “ pada alkana dengan akiran “ anoat “ pada
asam Alkanoat.
2) Menurut Trivial, penamaan yang didasarkan dari sumber penghasilnya.
Contoh:
Tabel PENAMAAN SENYAWA ASAM KARBOKSILAT
yaitu :
1) Menurut IUPAC : mengikuti nama alkananya dengan menambahkan nama asam di
depannya dan mengganti akhiran “ ana “ pada alkana dengan akiran “ anoat “ pada
asam Alkanoat.
2) Menurut Trivial, penamaan yang didasarkan dari sumber penghasilnya.
Contoh:
Tabel PENAMAAN SENYAWA ASAM KARBOKSILAT
Rumus Struktur
|
Nama IUPAC
|
Nama Trivial
|
Sumber
|
HCOOH
CH3COOH
C2H5COOH
CH3(CH2)COOH
CH3(CH2)3COOH
CH3(CH2)4COOH
|
Asam Metanoat
Asam Etanoat
Asam Propanoat
Asam Butanoat
Asam Rentanoat
Asam Heksanoat
|
Asam Format
Asam Asetat
Asam Propionat
Asam Butirat
Asam Valerat
Asam Kaproat
|
Semut (Formica)
Cuka (Asetum)
Susu (Protospion)
Mentega (Butyrum)
Akar Valerian (Valere)
Domba (Caper)
|
Untuk senyawa-senyawa asam alkanoat yang mempunyai rumus struktur bercabang
aturan penamaan IUPAC adalah sebagai berikut :
1) Tentukan rantai utama dengan memilih deretan C paling panjang dan mengandung
gugus fungsi –COOH, kemudian diberi nama seperti pada tabel di atas.
2) Penomoran atom C dimulai dari atom C gugus fungsi, sedang aturan selanjutnya sama
dengan yang berlaku pada senyawa-senyawa hidrokarbon.
Contoh :
a) CH3–CH2–CH (CH3)–COOH Asam 2, metil Butanoat
1.4
Sifat
– Sifat Asam Karboksilat
Secara umum senyawa-senyawa asam alkanoat atau asam karboksilat mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
1) a) Asam alkanoat yang mengandung C1 sampai C4 berbentuk cairan encer dan larut
sempurna dalam air
b) Asam alkanoat dengan atom C5 sampai C9 berbentuk cairan kental dan sedikit larut
dalam air
c) Asam alkanoat suku tinggi dengan C10 atau lebih berbentuk padatan yang sukat
larut dalam air.
2) Titik didih asam alkanoat lebih tinggi dibandingkan titik didih alkohol yang memiliki
jumlah atom C yang sama.
3) Asam alkanoat pada umumnya merupakan asam lemah. Semakin panjang rantai
karbonnya semakin lemah sifat asamnya.
Contoh :
HCOOH Ka = 1,0 . 10–4
CH3COOH Ka = 1,8 . 10–5
CH3CH2COOH Ka = 1,3 . 10–5
4) Asam alkanoat dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam. Reaksi ini disebut
reaksi penetralan.
a) CH3COOH + NaOH -------------> CH3COONa + H2O
Asam Etanoat Natrium Etanoat
5) Asam alkanoat dapat bereaksi dengan alkohol menghasilkan senyawa ester. Reaksi ini
dikenal dengan reaksi esterifikasi.
a) CH3COOH + CH3–OH ------------------> CH3COOHCH3 + H2O
Asam Etanoat Metanol Metil Etanoat
b) CH3CH2COOH + CH3CH2–OH -------------> CH3CH2COOCH3 + H2O
Asam Propanoat Etanol Etil Propanoat
1.5 Kegunaan Asam Alkanoat
Penggunaan asam alkanoat dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1) Asam format (asam metanoat) yang juga dikenal asam semut merupakan cairan tak
berwarna dengan bau yang merangsang. Biasanya digunakan untuk :
a) menggumpalkan lateks (getah karet)
b) obat pembasmi hama
2) Asam asetat atau asam etanoat yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan nama
asam cuka. Asam cuka banyak digunakan sebagai pengawet makanan, dan penambah
rasa makanan (baksa dan soto)
3) Asam sitrat biasanya digunakan untuk pengawet buah dalam kaleng
4) Asam stearat, asam ini berbentuk padat, berwarna putih. Dalam kehidupan sehari-hari
terutama digunakan untuk membuat lilin.
1.6 REAKSI ASAM KARBOKSILAT
Secara umum senyawa-senyawa asam alkanoat atau asam karboksilat mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
1) a) Asam alkanoat yang mengandung C1 sampai C4 berbentuk cairan encer dan larut
sempurna dalam air
b) Asam alkanoat dengan atom C5 sampai C9 berbentuk cairan kental dan sedikit larut
dalam air
c) Asam alkanoat suku tinggi dengan C10 atau lebih berbentuk padatan yang sukat
larut dalam air.
2) Titik didih asam alkanoat lebih tinggi dibandingkan titik didih alkohol yang memiliki
jumlah atom C yang sama.
3) Asam alkanoat pada umumnya merupakan asam lemah. Semakin panjang rantai
karbonnya semakin lemah sifat asamnya.
Contoh :
HCOOH Ka = 1,0 . 10–4
CH3COOH Ka = 1,8 . 10–5
CH3CH2COOH Ka = 1,3 . 10–5
4) Asam alkanoat dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam. Reaksi ini disebut
reaksi penetralan.
a) CH3COOH + NaOH -------------> CH3COONa + H2O
Asam Etanoat Natrium Etanoat
5) Asam alkanoat dapat bereaksi dengan alkohol menghasilkan senyawa ester. Reaksi ini
dikenal dengan reaksi esterifikasi.
a) CH3COOH + CH3–OH ------------------> CH3COOHCH3 + H2O
Asam Etanoat Metanol Metil Etanoat
b) CH3CH2COOH + CH3CH2–OH -------------> CH3CH2COOCH3 + H2O
Asam Propanoat Etanol Etil Propanoat
1.5 Kegunaan Asam Alkanoat
Penggunaan asam alkanoat dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1) Asam format (asam metanoat) yang juga dikenal asam semut merupakan cairan tak
berwarna dengan bau yang merangsang. Biasanya digunakan untuk :
a) menggumpalkan lateks (getah karet)
b) obat pembasmi hama
2) Asam asetat atau asam etanoat yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan nama
asam cuka. Asam cuka banyak digunakan sebagai pengawet makanan, dan penambah
rasa makanan (baksa dan soto)
3) Asam sitrat biasanya digunakan untuk pengawet buah dalam kaleng
4) Asam stearat, asam ini berbentuk padat, berwarna putih. Dalam kehidupan sehari-hari
terutama digunakan untuk membuat lilin.
1.6 REAKSI ASAM KARBOKSILAT
Asam karboksilat adalah golongan senyawa
organik yang memiliki rumus umum R-COOH. Beberapa reaksi yang dapat terjadi
pada asam karoksilat antara lain:
- Reaksi penetralan
Asam karboksilat bereaksi dengan basa
membentuk garam dan air.
Garam natrium atau kalium dari asam
karboksilat suku tinggi dikenal sebagai sabun. Sabun natrium disebut sabun
keras, sedangkan sabun kalium disebut sabun lunak. Sebagai contoh, yaitu
natrium stearat (NaC17H35COO) dan kalium stearat (KC17H35COO).
Asam alkanoat tergolong asam lemah, semakin panjang rantai alkilnya, semakin lemah asamnya. Jadi, asam alkanoat yang paling kuat adalah asam format, HCOOH. Asam format mempunyai Ka=1,8x10-4. Oleh karena itu, larutan garam natrium dan kaliumnya mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.
Asam alkanoat tergolong asam lemah, semakin panjang rantai alkilnya, semakin lemah asamnya. Jadi, asam alkanoat yang paling kuat adalah asam format, HCOOH. Asam format mempunyai Ka=1,8x10-4. Oleh karena itu, larutan garam natrium dan kaliumnya mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.
- Reaksi Pengesteran
Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol
membentuk ester. Reaksi ini disebut esterifikasi
(pengesteran).
1.7 PEMBUATAN ASAM KARBOKSILAT
Ø
Oksidasi alkohol primer dengan aksidator kuat
KMNO4
R-CH2OH-----------à R-COOH + H2O
CONTOH :
KMNO4
CH----CH2OH
------à CH3 -----COOH +H2O
Ø
Oksidasi alkil benzen
Ø
Carbonasi Reagen Grignard
Ø
Hidrolisin alkana karboksitrik (rcn) pada suhu tinggi dan dalam lingkungan asam
kuat
H+
R-CN+2H2O--------àR-COOH+NH4+
Contoh ;
H+
CH3 –CN
+2H2O --------àCH3
–COOH +NH4+
MAKALAH
KIMIA ORGANIK
ORGANOHALOGEN
DI SUSUN OLEH :
NO
|
NAMA
|
NPM
|
PARAF
|
1
|
Ade siska febriani
|
103211288
|
|
2
|
Dwi novitasari
|
10321305
|
|
3
|
Miftahul huda
|
10321337
|
|
4
|
Nur hasanah
|
10321342
|
|
5
|
Rahayu widosari
|
10321347
|
|
Program Studi Pendidikan Biologi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2011
DAFTAR ISI
KATAS PENGANTAR
Alhamduliilahirobbil’alamin,
penulis memuji syukur kehadirat Allah SWT karena sampai detik ini Allah SWT masih
bermurah hati memberikan segala karunia-Nya sehangga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang disusun guna memenuhi tugas mata kuliah morfologi tumbuhan.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan pada Nabi
Muhammad SAW sebagai Rahmatan Lil’alamin. Semoga kelak kita menjadi salah satu
umatnya yang mendapatkan syafa’at dari beliau. Amin, Ya Robbal’alamin.
Pada kesempatan kali ini panulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik dari segi
moril maupun mateil dan yang secara langsung maupun tidak langsung:
1.
Ratini selaku dosen pengampu mata kuliah
MIPA tumbuhan dan dosen pembimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
2.
Ayah dan ibu kami, semoga Allah
SWT selalu melimpahkan karunia-Nya dalam bentuk kesehatan, kemurahan rizki-Nya,
dan kesehatan untuk kalian. Semoga Allah SWT mempermudah jalannya dalam
menggapai ridho-Nya.
3.
Teman-teman yang lain yang
telah memberikan dukungannya.
4.
Pihak lain yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Sebagai hamba Allah SWT, penulis yakin bahwa makalah ini
jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan segala krendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi memperoleh hasil yang lebih
baik dikesempatan mendatang.
Metro, 10 Mei 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Haloalkana adalah
senyawa hidrokarbon yang mengikat satu atau lebih unsure halogen (F,Cl,Br,I). Cara pemberian nama senyawa
haloalkana, yaitu menyebutkan atom halogen (F=flour, Cl=cloro,Br=bromo,I=iodo) diikuti nama alkana yang mengikatnya. Untuk penomoran dimulai dari
atom C yang terdekat dengan cabang (jika
jarak sama, maka dilihat dari urutan kereaktifanya F>Cl>Br>I.
Halogenalkana bisa dibuat dari reaksi antara alkena dengan hidrogen halida,
akan tetapi halogenalkana lebih umum dibuat dengan cara mengganti gugus -OH
pada sebuah alkohol dengan atom halogen. Haloalkana merupakan senyawa karbon di mana atom
karbon berikatan dengan halogen. Terbentuk dari substitusi atom hidrogen pada
alkana oleh halogen
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian haloalkana
2. Bagaimna cara pembuatannya
3. Bagaimana cara menggunakannya
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mendiskripsikan pengertian Haloalkana
2. Mendiskripsikan kegunaan haloalkana
3. Mendiskripsikan cara pembuatan haloalkana
D. MANFAAT PENULISAN
Tulisan ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan para pembaca, kususnya
para Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Metro, agar dapat lebih jelas
bagaimana. Tatacara pemberian nama-nama, penggunaan dan pembuatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Tata nama haloalkana :
1. Rantai utama dipilih rantai atom karbon terpanjang yang mengandung atom halogen
2. Penomoran dimulai dari atom C yang mengikat dan/atau berdekatan dengan atom C yang mengikat halogen
3. Nama halogen ditulis terlebih dahulu disusul nama alkananya.
Contoh :
1. CH3CH2CH2Br (bromometana)
2. CH3CH2Cl (kloroetana)
pemberian nama
alkil halide dapat dilakukan dengan dua cara:
4 3 2 1
CH3 CH
– CH CH : 3-kloro-2-flurobutana
CI F
Sistem IUPAC
Alkil
halide diberi nama dengan awalan halo-
Contoh:
CH3 F CH3-CH2-CI CH3-CH-CH3
Br
Fluorometana kloroetana 2-bromopropana
Jika
tredapat lebih dari satu atom halogen, maka diberi nama di=2,tri=3 dan tetra=4
untuk menyatakan jumlah atom halogen tersebut.
Contoh:
CH 2CI
– CH 2CI CHCI3 CCI4
1,2-diklorometana Trikloromrtana 2-bromoproana
Gugus-fungsional trivial
Dalam
pemberian nama alkil halide diawali dengan gugus alkil, diikuti nama halidanya.
Tipe alkil halida berdasarkan struktur bagian alkilnya dapat dibagi
menjadi empat yaitu
metal,primer,sekunder, tersier. Metal halide (RX) satu hydrogen dari metana
digantikan oleh sebuah halogen
Contoh:
C H 3 -- F C H 3 – C H 2 –
C I C H 3
– C H – C H 3
Br
Metil
fluorida Etil
klorida Isopropil bromide
CFC merupakan zat-zat yang tidak mudah terbakar dan tidak terlalu toksik. Dengan demikian zat ini memiliki banyak kegunaan.
CFC digunakan sebagai pendingin, bahan bakar untuk aerosol, untuk menghasilkan plastik busa seperti busa polistirena atau poliuretana yang memuai, dan sebagai pelarut untuk pembersihkeringan dan untuk tujuan-tujuan pengeringan minyak.
Sayangnya, CFC dapat merusak lapisan ozon. Pada lapisan atmosfir yang tinggi, ikatan C-Cl akan terputus menghasilkan radikal-radikal bebas klorin. Radikal-radikal inilah yang merusak ozon. CFC sekarang ini telah digantikan oleh senyawa-senyawa yang lebih ramah lingkungan.
CFC juga bisa menyebabkan pemanasan global. Satu molekul CFC-11 misalnya, memiliki potensi pemanasan global sekitar 5000 kali lebih besar ketimbang sebuah molekul karbon dioksida.
Di sisi lain, terdapat jauh lebih banyak karbon dioksida di udara ketimbang CFC, sehingga
C. PEMBUATAN HALOALKANA
Pembuatan haloalkana dapat dilakukan dengan beberapa penjelasan berikut
1.
Pembuatan
haloalkana dari alkana
Reaksi katalis
dengan gas klorin yang merupakan reaksi subsitusi. Reaksi ini dapat berlangsung
melalaui katalis sinar matahari.
Contohnya:
CH + Cl2 CH3 Cl + HCl
Metana Monoklorometana
CH3 Cl + Cl2 CH2 Cl 2 + HCl
Monoklorometana Diklorometana
Monoklorometana Diklorometana
2. Pembuatan haloalkana dari alkena
Reaksi alkena
dengan hidrokarbon halogenida merupakan reaksi adesi. Tempat terikatnya atom
halida pada rantai karbon tergantung pada tempat terjadinya ikatan jenuh.
Contohnya :
CH3 CH=CH2 + HCl CH3 CH
CH
Cl
Propena 2-kloropropana
3. Pembuatan haloalkanan dari halogen
Reaksi alkena
dengan gas kelorin merupakan reaksi adisi , menghasilkan dihaloalkana
CH2 =CH2 + Cl2 CH2 Cl CH2 Cl
Etana 1,2
dikloroetana
4. Pembuatan haloalkana dari alkohol
Alkohol dapat bereaksi dengan aasam klorida, asam
bromina, atau asam iodida menghasilkan haloalkana.
Contohnya :
C2 H5 OH + HCl C2 H5 Cl + H2
O
Etanol etil
klorida
5. Pembuatan haloalkana dari alkohol dengan
fosfortriklorida
Reaksi alkohol dengan fosfortriklorida merupakan reaksi subtitusi
, menghasilkan akil klorida.
Contohnya :
3C2 H5 OH + PCl
2 `3C
2 H5 C + H3 PO3
ETANOL fosfortilorida etil
klorida.
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah tetang Haloalkana dalam kimia
organik, semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat
bermanfaat bagi kita semua
Kesimpulan
Haloalkana adalah
senyawa hidrokarbon yang mengikat satu atau lebih unsure halogen (F,Cl,Br,I). Cara pemberian nama senyawa haloalkana,
yaitu menyebutkan atom halogen (F=flour, Cl=cloro,Br=bromo,I=iodo) diikuti nama alkana yang mengikatnya
1. Rantai utama dipilih rantai atom karbon terpanjang yang mengandung
atom halogen
2. Penomoran dimulai dari atom C yang mengikat dan/atau berdekatan dengan atom C yang mengikat halogen
3. Nama halogen ditulis terlebih dahulu disusul nama alkananya.
2. Penomoran dimulai dari atom C yang mengikat dan/atau berdekatan dengan atom C yang mengikat halogen
3. Nama halogen ditulis terlebih dahulu disusul nama alkananya.
0 komentar:
Posting Komentar