menurut penelitian mie instan tidak bisa menggantikan makan penuh (wholesome food) dan hanya bisa di jadikan makanan bantu sementara (selingan) dan tidak boleh di konsumsi secara terus menerus karena berakibat sangat buruk bagi kesehatanhal it disebabkan kandungan zat (campuran dalam pembuatan ) mie instan. Disamping itu mie instan tidak memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi tubuh . Walaupun di dalam mie instan terdapat kandungan karbohidrat dalam jumlah besat tetapi kandungan vitamin, mineral maupun protein yang ada didalamnya sangat sedikit. Hal itu berbeda jika makan mie instan dengan campuran bahan lain yang mengandung vitamin seperti penampahan jenis sayuran seperti wortel, sawi, tomat dll,
Sumber protein bisa juga di dapatkan jika di tambah seperti telor, ikan , tempe, daging dsb.. Satu takaran saji mie instan yang berjumlah 80 gram dapat menyumbangkan energi sebesar 400 kkal, yaitu sekitar 20% dari total kebutuhan energi harian (2.000 kkal). Energiyang disumbangkan dari minyak berjumlah sekitar 170-200 kkal. Hal lain yang kurang disadari adalah kandungan minyak dalam mie instan yang dapat mencapai 30% dari bobot kering. Hal tersebut perlu diwaspadai bagi penderita obesitas atau mereka yang sedang menjalani program penurunan berat badan.
Ternyata mie instan bukan cuma kandungan nutrisinya yang kurang, tapi juga bisa merugikan kesehatan bagi mereka-mereka yang mengkomsumsi salah satunya menurut dokter mie instan penyebab timbulnya kanker, hal itu disebabkan oleh zat lilin sebagai campuran pembuatan mie instan yang berfungsi agar mie instan tidak lengket saat dimasak. Walaupun hasil dari penelitian Badan POM isu lilin yang ada dalam mie instan dinyatakan tidak benar
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsinya
Penggunaan lilin sebagai pelapis
produk mie yang telah diijinkan oleh FDA adalah penggunaan natural
waxes yang terbuat dari food-grade vegetable (Jojoba oil, bayberry,
castor, rice bran, soy wax), petroleum (Parafin, microcrystalline,
petroleum jelly), beeswax (lilin yang dihasilkan oleh lebah), shellac-
based wax (lilin yang dihasilkan oleh sejenis serangga Kierra Lacca)
atau resin (lilin yang dihasilkan oleh jenis-jenis tumbuhan tertentu).
Lilin-lilin
diatas banyak digunakan di dalam industri makanan, biasanya sebagai
pelapis buah-buahan agar tetap segar dan tidak mudah busuk selama
melalui pengangkutan dari kebun, pasar sampai meja makan pembeli.
Selain itu, kemungkinan besar industri jenis makanan lain (termasuk
disini mie instan) menggunakan salah satu diantaranya untuk melapisi
produknya agar tidak lengket saat dimasak. Yang perlu diperhatikan
disini adalah penggunaan petroleum sebagai pelapis makanan. Petroleum
adalah campuran kompleks zat hidocarbon dalam berbagai berat jenis.
Hidrocarbon adalah campuran hidrogen dan carbon. Menurut beberapa
penelitian yang pernah saya baca dan informasi kesehatan lain yang saya
dapat, hidrokarbon dapat memicu timbulnya kanker karena menginduksi
perubahan atau mutasi gen.
Selama ini kita tidak tahu, jika benar
para produsen makanan tersebut menggunakan lilin sebagai pelapis
produknya, lilin jenis apa yang digunakan, apakah petroleum atau jenis
alami yang lain. Oleh karena itu, sebaiknya berhati-hati. Disamping
penggunaan lilin, kita juga harus memperhatikan penggunaan pewarna pada
produk mie instan. Yang biasa kita temui adalah penggunaan warna
kuning buatan, tartrazine. Pewarna buatan ini mempunyai beberapa efek
samping negatif terhadap kesehatan berhubungan dengan penyakit asma.
Mungkin sebagai konsumen, kita dapat memilih produk-produk makanan yang
menggunakan pewarna alami seperti beta caroten (pewarna kuning alami).
Selain pewarna, kita juga harus
memperhatikan penggunaan MSG dan kadar natrium total pada mie instan
yang biasanya mencapai sekitar seribu miligram. Kita semua pasti tahu,
bahwa kadar garam yang terlalu tinggi tidak baik bagi penderita
hipertensi, jantung dan ginjal.
Beberapa hal positif darinya
Kebanyakan produk-produk mie instan
telah melalui proses fortifikasi (seperti yang sudah pernah dibahas),
yakni proses penambahan mikronutrien ke dalam produk. Mikronutrien ini
seperti misalnya zat besi, asam folat, niasin, vitamin dan mineral
seperti kalsium.
Baru-baru ini telah diperkenalkan
jenis mie instan baru yang justru dapat membantu orang-orang yang
mengalami kegemukan atau ingin berdiet, menurunkan berat badannya. Mie
instan tersebut adalah mie yang menggunakan pectin sebagai salah satu
bahan dasarnya.
Pectin adalah polisakarida linear yang
terutama terdiri dari asam galacturonic dan turunannya. Saat zat ini
berada di dalam lambung dan terisi cairan, ia akan mengembang dan
mengisi penuh perut, dan konsistensinya membuat lama berada dalam
saluran pencernaan, sehingga memperlambat timbulnya rasa lapar.
Menurut penelitian, serat pectin dapat
mengurangi absorbsi pada saluran pencernaan sehingga menurunkan level
kolesterol darah, meningkatkan peristaltik usus, mengurangi konstipasi
dan mengurangi resiko kanker saluran cerna.
Hasil dari penelitian Instant Noodles
with pectin for Weight Reduction menyebutkan bahwa efikasi penurunan
berat badan dan pembentukan postur tubuh pada penggunaan mie instan
dengan pectin lebih baik daripada mie instan dengan formula standar
(tanpa pectin).
Dari beberapa ulasan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa konsumsi mie instan tidak sepenuhnya
berbahaya, bahkan bermanfaat selama dikonsumsi dalam jumlah yang tidak
berlebihan.
Kasus akibat mie instan :
1. diberitakan di majaah NOVA beberapa tahun yang lalu , “Usus Dipotong akibat Kebanyakan Mi Instan”
MAKSUD hati membantu suami menambah penghasilan, apa daya anak jadi korban. Akibat kerap meninggalkan buah hatinya, Hilal Aljajira (6), Erna Sutika (32) kini harus menelan pil pahit. Usus Hilal bocor dan membusuk hingga harus dipotong. Rupanya tiap hari Hilal hanya menyantap mi instan karena di rumah tak ada orang yang memasakkan makanan untuknya. Berikut cerita Erna.
MAKSUD hati membantu suami menambah penghasilan, apa daya anak jadi korban. Akibat kerap meninggalkan buah hatinya, Hilal Aljajira (6), Erna Sutika (32) kini harus menelan pil pahit. Usus Hilal bocor dan membusuk hingga harus dipotong. Rupanya tiap hari Hilal hanya menyantap mi instan karena di rumah tak ada orang yang memasakkan makanan untuknya. Berikut cerita Erna.
Saat usia Hilal menginjak 2 tahun, aku
memutuskan bekerja, membantu keuangan keluarga mengingat penghasilan
suamiku, Saripudin (39), kurang mencukupi kebutuhan keluarga.
Aku bekerja di perusahaan pembuat bulu mata palsu, tak jauh dari rumah kami di Garut. Setiap berangkat kerja, Hilal kutitipkan kepada ibuku. Di situ, ibuku kerap memberinya mi instan. Bukan salah ibuku, sih, karena sebelumnya, aku juga suka memberinya makanan itu jika sedang tidak masak.
Ternyata, Hilal jadi “tergila-gila” makanan itu. Ia akan mengamuk dan mogok makan jika tak diberi mi instan. Ya, daripada cucunya kelaparan, ibuku akhirnya hanya mengalah dan menuruti kemauan Hilal. Lagi pula, kalau tidak diberi, Hilal pasti akan membeli sendiri mi instan di warung dekat rumah dengan uang jajan yang kuberikan. Praktis, sehari dua kali ia makan mi instan.
Aku bekerja di perusahaan pembuat bulu mata palsu, tak jauh dari rumah kami di Garut. Setiap berangkat kerja, Hilal kutitipkan kepada ibuku. Di situ, ibuku kerap memberinya mi instan. Bukan salah ibuku, sih, karena sebelumnya, aku juga suka memberinya makanan itu jika sedang tidak masak.
Ternyata, Hilal jadi “tergila-gila” makanan itu. Ia akan mengamuk dan mogok makan jika tak diberi mi instan. Ya, daripada cucunya kelaparan, ibuku akhirnya hanya mengalah dan menuruti kemauan Hilal. Lagi pula, kalau tidak diberi, Hilal pasti akan membeli sendiri mi instan di warung dekat rumah dengan uang jajan yang kuberikan. Praktis, sehari dua kali ia makan mi instan.
Bahan dalam mie instan yang buruk bagi tubuh :
1). Bumbu dan pelengkap
Bumbu yang digunakan antara lain adalah MSG atau vetsin. Titik kritisnya adalah pada media mikrobial, yaitu media yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme yang berfungsi memfermentasi bahan baku vetsin.
Bumbu yang digunakan antara lain adalah MSG atau vetsin. Titik kritisnya adalah pada media mikrobial, yaitu media yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme yang berfungsi memfermentasi bahan baku vetsin.
2). Bahan penambah rasa
Bahan penambah rasa atau flavor selalu digunakan dalam pembuatan mie instan. Bahan inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam, baso, barbequ, dan sebagainya. Titik kritis flavor terletak pada sumber flavor. Kalau sumber flavor dari hewan, tentu harus jelas jenis dan cara penyembelihannya. Begitupun flavor yang berasal dari rambut atau bagian lain dari tubuh manusia, statusnya adalah haram.
Bahan penambah rasa atau flavor selalu digunakan dalam pembuatan mie instan. Bahan inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam, baso, barbequ, dan sebagainya. Titik kritis flavor terletak pada sumber flavor. Kalau sumber flavor dari hewan, tentu harus jelas jenis dan cara penyembelihannya. Begitupun flavor yang berasal dari rambut atau bagian lain dari tubuh manusia, statusnya adalah haram.
3). Minyak sayur
Minyak sayur menjadi bermasalah bila sumbernya berasal dari hewan atau dicampur dengan lemak hewan.
Minyak sayur menjadi bermasalah bila sumbernya berasal dari hewan atau dicampur dengan lemak hewan.
4). Solid Ingredient
Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam, bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya. Titik kritisnya tentu pada sumber hewani yang digunakan.
Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam, bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya. Titik kritisnya tentu pada sumber hewani yang digunakan.
5). Kecap dan sambal
Kecap dan sambal pun harus kita cermati lho. Kecap dapat menggunakan flavor, MSG, kaldu tulang untuk menambah kelezatannya.
Kecap dan sambal pun harus kita cermati lho. Kecap dapat menggunakan flavor, MSG, kaldu tulang untuk menambah kelezatannya.
Tips Memasak Mie Instan Yang Baik
Yang paling berbahaya dari mie instan adalah
adanya kandungan bahan pengawet, MSG (monosodium glutamat), dan bahan
pewarna makanan yang ada di dalam mi instan. Kandungan bahan berbahaya
dalam mi instan ini didapatkan dari proses pengolahan sampai proses
pengawetan yang dilakukan dengan cara menggoreng mi sampai kering.
Proses penggorengan biasanya menggunakan minyak goreng, yang membuat air
rebusan menjadi keruh dan sedikit berminyak ketika direbus.
Berikut langkah-langkahnya :
- Rebuslah mie instan dua kali terutama untuk mie kuah.Buang air rebusan yang pertama.
- Jangan mengunakan keseluruhan bumbu yang disediakan dalam kemasan,lebih baik bila anda menggantinya dengan bumbu buatan sendiri.
- Tambahkan sayuran-sayuran untuk mengurangi dampak buruk mie instan.
- Jangan meminum soft drink setelah makan mie,minumlah banyak-banyak air putih.
- Jangan mencoba produk mie baru karena bila anda merasa tidak puas anda akan menggantinya dengan mengkonsumsi mie yang lain.Itu akan meningkatkan konsumsi anda terhadap mie.
Penambahan sayuran sangat
direkomendasikan, tidak perlu sayuran khusus, semua jenis sayur dapat
anda tambahkan bila hendak mengonsumsi mi instan, asal jangan rebus
sayur terlalu lama karena zat gizi sayuran bisa hilang karena rebusan
air panas.
“Peringatan bagi kita semua bahwa Mie
Instan tidak boleh dimasak bersamaan dengan bumbunya karena MSG yang
terkandung didalamnya bila dimasak diatas suhu 120°C akan berpotensi
menjadi Karsinogen Pembawa Kanker. Perhatikan prosedur penyajian pada
bungkus Mie Instan, semua menganjurkan agar masak mie dulu baru ditaburi
bumbu atau bumbunya di taruh di mangkok”
Selain itu mi instan lebih baik direbus sebanyak dua kali, terutama
untuk mi instan berkuah. Langsung buang air rebusan pertama, setelah itu
rebus lagi hingga matang, cara ini berguna untuk menghilangkan bahan
berbahaya yang terkandung didalam mi instan, bahan yang dianggap
berbahaya adalah natrium karbonat, jumlah bahan ini cukup
banyak didalam sebungkus mi instan, antara 30-40 persen. Penderita
jantung koroner dan hipertensi sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung natrium karbonat. karena bisa memicu meningkatnya tekanan darah.
0 komentar:
Posting Komentar