BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Didalam kehidupan sehari
– hari, sawi dipandang sebagia makanan
yang telah familiar dan menyatu oleh masyarakat. Banyak jenis makanan
menggunakan sawi sebagai bahan utama atau sebagi pelengkap misal pada pedagang mie
ayam, sawi digunakan sebagai pelengkap masakan sehingga mie yang dijual
terlihat lebih menarik. Disisi lain sawi digunakan sebagai masakan utaman oleh
ibu rumah tangga misal oseng sawi hal ini tiadak dipungkiri bahwa sawi memiliki
beberapa keunggulan yaitu memiliki kandungan vitamin A dan serat yang cukup
tinggi. Menurut Ivon (2011: ) “sawi cap sim memiliki beberapa keunggulan
diantaranya memiliki giza yang cukup yaitu vitamin A dan serat”. Banyaknya gizi
yang terkandung didalamya tidak diiringi dengan ukuran sawi yang baik pula. Sawi
yang ditemukan dipasaran terkadang memiliki ukuranya kecil – kecil sehinga pedagang
dan iburumah tangga tidak terlalu puas dengan sawi yang telah dibeli. Kondisi
ini dimungkinkan kondisi tanah yang kurang subur atau kekurangan unsur yang
dibutuhkan sawi padahal tanaman sayuran membutuhkan unsur unsur tersebut untuk
keberlagsungan tanaman itu sendiri. Menurut Kusuma dan Indrawati (dalam Dahono
dkk, 2003:286) “Pada lahan yang kurang subur tanaman sayuran membutuhkan pupuk
organik dan anorganik. Pemberian bahan organik bertujuan untuk memperbaiki
sifat fisik, kimia dan biologi tanah dan bila ditambah dengan pupuk buatan
(anorganik) akan mempertinggi fungsi dari bahan organik dalam tanah”. Sehingga perlu
penambahan pupuk organik.
Pupuk
organik merupakan pupuk yang berasal dari feses
hewan yang baik untuk membenahi tanah yang rusak. Menurut Sutanto
(dalam Maria Erviana Kusuma, 2012:41 ) “pupuk organik merupakan bahan
pembenah tanah yang
lebih baik dari pada bahan
pembenah buatan”. Salah satu pupuk
organik yaitu pupuk kandang dari kotoran kambing. Pupuk kandang mampu
memberikan unsur yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhanya. Menurtut Harahap (dalam
Yernelis Syawal, 2009:266) “pupuk kandang dapat tersedianya unsur hara bagi
tanaman dan dapat memacu pertumbuhan vegetatif tanaman”. Kelebihan dari pupuk
kotoran kambing dibandingkan dengan pupuk kotoran sapi ialah kadar N lebih
tinggi yaitu 0,6 % pada kambing dan 0,4% pada sapi. Menurut hakim dan mursidi (dalam
Yernelis Syawal, 2009:266) “ pupuk kandang
mengandung unsur N sebesar kotoran 0,6% kambing, 0,3% sapi.”. dari latar belakang
diatas, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul
PENGARUH
PEMBERIAN PUPUK KANDANG KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN SAWI HIJAU ( branssica juncea )
1.2.Rumusan
masalah
1. Adakah
pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran kambing terhadap pertumbuhan sawi
hijau.
2. Pada
perlakuan menggunakan pupuk manakah yang pailing efektif untuk digunakan untuk
pertumbuahan asawi hijau.
1.3.Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran kambing terhadap
pertumbuhan sawi hijau.
2. Untuk
mengetahui pada perlakuan menggunakan pupuk manakah yang pailing efektif untuk
digunakan untuk pertumbuahan asawi hijau.
0 komentar:
Posting Komentar