A.
Definisi Ikan (Pisces)
Adapun yang dimaksud dengan ikan adalah hewan bertulang belakang
(vertebrata) yang berdarah dingin, hidup diair, bergerak dan mempertahankan
keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip dan bernafas dengan insang,
namun selain menggunakan insang ada juga ikan yang memiliki alat pernafasan
tambahan yang fungsinya sama dengan “paru-paru”.
Pada ikan dan pada hewan air lainnya pada umumnya bagian tubuh dibagi
menjadi tiga bagian yakni bagian kepala, badan dan ekor, namun pada setiap
jenis ikan ukuran bagian-bagian tubuh tersebut berbeda-beda tergantung jenis
ikannya. Adapun organ-organ yang terdapat pada setiap bagian tersebut adalah:
1.
Bagian
kepala (Caput) yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga
ujung operkulum (tutup insang) paling belakang. Adapun organ yang terdapat pada
bagian kepala ini antara lain adalah mulut, rahang, gigi, sungut, cekung
hidung, mata, insang, operkulum, otak, jantung, dan pada beberapa ikan terdapat
alat pernapasan tambahan, dan sebagainya.
2.
Bagian
badan (Truncus) yakni dari ujung operkulum (tutup insang) paling
belakang sampai pangkal awal sirip belang atau sering dikenal dengan istilah
sirip dubur. Organ yang terdapat pada bagian ini antara lain adalah sirip
punggung, sirip dada, sirip perut, hati, limpa, empedu, lambung, usus, ginjal,
gonad, gelembung renang, dan sebagainya.
3.
Bagian
ekor (Cauda), yakni:bagian tubuh di belakang anus, di sini terdapat
pinna analis dan pinna raudalis.Pinna cau-dalis ikan trombo (mas) bersifat homo
cercus,artinya morfologi luar sirip ini tampak simetri bilateral,dan dilihat
dari anatomi susunan tulang yang membangunnya tidak simetri.Tipe sirip ekor
jenis lainnya adalah:
·
Heterocercus, ekor tipe ini baik dari luar mau
pundalamnya tidak simetri.
Misal pada ikan hiu. Dhipycerus, sirip ekor ini simetri bilateral
baik dari morfilogi luar mau pun anatomi bagian dalamnya. Misalnya ikan
Polypterus
·
Procercus, seperti pada diphycerus hanya bentuk
ekornya meruncing. Misalnya pada Cyclostomata dan masa embrional ikan-ikan pada
umumnya.
B. Bentuk Tubuh Atau Morfologi Ikan Erat
Kaitannya Dengan Anatomi Tubuhnya.
1. Bentuk tubuh ikan
Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda-beda. Perbedaan bentuk
tubuh ini pada umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap habitat dan
cara hidupnya. Adapun bentuk-bentuk tubuh ikan tersebut dibagi dua yakni ikan
yang bersifat
·
Simetri
bilateral yaitu ikan yang apabila dibelah ditengah dengan potongan sagital,
maka kita akan mendapatkan hasil yang sama persis antara bagian kiri dan bagian
kanannya
·
Non
simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan
sagital, maka kita akan mendapatkan hasil yang berbeda antara bagian kiri dan
bagian kanannya
C.
Simetri
bilateral
Dilihat dari bentuk tubuh terutama dari penampang melintangnya ada beberapa
macam bentuk tubuh ikan simetri bilateral, bentuk-bentuk tersebut adalah:
·
Pipih/kompres
yakni ikan yang bertubuh pipih atau dengan kata lain lebar tubuh jauh lebih
kecil dibanding tinggi tubuh dan panjang tubuh
·
Picak/depres
yakni ikan yang lebar tubuhnya jauh lebih besar dari tinggi tubuhnya
·
Cerutu/fusiform
yakni ikan dengan tinggi tubuh yang hampir sama dengan lebar dan panjang
tubuhnya beberapa kali ukuran tingginya
·
Ular/sidat
yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupaibelut atau ular
·
Tali/filiform
yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai tali
·
Pita/taeniform/flattedform
yakni ikan yang bentuk tubuhnya memanjang dan tipis menyerupai pita
·
Panah/sagittiform
yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai anak panah
·
Bola/globiform
yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai bola
·
Kotak/ostraciform
yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai kotak
b.Non-simetribilateral
Ikan yang non simetri bilateral diantaranya adalah ikan sebelah dan ikan lidah.
Ikan yang non simetri bilateral diantaranya adalah ikan sebelah dan ikan lidah.
2.
Bentuk Mulut Ikan
Ada
beberapa macam bentuk mulut ikan. Bentuk mulut ikan antara jenis ikan satu
dengan jenis ikan lainnya berbeda-beda tergantung pada jenis makanan yang dimakannya.
Secara umum ada empat jenis mulut ikan yaitu:
1. Bentuk seperti tabung (tube like)
2. Bentuk seperti paruh (beak like)
3. Bentuk seperti gergaji (saw like)
4. Bentuk seperti terompet
Mulut Dapat Disembul dan Tidak
Berdasarkan dapat tidaknya disembulkan, mulut ikan dibedakan menjadi 2, yakni:
1. Dapat disembulkan
2. Tidak dapat disembulkan
Posisi Mulut
Posisi mulut pada ikan juga bervariasi tergantung dimana letak habitat makanan yang akan dimakannya. Ada empat macam posisi mulut ikan yakni
1. Posisi terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung
2. Posisi sub terminal, yaitu mulut yang terletak dekat ujung hidung
3. Posisi superior, yaitu mulut yang terletak di atas hidung
1. Bentuk seperti tabung (tube like)
2. Bentuk seperti paruh (beak like)
3. Bentuk seperti gergaji (saw like)
4. Bentuk seperti terompet
Mulut Dapat Disembul dan Tidak
Berdasarkan dapat tidaknya disembulkan, mulut ikan dibedakan menjadi 2, yakni:
1. Dapat disembulkan
2. Tidak dapat disembulkan
Posisi Mulut
Posisi mulut pada ikan juga bervariasi tergantung dimana letak habitat makanan yang akan dimakannya. Ada empat macam posisi mulut ikan yakni
1. Posisi terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung
2. Posisi sub terminal, yaitu mulut yang terletak dekat ujung hidung
3. Posisi superior, yaitu mulut yang terletak di atas hidung
4. Posisi inferior, yaitu mulut yang terletak di bawah
hidung
3.Bentuk Sirip
Bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip dada,
sirip perut, sirip belakang (dubur) maupun sirip ekor beraneka ragam untuk
lebih jelasnya bisa diperhatikan sampai dengan. Dari semua sirip-sirip tersebut
yang lebih khas bentuknya dan terdapat pada berjenis-jenis ikan adalah sirip
ekor.
Bentuk-bentuk
utama sirip ekor (a) membulat, (b) bersegi, (c) sedikit cekung atau berlekuktunggal,
(d) bulan sabit, (e) bercagak, (f) meruncing, (g) lanset
Pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk sirip ekor, yakni:
·
Sirip ekor bercagak seperti pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan
tawes (Puntius javanicus), ikan bawal (Pampus sp), dan sebagainya.
·
Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp)
·
Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan tambakan (Helostoma temmincki)
·
Sirip ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan Scatophagus argus
·
Sirip ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame (Osphronemus
gouramy)
·
Sirip ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp)
·
Sirip ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan belut (Monopterus
albus)
·
Sirip ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp)
·
Sirip ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini ekor bagian atasnya lebih
panjang dibanding ekor bagian bawahnya seperti yang terdapat pada ikan atlantik
sturgeon (Acipencer oxyrhynchus)
·
Sirip ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor bagian bawah lebih
panjang dibanding ekor bagian atasnya seperti yang terdapat pada ikan caracas (Tylosurus
sp)
4. Bentuk Sisik.
Sisik ikan. Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat
memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai
bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu
Ø sisik ganoid merupakansisik besar
dan kasar,
Ø sisik sikloid dan stenoid merupakan
sisik yang kecil, tipis atau ringan
Ø sisikplacoid merupakan sisik yang lembut.
Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus
menerus
bergerak
pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut, sedangkan
ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus
pada kecepatan tinggi umumnya
mempunyai
tipe sisik yang kasar.
¨ Sisik sikloid berbentuk bulat, pinggiran
sisik halus dan rata sementara
¨ Sisik stenoid mempunyai bentuk seperti
sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar
Selain jenis sisik yang menjadi kriteria bagi
suatu jenis ikan tertentu, jumlah sisik ikan juga perlu
diperhatikan
(Gambar 2.7).
Jumlah sisik pada gurat sisi merupakan
jumlah pori-pori pada gurat sisi atau jika gurat sisi tidaksempurna atau tidak
ada, maka jumlah sisik yang dihitung adalah jumlah sisik yang biasa
ditempatigurat sisi atau disebut deretan sisik sepanjang sisi badan. Penghitungan
sisik ini dimulai dari sisikyang menyentuh tulang bahu hingga pangkal ekor.
·
Jumlah sisik melintang badan merupakan jumlah
baris sisik antara gurat sisi dan awal sirip punggung atau sirip punggung
pertama dan antara gurat sisi dan awal sirip dubur. Sisik yang terdapat di
depan awal sirip punggung dan sirip dubur dihitung ½.
·
Jumlah
sisik di depan sirip punggung meliputi semua sisik di pertengahan punggung
antara insang dan awal sirip punggung.
·
Jumlah
sisik di sekeliling batang ekor meliputi jumlah baris sisik yang melingkari
batang ekorpada bidang yang tersempit.
·
Jumlah
sisik di sekeliling dada merupakan jumlah sisik di depan sirip punggung yang
melingkari dada.
5.Linealateralis/Guratsisi
Kalau kita perhatikan morfologi ikan, kita eringkali mendapatkan ada semacam garis titik-titik pada ikan yang dikenal dengan istilah lineateralis (LL). Linealateralis adalah garis yang dibentuk oleh pori-pori, sehingga LL ini terdapat baik pada ikan yang bersisik maupun ikan yang tidak bersisik. Pada ikan yang tidak bersisik LL terbentuk oleh pori-pori yang terdapat pada kulitnya, sedangkan pada ikan yang bersisik LL terbentuk oleh sisik yang berpori. Pada umumnya ikan mempunyai satu buah garis LL, namun demikian adapula ikan yan mempunyai beberapa buah LL. LL ini berfungsi LL untuk mendeteksi keadaan linkungan, terutama kualitas air dan juga berperan dalam proses osmoregulasi.
Selain hal tersebut di atas, ikan seringkali mempunyai ciri-ciri khusus, dalam hal ini ada ikan yan mempunyai finlet, skut atau kil dengan definisi sebagai berikut.
•Finlet adalah sirip-sirip kecil yang terdapat di belakang sirip punggung
dan sirip belakang (dubur), contohnya akan kita dapati pada ikan kembung
(Rastrelliger sp)
• Skut adalah kelopak tebal
pada bagian perut atau bagian pangkal ekor ikan selar (Caranx_sp)
• Kil adalah rigi-rigi yang
puncaknya meruncing dan terdapat pada pada batang ekor, seperti yang terdapat
pada ikan tongkol
• Sirip lunak (adipose fin) adalah sirip tambahan berupa lapisan lemak yang ada di belakang sirip punggung atau sirip belakang seperti pada ikan jambal (Ketengus sp).
• Sirip lunak (adipose fin) adalah sirip tambahan berupa lapisan lemak yang ada di belakang sirip punggung atau sirip belakang seperti pada ikan jambal (Ketengus sp).
Adaptasi Ikan Terhadap Tekanan Hidrostatik Tinggi
Adaptasi morfologi
Ikan-ikan
yang hidup di laut yang tekanan hidrostatik tinggi atau fluktuatif harus
melakukan adaptasi morfologi agar dapat mengatur daya apung sehingga mampu
bertahan hidup. Gelembung
renang adalah salah satu jenis adaptasi morfologi ikan-ikan yang hidup di
perairan dengan tekanan hidrostatik yang tinggi. Marshall (1962) dalam
Hoar dan Randall (1970) mengatakan bahwa organ gelembung renang sangat
sering dijumpai pada ikan-ikan yang hdup dengan kedalaman kurang dari 200
m, jumlah ikan yang mempunyai gelembung renang tidak dijumpai pada kedalaman
1000 -2000 m. Tetapi pada kedalaman 2000 m ditemukan kembali ikan-ikan yang
mempunyai gelembung renang, terutama pada ikan-ikan yang hidup di
dasar. Nielsen dan Munk (1964) mengatakan bahwa gelembung renang
juga ditemukan pada ikan yang tertangkap di kedalaman 7000m.
Ikan teleostei yang hidup di air tawar umumnya
memiliki gelembung renang, kecuali beberapa jenis ikan yang hidup di
dasar. Ikan-ikan yang hidup di dasar tidak memiliki gelembung renang
karena mereka harus memerlukan berat tambahan agar bisa menetap di dasar
perairan. Sementara ikan-ikan pelagis yang berenang aktif umumnya
dilengkapi gelembung renang, sehingga dapat menghemat energi yang diperlukan
untuk mengatur daya apung.
Sedikitnya
ada tiga kecenderungan adaptasi morfologi ikan-ikan laut dalam, terutama
kelompok gass bladders (ikan yang mempunyai gelembung renang), yaitu:
1.Bertambahnya panjang rete mirabile yang merupakan tempat sekresi
gas, dimana sekresi gas akan berlangsung lebih efektif jika permukaan rete
mirabile semakin luas. Sebagai contoh, ikan-ikan yang hidup pada
zona ephipelagic biasanya memiliki panjang rete mirabile kurang dari 1
mm, ikan bagian atas mesopelagic 1-2 mm, ikan pada bagian bawah mesopelagic 3-7
mm dan ikan-ikan pada zona bathypelagic memiliki panjang rete mirabile 15-20
mm. Dengan demikian ada kecenderungan bahwa rete mirabile ikan
akan semakin panjang sesuai dengan bertambahnya kedalaman.
2.Ikan-ikan yang hidup dengan kedalaman yang konstan (tidak melakukan
migrasi vertikal) pada zona bathypelagic tidak memiliki gas bladder, otot-otot
dan kerangkanya menjadi lebih kecil sehingga dapat mengurangi bobot
tubuh. Sementara ikan-ikan yang hidup dekat permukaan air dan ikan yang
melakukan migrasi secara vertikal pada zona mesopelagic biasanya masih memiliki
gas bladder. Ikan yang melakukan migrasi vertikal secara cepat
dan berulang harus mampu melakukan absorpsi dan sekresi gas dalam gas
bladder secara cepat untuk mengimbangi perubahan tekanan hidrostatik yang
drastis.
3.Hiu benthic seperti Centrocymmus dan Etmopterus tidak
memiliki gas bladder, tetapi memiliki hati berukuran besar yang
mencapai 25% dari bobot total tubuhnya. Beberapa ordo
Protacanthopterygii, Stenopterygii, Cyclosquamata dan Scopelomorpha memiliki
katup yang terletah diantara gas bladder dengan lambung dan berguna
untuk menjaga agar gas tidak dapat keluar melalui mulut
Adaptasi fisiologi
Adaptasi
fisiologi ikan-ikan kelompok benthopelagic adalah dengan mengisi glass
bladder dengan lemak. Lemak memiliki sifat lebih ringan daripada air laut
maka ikan dapat memperoleh daya apung dari lemak tersebut. Hiu benthic
seperti Centrocymmus dan Etmopterus memiliki hati
berukuran besar, mencapai 25% dari bobot total tubuhnya. Selanjutnya hati
tersebut diisi lemak dengan kepadatan rendah, yang disebut squalene,
dalam jumlah yang besar. Pada kelompok Holochepalan yang hidup di laut
dalam, adaptasi terhadap tekanan yang tinggi dilakukan dengan mengurangi kadar
kapur dalam tulang dan memiliki squalene untuk mengatur daya
apung (Helfman et al, 1997).
Ikan-ikan
laut dalam biasanya memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi, lemak
berfungsi untuk menjaga daya apung dalam air. Asam lemak tak jenuh tidak
membeku pada suhu dingin sehingga fungsinya sebagai penjaga keseimbangan daya
apung tetap terjaga.
C.
ANATOMI PISCES
( IKAN )
Ada 10 sistem anatomi pada
tubuh ikan :
1. Sistem penutup tubuh (kulit) : antara lain
sisik, kelenjar racun, kelenjar lendir, dan sumber-sumber pewarnaan.
2. Sistem otot (urat daging): - penggerak
tubuh, sirip-sirip, insang
- organ listrik
- organ listrik
3. Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya
otot; pelindung organ-organ dalam dan penegak tubuh
4. Sistem pernapasan (respirasi): organnya
terutama insang; ada organ-organ tambahan
5. Sistem peredaran darah (sirkulasi) : -
organnya jantung dan sel-sel darah
mengedarkan O2, nutrisi, dsb
mengedarkan O2, nutrisi, dsb
6. Sistem pencernaan : organnya saluran
pencernaan dari mulut – anus
7. Sistem saraf : organnya otak dan
saraf-saraf tepi
8. Sistem hormon : kelenjar-kelenjar hormon;
untuk pertumbuhan, reproduksi, dsb
9. Sistem ekskresi dan osmoregulasi :
organnya terutama ginjal
10. Sistem reproduksi dan embriologi :
organnya gonad jantan dan betina
1.SISTEM PENUTUP TUBUH/KULIT
Kulit pada ikan terdiri dari 2 lapis yaitu:
- Epidermis; berada paling luar, tipis, selalu berganti
- Dermis; di bawah epidermis, lebih tebal, tempat terbentuknya sisik
- Epidermis; berada paling luar, tipis, selalu berganti
- Dermis; di bawah epidermis, lebih tebal, tempat terbentuknya sisik
Fungsi kulit :
·
Pembungkus/penutup
tubuh
·
Pertahanan
pertama terhadap penyakit dan parasit
·
Penyesuaian
terhadap kondisi lingkungan
·
Alat
ekskresi – osmoregulasi
·
Alat
pernafasan tambahan
Organ yang terdapat pada kulit : sisik, kelenjar lendir, kelenjar racun, sumber
pewarnaan ikan-ikan laut dalam.
Tipe-tipe sisik : sikloid, ktenoid, plakoid, ganoid, cesmoid.
Kelenjar lendir : mengeluarkan lendir
Fungsi lendir :
Tipe-tipe sisik : sikloid, ktenoid, plakoid, ganoid, cesmoid.
Kelenjar lendir : mengeluarkan lendir
Fungsi lendir :
·
Mencegah
gesekan badan dengan air, mempercepat gerakan
·
Mencegah
keluar-masuk air melalui kulit
·
Mencegah
infeksi
·
Menutup
luka
·
Mencegah
kekeringan (pada ikan paru-paru)
·
Membuat
sarang (pada spesies ikan tertentu).
Selain itu pada beberapa jenis ikan pun ada yang memiliki modifikasi kelenjar lendir yang menghasilkan racun : pada spesies-spesies tertentu letaknya berbeda-beda di sirip-sirip, fungsinya untuk pertahanan diri, menyerang, dan mencari makan.Sumber pewarnaan pada ikan : fungsi penyamaran, persembunyian, pemberitahuan, menghindar predator, menunggu mangsa, komunikasi dengan lawan jenis.
2.SISTEM URAT DAGING (OTOT)
Terdiri dari 3 jenis yaitu :
·
Bergaris
·
Polos
·
jantung
sistem kerjanya :
·
di
bawah rangsang saraf
·
tidak
di bawah rangsang saraf
Fungsinya : untuk pergerakan tubuh, sirip-sirip, rongga mulut, dan
organ-organ dalam.
Pada ikan ada modifikasi urat daging, menjadi organ listrik pada ± 250 spesies ikan terutama ikan-ikan laut, di daerah tropis dan sub-tropis. Fungsinya untuk pertahanan diri (voltase listrik yg dihasilkan tinggi) dan untuk mencari makan (voltase rendah).
Pada ikan ada modifikasi urat daging, menjadi organ listrik pada ± 250 spesies ikan terutama ikan-ikan laut, di daerah tropis dan sub-tropis. Fungsinya untuk pertahanan diri (voltase listrik yg dihasilkan tinggi) dan untuk mencari makan (voltase rendah).
3.SISTEM RANGKA (TULANG)
Fungsi rangka :
Fungsi rangka :
·
penegak
tubuh
·
tempat
melekatnya otot
·
pelindung
organ-organ dalam
·
membentuk
eritrosit
Berdasarkan strukturnya, rangka ikan ada 2 macam :
Berdasarkan strukturnya, rangka ikan ada 2 macam :
·
Rangka
tulang rawan, pada ikan-ikan Elasmobranchii (cucut dll)
·
Rangka
tulang benar, pada ikan-ikan Teleostei (pada umumnya ikan-ikan)
Berdasarkan letaknya tulang pada ikan di bagi menjadi: tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk.
Tulang-tulang penutup insang :
- operculum
- sub operculum – di bawah
- pre operculum – di depan
- interculum – diantara
Berdasarkan letaknya tulang pada ikan di bagi menjadi: tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk.
Tulang-tulang penutup insang :
- operculum
- sub operculum – di bawah
- pre operculum – di depan
- interculum – diantara
4.SISTEM PENCERNAAN
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan
melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah
diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem
peredaran darah.
Organ-organ : Saluran pencernaan terdiri dari (dari arah depan/anterior ke arah belakang/posterior)
Organ-organ : Saluran pencernaan terdiri dari (dari arah depan/anterior ke arah belakang/posterior)
berturut-turut
: hati, empedu, pankreasà lambung à esofagus
àmulut/rongga mulut ususà(pilorus dan pilorik saeka)
Organ-organ tambahan : kelenjar hati, kelenjar empedu, dan kelenjar pancreas
Organ-organ pelengkap : sungut, gigi, tapis insang.
Organ-organ tambahan : kelenjar hati, kelenjar empedu, dan kelenjar pancreas
Organ-organ pelengkap : sungut, gigi, tapis insang.
Menurut jenis makanannya, ikan tergolong menjadi
karnivor (makan ikan lain, kepiting, serangga, dsb), herbivor (makan plankton,
tanaman air, dsb), dan omnivor (makannya campuran).
Jenis makanan ikan dan cara makannya dapat diduga dari :
- Bentuk mulut, posisi mulut
- Tipe gigi
- Tulang-tulang tapis insang : rapat, panjang, halus
- perbandingan antara panjang usus dengan panjang tubuhnya
Jenis makanan ikan dan cara makannya dapat diduga dari :
- Bentuk mulut, posisi mulut
- Tipe gigi
- Tulang-tulang tapis insang : rapat, panjang, halus
- perbandingan antara panjang usus dengan panjang tubuhnya
Untuk
efektivitas sistem pencernaan, terdapat modifikasi-modifikasi pada lambung
(misalkan belanak) dan pada usus (misal pada ikan hiu).
Dengan mengetahui jenis makanan alami dan cara makannya, dapat diterapkan pada usaha budidaya ikan.
Dengan mengetahui jenis makanan alami dan cara makannya, dapat diterapkan pada usaha budidaya ikan.
5. SISTEM SIRKULASI (PEREDARAN DARAH)
Sistem sirkulasi adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut
enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2
dari dalam usus, kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh.
Organ-organ yang terlibat di dalamnya adalah: jantung, pembuluh nadi (aorta, arteri) dan pembuluh balik (vena), dan kapiler-kapiler darah.
Organ-organ yang terlibat di dalamnya adalah: jantung, pembuluh nadi (aorta, arteri) dan pembuluh balik (vena), dan kapiler-kapiler darah.
Bahan yang diedarkan : darah (plasma
darah dan butir-butir darah)
Jantung ikan :
- Fungsi : memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Beda jantung ikan dengan jantung hewan ada alat pacu jantung yg memungkinkan jantung terus berdenyut lain walaupun otak sudah rusak.
- Fungsi : memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Beda jantung ikan dengan jantung hewan ada alat pacu jantung yg memungkinkan jantung terus berdenyut lain walaupun otak sudah rusak.
- Bagian-bagian jantung :
• Atrium – berdinding tipis
• Ventrikal – berdinding tebal, sebagai pemompa darah
• Bulbus arteriosus.
• Atrium – berdinding tipis
• Ventrikal – berdinding tebal, sebagai pemompa darah
• Bulbus arteriosus.
Sebelum atrium, terdapat sinus venosus (SV) yang mengumpulkan darah berkadar CO2 tinggi, berasal dari organ-organ tertentu. Darah dari SV masuk ke dalam atrium melalui katup sinuautrial, dari atrium darah masuk ke dalam ventricle melalui katup atrioventricular. Dari ventrikel darah ditekan dengan daya pompa padanya, menuju ke arah aorta ventralis, menuju ke insang. Di insang terjadi pertukaran O2 dengan CO2 (pada sistem pernafasan) dan seterusnya darah dengan kandungan O2 tinggi diedarkan ke daerah kepala, ke bagian dorsal, ke ventral, dan ekor lalu kembali ke jantung dan seterusnya.
6.SISTEM
PERNAFASAN
Ikan hanya dapat hidup di air dan mempunyai alat pernapasan yang khusus.
Ikan bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kanan dan kiri kepalanya.Insang
berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian
terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat
dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen,
dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen
terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan O2
berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati
seperti ikan mas, ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan
insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran
ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang
merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga
merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan
Oksigen sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan oksigen. Contoh ikan
yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan
cadangan oksigen, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang
terletak di dekat punggung.
Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan
ekspirasi. Pada fase inspirasi, oksigen dari air masuk ke dalam insang kemudian
oksgen diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang
membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02 yang dibawa oleh darah dari
jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.
Pernafasan ikan berlangsung 2 tahap:
1. Tahap I (Tahap Pemasukan) :
pada tahap ini mulut ikan membuka dan tutup insang menutup sehingga air masuk
rongga mulut, kemudian menuju lembaran insang, disinilah oksigen yang larut
dalam air diambil oleh darah, selain itu darah juga melepaskan karbondioksida
dan uap air.
2. Tahap II (Tahap Pengeluaran) :
mulut menutup dan tutup insang membuka sehingga air dari rongga mulut mengalir
keluar melalui insang. Air yang dikeluarkan ini telah bercmpur dengan CO2 dan
uap air yang dilepaskan darah.
Ikan juga mempuyai gelembung renang yang berfungsi untuk :
1. menyimpan oksigen’
2. membantu gerakan ikan naik turun.
Ikan juga mempuyai gelembung renang yang berfungsi untuk :
1. menyimpan oksigen’
2. membantu gerakan ikan naik turun.
Organ-organ pernafasan :
- organ yang terutama adalah insang untuk mengambil O2 dari perairan,
- organ tambahan mengambil O2 dari udara;paru-paru, labirin, dsb
pada embrio dan larva,organ pernafasan pisces adalah kulit dan kantung kuning telur.
- organ yang terutama adalah insang untuk mengambil O2 dari perairan,
- organ tambahan mengambil O2 dari udara;paru-paru, labirin, dsb
pada embrio dan larva,organ pernafasan pisces adalah kulit dan kantung kuning telur.
Insang dan bagian-bagiannya :
- tulang lengkung insang
- tulang tapis insang
- daun insang
Fungsi bagian-bagian insang :
1. Tulang lengkung insang sebagai tempat melakeatnya tulang tapis insang dan daun insang, mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf
2. Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah keluarnya organisme makanan melalui celah insang
3. Daun insang, berfungsi sebagai dalam sistem pernafasan dan peredaran darah, tempat terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2.
- tulang lengkung insang
- tulang tapis insang
- daun insang
Fungsi bagian-bagian insang :
1. Tulang lengkung insang sebagai tempat melakeatnya tulang tapis insang dan daun insang, mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf
2. Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah keluarnya organisme makanan melalui celah insang
3. Daun insang, berfungsi sebagai dalam sistem pernafasan dan peredaran darah, tempat terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2.
Hal-hal yang berkaitan dengan sistem pernafasan :
1. Perairan harus mengandung O2 cukup banyak
2. Bila perairan kurang O2: Ikan akan menuju permukaan, menuju tempat, pemasukan air, menuju tempat air yg berarus.
1. Perairan harus mengandung O2 cukup banyak
2. Bila perairan kurang O2: Ikan akan menuju permukaan, menuju tempat, pemasukan air, menuju tempat air yg berarus.
3.Daun insang harus dalam keadaan lembab.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan ikan akan O2:
1. ukuran dan umur (standia hidup) : ikan-ikan kecil membutuhkan O2 lebih banyak
2. aktivitas ikan : yang aktif berenang perlu O2 lebih banyak
3. Jenis kelamin : ikan betina membutuhkan O2 lebih banyak
4. Stadia reproduksi
1. ukuran dan umur (standia hidup) : ikan-ikan kecil membutuhkan O2 lebih banyak
2. aktivitas ikan : yang aktif berenang perlu O2 lebih banyak
3. Jenis kelamin : ikan betina membutuhkan O2 lebih banyak
4. Stadia reproduksi
7 dan 8 SISTEM SARAF DAN HORMON
Kedua sistem ini dapat dikatakan sebagai sistem koordinasi untuk
mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan dan perubahan status kehidupan
(reproduksi dsb). Perubahan lingkungan akan diinformasikan ke sistem saraf ,
saraf akan merangsang kelenjar endokrin
hormon untuk mengeluarkan hormon-hormon yang dibutuhkan organ target dan aktivitas metabolisme jaringan-jaringan.
Sistem saraf terdiri dari :
- sistem cerebro spinal :
• sistem saraf pusat : otak dan tulang punggung
• sistem saraf tepi
- sistem otonomi : simpati dan parasimpati
- organ-organ khusus : hidung, telinga, mata, LL
Keistimewaan mendeteksi kondisiàsistem saraf pada ikan : sistem saraf pada LL lingkungan (pH, suhu, dsb) karena mengandung ujung-ujung sel saraf dan sel darah.
- sistem cerebro spinal :
• sistem saraf pusat : otak dan tulang punggung
• sistem saraf tepi
- sistem otonomi : simpati dan parasimpati
- organ-organ khusus : hidung, telinga, mata, LL
Keistimewaan mendeteksi kondisiàsistem saraf pada ikan : sistem saraf pada LL lingkungan (pH, suhu, dsb) karena mengandung ujung-ujung sel saraf dan sel darah.
Sistem Hormon : Hormon dihasilkan oleh
kelenjar-kelenjar hormon a.l hormon pertumbuhan, hormon reproduksi, hormon
ekskresi dan osmoregulasi.
Menurut hasil kelenjar hormon :
- endo hormon : yang bekerja di dalam tubuh, seperti hormon-hormon di atas
- ekto hormon : yang bekerja di luar tubuh, seperti fenomen : merangsang jenis kelamin lain mendekat untuk berpijah.
Menurut hasil kelenjar hormon :
- endo hormon : yang bekerja di dalam tubuh, seperti hormon-hormon di atas
- ekto hormon : yang bekerja di luar tubuh, seperti fenomen : merangsang jenis kelamin lain mendekat untuk berpijah.
9. SISTEM EKSKRESI DAN OSMOREGULASI
Sistem Ekskresi : sistem pembuangan proses metabolisme tubuh (berupa gas, cairan, dan padatan) melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan).
Sistem Ekskresi : sistem pembuangan proses metabolisme tubuh (berupa gas, cairan, dan padatan) melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan).
Ikan
mempunyai system ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran yang
disebut urogenital. Lubang
urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan saluran kelamin
yang berada tepat dibelakang anus. Ginjal pada ikan yang hidup di air tawar
Dilengkapi sejumlah
glomelurus yang jumlahnya lebih banyak. Sedangkan ikan yang hidup di air laut
memiliki sedikit glomelurus sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme
berjalan lambat.
Sistem Osmoregulasi : sistem
pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh (air dan darah) dengan
tekanan osmotik habitat (perairan).
Organ-organ dalam sistem ekskresi : kulit, saluran
pencernaan, dan ginjal.
Organ-organ
sistem osmoregulasi : kulit, ginjal, insang, lapisan tipis mulut.
Ginjal : teletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang
punggung dan aorta dorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang.
FungsiGinjal: :
1. menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuh diedarkan lagi melalui darah
2. mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh
Tekanan osmotik cairan tubuh berbeda antara ikan-ikan bertulang benar (teleostei) yang hidup di laut dengan yang hidup di perairan tawar, demikian juga dengan ikan-ikan bertulang rawan (Elasmobranchii), sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda, demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.
FungsiGinjal: :
1. menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuh diedarkan lagi melalui darah
2. mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh
Tekanan osmotik cairan tubuh berbeda antara ikan-ikan bertulang benar (teleostei) yang hidup di laut dengan yang hidup di perairan tawar, demikian juga dengan ikan-ikan bertulang rawan (Elasmobranchii), sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda, demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.
10. SISTEM REPRODUKSI DAN EMBRIOLOGI
Sistem reproduksi adalah sistem untuk mempertahankan/melestarikan spesies dengan menghasilkan keturunan yang fertil. Embriologi adalah urutan proses perkembangan dari zygot (hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma) sampai menjadi anak ikan.
Organ-organ reproduksi :
Organ kelamin (gonad) : menghasilkan sel-sel kelamin (gamet).
Organ kelamin (gonad) : menghasilkan sel-sel kelamin (gamet).
Gonad jantan : testes,
biasanya sepasang, kiri dan kanan.
Gonad betina : ovari/ovarium
Tipe reproduksi :
Berdasarkan organ kelaminnya maka di bagi menjadi 3 macam
Berdasarkan organ kelaminnya maka di bagi menjadi 3 macam
1. Biseksual (individu betina
terpisah dari individu jantan)
2. Hermafrodit (sel kelamin jantan dan betina terdapat pada satu individu)
macam
3. Partenogenesis dan ginogenesis
2. Hermafrodit (sel kelamin jantan dan betina terdapat pada satu individu)
macam
3. Partenogenesis dan ginogenesis
Berdasarkan proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa maka dapat
dibedakan menjadi :
1. Eksternal (ovivar) : pembuahan di luar tubuh betina, perkembangan embrio
di luar tubuh betina, jumlah telur ratusan s.d ribuan
2. Internal
a. vivipar : pembuahan di dalam tubuh betina, embrio mendapatkan sari makanan dari induk11 sampai menetas
b. ovovivipar : embrio mendapat sari makanan dari kuning telur
perlu organ penyalur spermatozoa.
contohnya: - gonopodium (ikan seribu)
- clasper (cucut)
2. Internal
a. vivipar : pembuahan di dalam tubuh betina, embrio mendapatkan sari makanan dari induk11 sampai menetas
b. ovovivipar : embrio mendapat sari makanan dari kuning telur
perlu organ penyalur spermatozoa.
contohnya: - gonopodium (ikan seribu)
- clasper (cucut)
Ciri kelamin
1. Primer (gonad dan saluran yang terlibat langsung dalam proses reproduksi)
- jantan : organnya testes dengan salurannya vas deferens
- betina : organnya ovarium dengan salurannya oviduct
baru diketahui setelah dilakukan pembedahan
2. Sekunder (terlihat dari luar, tidak terlibat langsung dalam reproduksi)
- bentuk/ukuran (dimorfisme)
badan, kepala, ukuran sirip, adanya genital papila, ovopositor
- warna (dikromatisme)
jantan : cerah, warna-warni
betina : sederhana, hanya satu warna
- tingkah laku
jantan : agresif, lincah, membuat sarang
betina : tenang, menunggu sarang selesai.
1. Primer (gonad dan saluran yang terlibat langsung dalam proses reproduksi)
- jantan : organnya testes dengan salurannya vas deferens
- betina : organnya ovarium dengan salurannya oviduct
baru diketahui setelah dilakukan pembedahan
2. Sekunder (terlihat dari luar, tidak terlibat langsung dalam reproduksi)
- bentuk/ukuran (dimorfisme)
badan, kepala, ukuran sirip, adanya genital papila, ovopositor
- warna (dikromatisme)
jantan : cerah, warna-warni
betina : sederhana, hanya satu warna
- tingkah laku
jantan : agresif, lincah, membuat sarang
betina : tenang, menunggu sarang selesai.
DAFTAR
PUSTAKA
Arieusni.2009. (online) pada http://anatomi ikan
mas.blogspot.com/2008/03/sistem- pernafasan- ikan.html Kamis 20 Oktober 2009
Bond, C. E.
1979. Biology of Fishes. Philadelphia:
W. B. Saunders Company
Djuhanda, Tatang. 1983.
Analisis Struktur Vertebrata. Bandung:
Armico
1984.
Analisis Struktur Vertebrata Jild 2. Bandung: Armico
http://bp0.blogger.com/_K6JWePGV7ps/RwdJ4Vn2WuI/AAAAAAAAAEY/s0- yQ0Uhz54/s1600-h/033+Internal+anatomy+of+a+bony+fish.jpg
(online) pada Kamis 20 Oktober 2009
http://visual.merriam-webster.com/animal-kingdom/fishes/bony-fish/anatomy-perch.php (online) pada Kamis 20
Oktober 2009
Masbadar. 2009. (online) pada http://www.seaworld.org/Animal-info/info-books/sharks-&-rays/images/il-shark-anatomy.jpg.
Kamis 20
Oktober 2009
0 komentar:
Posting Komentar