Prosedur
pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam
sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak
secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu
menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorpsi,
partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion
dinamakan kromatografi sehingga masing-masing zat dapat diidentifikasi atau
ditetapkan dengan metode analitik (Anonim, 1995).
Pada dasarnya,
teknik kromatografi ini membutuhkan zat terlarut terdistribusi di antara dua
fase, satu diantaranya diam (fase diam), yang lainnya bergerak (fase gerak).
Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat
terlarut lainnya yang tereluasi lebih awal atau lebih akhir. Umumnya zat
terlarut dibawa melewati media pemisah oleh cairan atau gas yang disebut eluen.
Fase diam dapat bertindak sebagai zat penyerap atau dapat betindak melarutkan
zat terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak (Anonim,
1995).
Pada kromatografi kertas sebagai
penyerap digunakan sehelai kertas dengan susunan serabut dan tebal yang sesuai.
Pemisahan kromatografi dapat berlangsung menggunakan fase cair tunggal dengan
proses yang sama dengan kromatografi adsorpsi dalam kolom. Oleh karena
kandungan air pada kertas, atau inhibisi selektif dari komponen hidrofilik fase
cair oleh serat kertasnya, dapat dianggap sebagai fase diam, maka mekanisme partisi
beperan penting dalam pemisahan (Anonim, 1995).
Susunan serat
kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat untuk
mengalirkannya fase bergerak. Berbagai macam tempat kertas secara komersil
tersedia adalah whatman 1, 2, 31 dan 3 MM. Kertas asam asetil, kertas
kieselguhr, kertas silikon dan kertas penukar ion juga digunakan. Kertas asam
asetil dapat digunakan untuk zat – zat hidrofobik. Untuk memilih kertas yang
menjadi pertimbangan adalah tinggkat kesempurnaan pemisahan, difusitas pembentukan
spot, efek tailing dan pembentuk komet serta laju pergerakan untuk teknik
descending ( Khopkar, 2002 ).
Kromatogram
dibuat dengan menotolkan larutan uji, larutan baku pembanding, dan suatu
campuran uji dan baku pebaning dalam jumlah yang kurang lebih sama pada
penyerap, dalam satu garis lurus sejajar dengan tepi lempeng atau kertas. Jika
zat uji yang diidentifikasi dan baku pembanding itu sama, terdapat kesesuaian
dalam warna dan harga Rf pada semua kromatogram, dan kromatogram dari campuran
menghasilkan bercak tunggal, yaitu harga Rr adalah 1,0 (Anonim, 1995).
Penetapan letak
bercak yang dihailkan kromatografi kertas atau lapis tipis letaknya dapat
ditetapkan dengan: (1) pengamatan langsung jika senyawa tampak pada cahaya
biasa, cahaya ultra violet gelombang pendek (254 nm) atau gelombang panjang
(366 nm), (2) pengamatan dengan cahaya biasa atau ultra violet setelah
disemprot dengan pereaksi yang membuat bercak tersebut tampak, (3) menggunakan
pencacah Geiger-Muller atau teknik autoradiografi, jika terdapat zat
radioaktif, (4) menempatan potongan penyerap dan zat pada media pembiakan yang
telah ditanami untuk meihat hasil stimulasi atau hambatan pertumbuhan bakteri
(Anonim, 1995).
Penyimpangan
harga Rr, Rf, atau t, yang diukur untuk zat uji dari harga yang diperoleh untuk
baku pembanding dan campuran tidak boleh melampaui taksiran keandaln yang
ditentukan secara statistik dari penetapan kadar baku pembanding secara
berulang. Perbedaan harga Rf, bila kromatogram dikembangkan searah serat
kertas, dibandingkan dengan yang dikembangkan dengan arah tegak lurus terhadap
serat ketas. Oleh karen itu, dalam suatu seri kromatogram, arah perambatan
pelarut harus dipertahankan tetap terhadap arah serat kertas (Anonim, 1995).
Pada
kromatografi menurun, pada fase gerak dibiarkan merabat turun pada kertas.
Kertas tersebut digantung dalam bejana menggunakan bahan antisifon yang menahan
ujung atas kertas di dalam bak pelarut. Dasar bejana digenangi dengan sistem
pelarut yang telah ditetapkan (Anonim, 1995). Pada kromatografi kertas yang
menaik, kertas itu digantung dari atas ruangan agar kertas tersebut tercelup ke
dalam larutan yang ada di dasar ruangan, dan pelarut akan merangkak naik di
seluruh bagian kertas secara perlahan-lahan akibat kapilaritas. Pada bentuk
yang menurun, kertas dikaitkan pada sebuah cawan yang mengandung pelarut yang
terletak diatas ruangan, dan pelarut bergerak ke bawah karena adanya
kapilaritas yang dibantu gravitasi. Pada kasus yang sukses, zat terlarut dari
campuran yang asli akan bergerak di sepanjang kertas dengan kecepatan yang
berbeda-beda, membentuk sederetan noda yang terpisah. Jika senyawa tersebut
berwarna, tentu saja noda tersebut dapat terlihat. Jika tidak, noda-noda
tersebut harus ditemukan dengan cara lain. Beberapa senyawa berpendar, dalam
kasus ini noda-noda bersinar dapat dilihat pada saat kertas diletakkan di bawah
lampu ultraviolet (Underwood, 1999).
0 komentar:
Posting Komentar